Daftar isi kata pengantar I daftar isi II pendahuluan 1 I : memahami hakekat disiplin


Disiplin Terhadap Kewajiban Agama



Yüklə 0,58 Mb.
səhifə8/12
tarix15.01.2019
ölçüsü0,58 Mb.
#96944
1   ...   4   5   6   7   8   9   10   11   12

Disiplin Terhadap Kewajiban Agama

Menurut penulis disiplin yang utama adalah disiplin terhadap kewajiban beragama. Sebagai orang beriman kita diwajibkan untuk mendisiplinkan diri dengan cara melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangannya. Contohnya yang paling sederhana adalah disiplin dalam melaksanakan berdoa setiap hari bukan karena waktu makan dalam sehari tiga kali makan tetapi atas kesadaran kita kepada Allah dinamapun kita berada ada, karena ini sebagai kewajiban kita kepada Allah seperti anak kecil baru belajar sesuatu yang terus bertanya kepada orang yang terdekat dengannya.

Kita tahu bahwa di dalam agama persyaratan wajib bersyukur kepada Allah pencipta merupakan kesadaran manusia yang makhluk yang namanya mulia di hadapan penciptanya, karena memiliki akal budi yang tinggi dibanding penciptaan makhluk lainnya di bumi. Artinya ada hubungan yang paling dekat keberadaan manusia dengan Allah dalam berkomunikasi setiap hari, sebab bumi dan segala isinya adalah kepunyaan Allah, karena Allah telah mengijikan kepada manusia boleh melakukan segala aktivitas yang ada di atas bumi asal manusia harus tahu tentang hak dan kewajibannya sebagai makhluk ciptaan Allah.

Ibadah adalah dimensi religius yang membentuk pribadi yang penuh disiplin. Dengan sholat lima waktu, seorang muslim bukan saja bisa memiliki disiplin waktu tetapi juga mampu mendisiplinkan diri dalam berkomunikasi dengan Tuhannya. Bukankah sholat adalah media komunikasi antara manusia dengan Allah?

Dari aspek sholat pula umat Islam kemudian memperoleh disiplin yang lain seperti disiplin mandi, bangun pagi, berdoa, dan sebagainya. Kesemuanya itu merupakan aspek keagamaan yang saling berkait. Islam menjunjung tinggi kebersihan baik kebersihan lahir maupun batin. Dan mandi adalah salah satu pendukung kebersihan tersebut.

Berdoa juga merupakan anjuran karena Allah aka memberi cap pada umat-Nya sebagai manusia yang sombong, jika tidak mau berdoa kepada-Nya. Bermohonlah kepada-Ku kata Allah niscaya akan Aku kabulkan. Syarat terkabulnya doa adalal menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya.

Agama mengajarkan manusia berbagai aspek kedisiplinan yang akan berguna bagi manusia itu sendiri. Agama itu sendiri artinya teratur dan Tuhan menyukai segala sesuatu yang serba teratur. Dunia ini diciptakan Allah dengan keteraturar karena Allah adalah Dzat Yang Maha Disiplin.

Manusia mempunyai kewajiban untuk bertekun kepada Allah. Ketekunan berarti lebih daripada daya tahan. Hidup seorang percaya ada di tangan Allah, seperti busur dan anak panah di tangan seorang pemanah. Allah membidik sasaran tertentu yang tidak dilihat oleh orang tersebut, Ia harus merentangkan dan menegangkan, dan sebentar-sebentar orang percaya itu mengeluh. “ Aku tidak sanggup lagi menanggungnya.” Namun Allah tidak menghiraukannya. Dia terus merentangkan sampai sasaran-Nya terlihat lalu dilepaskan-Nya anak panah itu. Percaya diri kita di tangan Allah. Adakah sesuatu dalam hidup kita yang membutuhkan ketekunan sekarang? pertahankan hubungan yang akrab dengan Allah melalui ketekunan iman. Berserulah seperti Ayub, walaupun dia membutuhkan, namun aku akan percaya kepada-Nya (Ayub 13 : 5).

Iman bukanlah perasaan lemah dan ibah diri, melainkan keyakinan yang kuat dan bersemangat yang dibangun berdasarkan kenyataan bahwa Allah itu kasih yang suci. Dan walaupun kita tidak dapat melihat-Nya sekarang dan tidak dapat memahami hal yang sedang dilakukan-Nya, tetapi kita mengenal Dia. Bencana terjadi dalam hidup kita bila kita tidak meyakini bahwa Allah itu kasih yang suci. Iman adalah menyerahkan diri dengan penuh keyakinan kepada Allah.

Allah memberikan semua milik-Nya dalam Yesus Kristus untuk menyelamatkan kita, dan sekarang Dia ingin kita memberikan semua yang kita miliki dengan yakin sepenuhnya kepada-Nya. Ada segi-segi dalam hidup kita yang di dalamnya iman belum bekerja segi-segi yang belum disentuh oleh kehidupan Allah. Dalam kehidupan Yesus Kristus tidak ada segi-segi seperti itu, dan seharusnya demikian pula dalam hidup kita. Yesus berdoa “Inilah hidup yang kekal, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau… “ (Yohanes 17 : 3). Arti sesungguhnya dari hidup kekal ialah hidup yang mampu menghadapi apa pun yang harus di hadapi tanpa bimbang. Jika kita mau menerima pandangan ini, hidup kita menjadi luar biasa. Allah sedang mendisiplinkan kita untuk mengantar kita memasuki pusat kuasa ini.




  1. Disiplin Terhadap Aturan dan Undang-undang

Sebagai warga negara yang baik kita diwajibkan untuk disiplin terhadap aturan dan Undang-undang negara kita. Kita wajib taat dan patuh kepada aturan dan Undang-undang karena duanya dibuat untuk memberikan aspek keteraturar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Negara akan tertib dan teratur jika seluruh warga negara tunduk dan patuh pada undang-_undang negara ini.

Ada banyak aturan dan undang-undang yang dibentuk negara yang kita kenal selama ini. Ada Undang-undang Dasar 1945, Peraturan Pemerintah, Peraturan Pemerintah Pengganti Udang-undang, Tap MPR, Keputusan Presiden, Peraturan daerah, KUHP dan lain-lain. Sudah menjadi kewajiban kita semua tak tunduk dan patuh terhadapnya.

Masing-masing memiliki fungsi sendiri-sendiri, tetapi semuanya bertemu di satu muara yakni kedisiplinan. semua jenis Undang-undang tersebut dibuat agar warga negara bisa hidup teratur dan tertib, adil dan sejahtera. Karena hanya dengan keteraturan dan ketertiban pembangunan negara bisa berlangsung dengan aman dan lancar.

Untuk membuat efek jera dan memberi hukuman yang setimpal disusunlah Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan perdata (KUHP +KUH Perdata). Ada aparat penegak hukum yang terdiri dari polisi, jaksa dan hakim. Warga negara yang melakukan pelanggaran terhadap pasal-pasal yang terdapat di dalamnya akan terancam dengan hukuman yang disesuaikan dengan kadar kesalahannya.

Pernahkah kita membayangkan sebuah negara tanpa polisi, jaksa dan hakim? Mungkin saja ada tapi adanya mungkin sana nun jauh di negeri antah berantah. Undang-undang dibuat, karena kelemahan manusia sendiri yang tidak selalu bisa menahan dirinya untuk berbuat kejahatan.

Koruptor bebas berkeliaran, pencuri leluasa menjalan aksinya, tindak kriminalitas menjamah seluruh aspek kehidupan Negara akan menjadi neraka terbesar di dunia karena para pelaku aksi kejahatan bisa lenggang kangkung disebabkan ketiada aparat penegak hukum dan aturan hukum yang mengayomi warga negaranya. Semua orang akan berlomba-lomba menjadi penjebat karena tidak ada hukum yang bisa menyentuhnya.

Inikah negara yang kita impikan? Ketidakdisiplinan sama artinya dengan membiarkan kebiadaban dan kebarbaran mencapai puncak kekejamanannya. Karena itu seluruh warga negena wajib dipaksa berdisiplin dengan cara patuh dan tunduk pada aturan dan undang-undang.

Undang-undang penghakiman yang tidak berubah. “ Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Matius 7 : 2). Pernyataan ini bukanlah sekedar teori, melainkan hukuman Allah yang kekal. Penilaian apa pun yang kita berikan akan dipakai untuk menilai kita kembali, dan tidak seperti Undang-undang atau pun ukuran hukum lain di dipakai dunia.

Ada perbedaan antara balas dendam dan jasa. Yesus berkata bahwa dasar kehidupan adalah balas jasa, ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukur kepadamu. Cara kita membayar merupakan cara yang digunakan kehidupan untuk membayar kembali kepada kita. Hukum abadi ini berlaku dari takhta Allah turun kepada kita (lihat mazmur 18 : 26-27).

Roma 2 : 1 menerapkannya bahkan dalam cara yang lebih tegas dengan menyatakan bahwa orang yang mengecam orang lain, dia justru bersalah dalam hal yang dikencamnya. Allah tidak hanya memandang pada tindakan itu sendiri, tetapi juga pada kemungkinan melakukannya, yang dilihat-Nya dengan memeriksa hati kita. Sebagai awal, kita tidak mempercayai pernyataan-pernyataan Alkitab. Misalnya sungguhkah kita mempercayai pernyataan yang menyebutkan bahwa kita mengecam orang lain, mengenai hal-hal yang kita sendiri juga bersalah di dalamnya? Kita melihat kekurangan orang lain karena itu ada di dalam hati kita sendiri. Sifat khas terbesar dari seorang kudus ialah kerendahan hati, seperti dibuktikan oleh kesanggupan untuk berkata dengan jujur dan rendah hati.

Yesus bersabda “ jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi” (Matius 7 : 1). Jika kamu menghakimi, maka kamu akan dihakimi tepat dengan cara yang sama, siapakah di antara kita yang berani berdiri di hadapan Allah dan berkata “ Allahku, akimilah aku seperti aku telah menghakimi orang lain? Kita telah menghakimi orang lain sebagai para pemberontak, maka Allah akan menghakimi kita dengan cara yang sama, kita akan di hukum ke neraka. Undang-undang Allah di langgar siapapun tidak ada tawar-menawar atau main sokong untuk lepas dari hukuman-Nya seperti hukum yang ada di Indonesia. Kecuali atas dasar penebusan yang ajaib oleh salib Kristus.





  1. Disiplin Waktu

Setiap kali kita bicara tentang disiplin, selalu terbayang di pelupuk mata kita tentang waktu. Disiplin sering kita identikkan dengan ketepatan waktu, pada hal itu tidak benar. Tapi bicara tentang disiplin tidak enak rasanya jika tidak menyangkut-pautkannya dengan waktu. sebab, pada hakekatnya, seluruh aspek kehidupan tidak lepas dari masalah waktu.

Kehidupan adalah waktu juga sejatinya. Masa lalu, masa kini dan masa depan adalah perjalanan waktu yang mengiringi langkah kaki manusia menapaki hidupnya. Orang semakin gandrung pada waktu, sehingga penulis sendiri merasa tertantang untuk mendalami masalah waktu. Waktu begitu menggoda manusia.

Waktu bisa membuat manusia bahagia dan waktu pula yang menyebabkan manusia sengsara. Seseorang bisa sukses jika ia memberikan apresiasi yang tinggi terhadap waktunya. Setiap detik diperhitungkan dengan seksama sehingga tidak ada waktu yang terbuang dalam hidupnya. Disiplin waktu akan mengantarkan manusia meraih impiannya.

Betapa pentingnya disiplin waktu sehingga banyak istilah populer tentangnya. Ada istilah waktu adalah uang, waktu ibarat mata pedang dan ada pula yang mengatakan bahwa waktu adalah dimensi ketiga kehidupan. Saat ini waktu sudah menjadi komoditas yang mahal harganya, tak kalah mahalnya dengan emas dan berlian.

Tentang mahalnya waktu bisa kita lihat di bursa saham. Dalam hitungan menit bahkan detik, sebuah saham bisa naik atau turun dengan drastis. Di bursa saham itu para pialang saham bisa kaya dalam sekejab mata atau mati mendadak gara-gara sahamnya anjlok serendah-rendahnya dalam hitungan menit.

Seorang prajurit harus benar-benar mampu memperhitungkan waktunya dengan tepat, kapan harus menyerang dan kapan harus mundur. Sedetik saja kalah cepat membidik nyawa bisa melayang ke alam kubur. Seorang nelayan harus hapal benar kapan waktunya harus melaut dan kapan harus minggir ke pantai.

Ada seorang mahasiswa yang gagal menjadi wartawan gara-gara terlambat lima belas menit dari waktu yang ditentukan untuk mengikuti tes terakhir di sebuah penerbitan terkenal. Sambil merengek-rengek ia minta diberi kesempatan sekali, namun petugas tetap menolak permintannya. "Bagaimana mungkin Anda akan menjadi wartawan profesional jika Anda tidak punya apresiasi yang tinggi terhadap waktu," ujar petugas tersebut.

Contoh yang lain adalah masa pemilihan Presiden. Pendaftaran pemilih ditetapkan sejak pukul tujuh pagi, hingga pukul satu siang. Di luar waktu itu dianggap tidak mendaftarkan diri dan ditolak. Seorang pemilih yang ngotot minta diperbolehkan memilih ketika jam dinding menunjukkan angka siang terpaksa harus berurusan dengan bagian keamanan.

Hidup ini sangat berharga. Waktu manusia untuk hidup di dunia ini terbatas maksimal usia manusia mencapai 70 tahun, jika lebih kuat bisa mencapai 80 tahun (Mazmur 90 : 10). Dengan demikian kita bisa hitung detik, menit, jam, hari, minggu, bulan dan tahun dikalikan dengan pencapaian usia seseorang akan bisa kita ketemu angka pencapaian usia seseorang di dunia dibanding setelah meninggal dunia tinggal berapa lama seseorang di dunia sulit diprediksi, kecuali tunggu waktu untuk pengandilan akhirat tidak ada manusia yang tahu kecuali Allah sendiri mengetahui akhir jaman dunia ini. Semua ajaran agama di dunia ini mengakui hal ini kecuali mereka yang tidak memeluk agama, mereka merasa dunia ini abadi dogtrinnya.




  1. Disiplin Perencanaan

Bukan hanya waktu, untuk meraih sukses kita harus memiliki disiplin perencanaan. Perencanaan yang baik akan memberikan efek positif terhadap pekerjaan yang kita tekuni. Perencanaan menjadi salah satu unsur terpenting di dalam perusahaan. Sukses tidaknya seseorang atau perusahaan biasanya ditentukan oleh perencanaan.

Hidup bukan hanya soal waktu, tetapi tentang bagaimana upaya kita merencanakan kehidupan itu sendiri. Hidup seperti apa yang kita inginkan, apa yang menjadi cita-cita kita. Cita-cita itu sendiri berarti suatu perencanaan. Kita punya cita-cita artinya kita sedang merencanakan sesuatu. Bukan cita-cita namanya jika belum direncanakan.

Semestinya sejak kecil kita sudah terbiasa untuk memiliki disiplin perencanaan. Sernua aspek kehidupan hendaknya kita rencanakan dengan baik. Perencanaan itu ibaratnya koridor, jalan yang seharusnya kita lalui. Mungkin saja kehidupan kita selanjutnya tidak sesuai dengan rencana tapi setidaknya kita sudah punya arah. Andai ada penyimpangan agaknya tidak akan terlalu jauh dibanding bila tanpa perencanaan sama sekali.

Setiap orang harus punya rencana. Seorang penulis harus punya rencana sebulan atau setahun ke depan tentang tema tulisannya. Bulan-bulan Juni dan Juli sudah direncanakan menulis tentang dunia pendidikan karena pada bulan itu diadakan pendaftaran siswa baru. Bulan Agustus menulis tentang semangat kepahlawan karena pada bulan Agustus ada perayaan ulang tahun kemerdekaan.

Seorang wartawan tidak boleh melupakan notes untuk mencatat rencana apa saja yang akan dilakukan hari itu. Misalnya, jam 8 makan bersama Bupati, jam 12 siang mengikuti sidang paripurna ke dewan. Jam 13:30 meluncur ke kantor polisi siapa tahu ada berita criminal siang itu. Jam 5 sore semua tulisan harus dikirim ke redaksi. Dan jam 8 malam asyik bermain dengan kawan-kawannya di warung lesehan seperti biasanya.

Hidup ini dengan rencana jauh lebih efektif dibandingkan sebaliknya. Andai seorang penulis tidak punya rencana apa yang seharusnya ditulis, pasti mengalami kesulitan hanya untuk mencari tema yang tepat. Ketika sudah ketemu temanya ternyata momentnya sudah tidak tepat. Menulis dunia pendidikan di saat orang lagi asyik dengan coblos, pasti kurang memiliki daya tarik.

Seorang wartawan yang hanya mengandalkan insting dan apa peristiwa hari itu bisa dipastikan ia akan mengalami kekeringan berita. Karena tugas wartawan bukan saja menajikan peristiwa hari itu, melainkan juga memasukkan unsur kedalaman pada beritanya, artinya direncanakan.

Perencanaan adalah rahasia untuk melihat segala sesuatu dengan jelas. Seorang pemercaya tidak hanya berpikir dengan jelas, tetapi juga harus melihat dengan jelas tanpa suatu kesulitan. Kita tidak dapat berpikir melalui kebingungan rohani untuk membuat segala sesuatunya jadi jelas; untuk membuat segala sesuatunya jelas, kita harus patuh. Dalam hal akal kita dapat berpikir untuk memperoleh pemecahannya, tetapi dalam hal rohani, dengan berpikir kita hanya akan semakin melantur dan semakin bingung. Jika ada sesuatu dalam hidup kita yang atasnya Allah telah meletakan tekanan-Nya, hendaklah kita mematuhi Dia dalam hal itu.

Bawalah semua perdebatan dan… setiap pikiran untuk ditawan menuju kepatuhan kepada kristus dan segala sesuatu akan menjadi jelas bagi kita ( lihat 2 Konrintus 10 : 5). Kemampuan nalar kita akan datang kemudian, tetapi penalaran bukanlah cara untuk melihat. Kita melihat seperti anak kecil, dan bila kita mencoba menjadi bijaksana maka kita tidak melihat apa-apa (lihat Matius 11: 25).

Bahkan hal terkecil dalam hidup kita yang kita biarkan tanpa pengendalian Roh Kudus cukup ampuh untuk menyebabkan kebingungan rohani, dan menghabiskan waktu untuk memikirkannya tetap tidak akan membuatnya jelas. Kebingungan rohani hanya dapat ditaklukan melalui kepatuhan. Begitu kita patuh, kita mempunyai pengertian. Ini memang memalukan, karena bila kita bingung maka kita tahu alasannya terletak dalam keadaan pikiran kita. Akan tetapi bila daya penglihatan lahiriah kita diabdikan dan ditundukkan dalam kepatuhan kepada Roh Kudus, itu menjadi daya untuk memahami kehendak Allah, dan seluruh hidup kita dipelihara dalam kesederhanaan.



  1. Disiplin Anggaran dan Biaya

Dalam menyusun target biasanya ada tiga aspek penting yang paling berkaitan, yakni waktu, rencana dan biaya anggaran. Suatu target dikatakan berhasil jika tepat waktu, tepat rencana dan tepat anggaran. Apabila salah satunya mengalami ketidaktepatan, maka hasil akhirnya biasanya tidak sesuai dengan rencana.

Ketiganya merupakan faktor penting yang tidak boleh dilupakan. Bisa saja target selesai tepat waktu, tetapi ternyata tidak tepat rencana karena tidak tepat anggaran. Waktunya memang tepat namun anggaran yang dikeluarkan dua kali lipat dari yang direncanakan, sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan berkurang lima hampir separuhnya.

Ada seorang pengusaha pengekspor selai pisang ke Jerman. Ia sudah menandatangani MOU yang salah satu butirnya tertulis bahwa setiap satu bulan sekali eksportir harus mengirim satu ton selai pisang ke pihak importir. Perjanjian itu berlaku mulai bulan ketiga sejak penandantangan tersebut. Apabila permintaan tersebut tidak terpenuhi, maka MOU akan dikaji ulang.

Kesempatan emas tersebut tentunya tidak akan disia-_siakan begitu saja. Pengusaha tadi berusaha mati-matian memenuhi permintaan mitra kerjanya. Namun sayang karena belum berpengalaman biaya yang dikeluarkan ternyata jauh melebihi plafon yang tersedia. Demi memenuhi target, maka ia terpaksa hutang ke sana ke mari untuk biaya-biaya yang tak tercover sebelumnya.

Ia memang berhasil mengekspor pisang selainya tepat waktu, tetapi pada ekspor perdana itu ia malah menderita kerugian cukup banyak. Barulah pada pengiriman yang ketiga kalinya ia meraup keuntungan setelah ia dengan susah payah membenahi manajemen anggaran dan membuat perencanaan yang lebih baik.

Dulu sebelum krisis moneter kita mengenal istilah tight money polecy (kebijakan uang ketat). Intinya adalah penghematan terhadap sejumlah mata anggaran yang dipandang masih bisa disederhanakan lagi. Untuk model yang sama berlaku pula di dalam urusan rumah tangga.

Sekali lagi prinsipnya adalah kemampuan untuk memilah-_milah mana kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan tingkatannya berada di atas keinginan. Contohnya makan, biaya sekolah adalah kebutuhan, sedangkan televisi, DVD adalah keinginan. Seseorang bisa dikatakan memiliki disiplin anggaran jika ia mendahulukan kebutuhan daripada keinginan.

Dalam situasi anggaran yang pas-pasan seorang pimpinan harus mampu melakukan penghematan sehingga kebutuhan perusahaan bisa tertangani dengan baik, sehingga tidak mengakibatkan kegoncangan yang berarti. Yang harus ada adalah anggaran untuk gaji karyawan, sehingga yang lain bisa menyusul atau dihapus jika anggarannya memang tidak ada.

Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah (lihat Mazmur 46 : 11). Ketekunan itu lebih daripada daya tahan. Ketekunan adalah daya tahan yang digabungkan dengan keyakinan mutlak dan kepastian bahwa hal yang kita cari itu akan terjadi. Ketekunan berarti lebih daripada sekedar bertahan terus yang mungkin hanya menunjukkan ketahanan kita akan kehilangan pandangan jauh. Ketekunan adalah usaha kita yang gigih untuk tidak percaya bahwa pahlawan kita akan ditaklukan. Ketakutan kita yang terbesar bukanlah bahwa kita akan dihukum, melainkan bahwa entah bagaimana Yesus Kristus akan dikalahkan. Juga kita takut bahwa hal-hal yang dilakukan oleh Tuhan kita, kasih keadilan, pengampunan dan kebaikan di antara umat manusia takkan menang pada akhirnya dan mengambarkan sasaran kita yang tidak tercapai.

Jika harapan kita agaknya mengalami kekecewaan sekarang ini, itu berarti bahwa harapan kita itu sedang dimurnikan. Setiap harapan atau impian manusia akan digenapi jika itu mulia dan berasal dari Allah. Akan tetapi salah satu ketengangan terbesar dalam kehidupan adalah ketegangan mematikan Allah. Dia membawa penggenapan “ karena engkau menuruti firman-Ku untuk tekun… (Wahyu 3 : 10)



  1. Disiplin Hierarki Kepangkatan

Profesionalisme pada intinya adalah disiplin dalam tataran hierarki kepangkatan. Profesionalisme didasarkan pada kualitas kinerja, dan prosedur kepangkatan yang berlaku. Profesionalisme tidak mengenal suka atau tidak suka (like or dislike). Profesionalisme juga tidak mengenal hubungan kekerabatan, perkoncoan, hutang budi atau sejenisnya.

Mungkin ada sedikit beda pandangan jika profesionalisme itu diterapkan di dunia kemiliteran. Karena di sana ada yang namanya senioritas, namun di era reformasi ini rupanya sudah tidak berlaku lagi. Untuk menduduki suatu jabatan tidak berlaku senioritas, tetapi figur yang paling layak meskipun masih yunior.

Namun apabila ada dua calon yang sama-sama kuat tetapi yang satu senior dan yang lain yunior, baik di kalangan sipil maupun militer tradisi senioritas itu masih berlaku. Mungkin alasannya semata-mata sebagai penghormatan, sebab bagaimanapun yang lebih dulu bekerja berhak untuk mendapatkan kesempatan pertama.

Baru-baru ini ada seorang kepala kelurahan yang diangkat menjadi seorang kepala kecamatan. Kasus ini menimbulkan iri hati di kalangan pejabat karena menurut mereka disamping masih yunior prestasinya juga biasa-biasa saja. Masih menurut mereka yang iri hati itu masih banyak orang lain yang lebih senior dan berprestasi yang lebih layak atas jabatan tersebut.

Sejumlah Surat kaleng jatuh di tangan Baperjakat. Namun Baperjakat tidak goyah pada keputusannya meskipun surat-surat tersebut lebih banyak benarnya daripada salahnya. Lantas apa yang sebenarnya terjadi? Usut punya usut ternyata pengangkatan tersebut atas instruksi langsung dari Big Bos.

Lurah tadi diangkat lantaran memiliki kedekatan pribadi dengan Big Bos. Apakah kasus semacam ini hanya terjadi sekali dua kali? Kalau kita mau jujur, hampir setiap kali ada proses mutasi, promosi, demosi terselip di dalamnya unsur suka dan tidak suka. Tidak murni profesionalisme.

Akibat dari ketidakdisiplinan hierarki kepangkatan ini maka berlaku budaya 'ngathok' dan upeti. Merasa dianakemaskan, sebagai balas budinya dirinya setor upeti kepada atasannya. Dan untuk menjadi seorang pejabat tidak perlu harus pintar dan berprestasi, cukup dengan 'ngathok' atau menyuruh istrinya aktif di PKK dan Dharma Wanita. Inilah cara lebih efektif daripada susah payah bekerja. Doktrin Republik ini punya cara demikian.

Musa adalah seorang pemimpin yang andal. Kemampuannya memimpin telah memberi inspirasi bagi banyak orang, terutama dalam hal mempersiapkan pemimpin yang akan mengantikannya. Pada saat itu Musa sedang mengemban segudang tugas dan tanggungjawab.

Kesadaraan akan pentingnya mempersiakan pemimpin penerus, telah mendorong Musa menggumuli kebutuhan yang sangat mendesak dan kritis ini. Salah satu mata rantai dalam lingkaran kepemimpinan ialah adanya generasi berikutnya. Pada masa penantian itu, muncul seorang muda bernama Yosua. Bagi Musa, Yosua adalah jawaban atas doanya. Langkah yang diambil Musa untuk mempersiapkan Yosua adalah dengan memberikan seluruh wewenangnya kepada Yosua ( lihat Bil 27 : 15-20). Dengan diserahkannya tongkat kepemimpinan Musa kepada Yosua berarti bangsa Isreal tetap memiliki pemimpin yang sama kualitasnya dengan musa. Hal di atas ini yang menarik dan perlu kita pelajari adalah bagaimana Musa angkat Yosua bukan karena hubungan dekat atau suap melainkan kualitas hidup yang sama dengannya.




  1. Disiplin Terhadap Hasil Kesepatan

Salah satu tanda orang beriman adalah kata-katanya selalu dapat dipercaya. Janjinya selalu ditepati. Sedangkan tanda_-tanda orang munafik adalah suka bohong dan suka tidak menepati janjinya. Orang beriman merujuk pada orang yang memegang teguh disiplin, sedangkan orang munafik mencerminkan perilaku yang tidak disiplin.

Ada seorang karyawan yang luar biasa cerdasnya. Ia terikat kontrak selama beberapa tahun dengan sebuah perusahaan. Sebenarnya ia berniat pindah karena gajinya semakin tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Apalagi kini ia sudah punya anak dan istri. Ia sudah mengajukan usul kenaikan gaji beberapa kali, namun selalu ditolak pihak manajemen.

Rupanya ada perusahaan lain yang tertarik kepadanya. Perusahaan tersebut mau membereskan kontraknya asal ia mau pindah kerja. Ia ditawari gaji tiga kali lipat dari gajinya sekarang. Tentu saja ia senang bukan main, namun ia teringat kontraknya yang belum habis. Memang ia senang mendengar tawaran tersebut, tetapi rasanya kurang etis jika menerimanya karena ia statusnya yang masih terikat pada kontrak.

Dengan terpaksa ia menolak tawaran tersebut sambil berpesan jika memang berminat tunggu setelah ia terbebas dari kontrak. Ia jelas merasa kecewa, tetapi mau apa lagi. Idealismenya menghalangi dirinya untuk menerima tawaran yang membuatnya terbang tersebut. Padahal andai ia mau mungkin ia sudah terbebas dari kesulitannya.

Ingat perjanjian Hudaibiyah antara umat Kristen dengan kaum non Kristen di Mekkah? Di dalam satu pasal perjanjian tersebut disepakati bahwa umat Kristen tidak boleh melakukan ibadah selama sepuluh tahun lamanya semenjak perjanjian tersebut berlaku. Kendati memberatkan umat Kristen, maka umat kristen tunduk dan patuh kepadanya.

Di atas adalah contoh-contoh tentang disiplin terhadap hasil kesepakatan. Diceritakan pula dulu ada seorang penginjil yang hendak dihukum gantung. Khalifah yang berkuasa memberi kesempatan kepada penginjil tersebut sebuah permintaan terakhir. Si penginjil hanya minta segelas air putih sambil bertanya kepada khalifah:

"Wahai khalifah apakah janjimu bisa kupegang?" "Maksudmu?"

"Apakah sebelum meminum air putih ini aku tidak akan digantung?"

"Ya," jawab khalifah dengan mantap.

Serta merta air putih di dalam gelas di tangannya itu dibuang ke tanah. "Nah, air putih ini tidak sempat kuminum berarti aku tidak akan digantung. Sekarang aku minta janjimu."

Khalifah yang sudah merasa berjanji pantang untuk mengingkari janjinya meskipun ia merasa dipecundangi. Khalifah akhirnya memaafkan kesalahannya sambil mengingatkan agar yang bersangkutan tidak mengulangi lagi perbuatannya.

Kisah di atas mengingatkan kita antara Daud dengan Yonatan. Yonatan berjanji kepada Daud bahwa saya akan jadi dirimu Daud, karena Yonatan lebih suka sama Daud. Ketika Daud tinggal di istana Raja Saul, yang berfungsi sebagai pelayan Raja bermain kecapi, ketika mendatangi roh-roh jahat pada Raja Saul dan Daud telah menyalin hubungan baik dengan Yonatan. Yonatan melihat Daud seperti dirinya sendiri, ia berjanji pada Daud tidak akan melupakan.

Semakin hari Daud semakin menonjol di kalangan bangsa Israel. Daud mengalahkan Goliad orang Filistin itu, menyebabkan nama Daud semakin di junjung tinggi di kalangan bangsa Israel, membuat Raja Saul marah dan direncanakan membunuh Daud, tetapi Yonatan tetap teguh pada janjinya dan mengagalkan semua rencana ayahnya. Bahwa Yonatan menjadi sumber informasi yang penting bagi Daud untuk menghidari semua rencana jahat dari ayahnya. Mengapa Raja Saul ingin membunuh Daud ? Raja Saul tidak ingin kerajaannya jatuh di tangan keluarga orang lain. Harapan Raja Saul mengantikan dirinya harus dari anak-anaknya, dan berusaha sampai kemana-mana Daud bergerak, namun Tuhan tidak menginnginkan hal itu terjadi.

Raja Saul menginginkan Yonatan akan mengantikan dirinya, namun Yonatan melihat Tuhan telah memilih Daud akan mengantikan ayahnya dan hal ini disimpan dalam hatinya dan meminta kedapa Daud bahwa jika suatu saat memperhatikan keluarganya. Yonatan tetap teguh pada janjinya dan sebaliknya Daud pun demikian setelah menjadi Raja memperhatikan keluarga Yonatan. Hal ini menjadi pelajaran penting bagi kita. Kita harus mengakui pilihan Tuhan yang terbaik baik bagi kita. Janji Tuhan tidak pernah berubah, dari masa ke masa terus tergenapi sampai pada nubuatan Yesaya akan kelahiran Yesus Kristus. Yesus Kristus janjikan akhir jaman kepada murid-murid-Nya bahwa Ia akan pergi menyediakan tempat bagi orang yang percaya kepada-Nya di mana tempat Bapa (Allah), berada dan yang juga Yesus Kristus akan datang kembali kedua kali-Nya di bumi ini untuk menjemput bagi orang-orang percaya kepada-Nya.


  1. Yüklə 0,58 Mb.

    Dostları ilə paylaş:
1   ...   4   5   6   7   8   9   10   11   12




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin