Jenis-jenis Kata
Menurut ciri atau karakteristiknya, kata terbagi ke dalam beberapa jenis. Berdasarkan hal itu, kata-kata dalam bahasa Indonesia terdiri atas kata kerja, kata benda, kata ganti, kata sifat, kata bilangan, kata keterangan, kata sandang, kata depan, kata sambung, dan kata seru.28
-
Kata Kerja
Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan, tindakan, proses, atau keadaan. Kata kerja memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
-
Umumnya menempati fungsi predikat dalam kalimat.
Contoh: Kucing mengeong.
S P
Ibu membuatkan ayah kue ulang tahun
S P O Pel.
-
Mengandung makna perbuatan (aksi), proses, atau keadaan.
Contoh: memberi, mengajarkan, berair.
-
Tidak dapat didahului kata paling.
Contoh: paling tidur, paling mandi, paling makan (?)
-
Dapat didahului oleh kata keterangan akan, sedang, dan sudah.
Contoh: akan bekerja, sedang mandi, sudah pergi.
-
Dapat didahului kata ingkar tidak.
Contoh: tidak belajar, tidak bekerja sama, sudah pergi.
-
Dapat dipakai dalam kalimat perintah, khususnya yang bermakna perbuatan.
Contoh: Ambilkan buku itu!
Pelajari materi ini sampai jelas!
Kata kerja dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam, yakni sebagai berikut.
-
Bentuk dasar dan bentuk turunan
Ditinjau dari bentuknya, kata kerja dibedakan menjadi:
-
kata kerja bentuk dasar, contoh: makan, duduk, tidur;
-
kata kerja bentuk turunan, contoh: mengajari, malam-malam, rendah hati.
-
Transitif-intransitif
Ditinjau dari hubungannya dengan unsur lain dalam kalimat, kata kerja dibedakan atas:
-
kata kerja transitif, yakni kata kerja yang memerlukan objek atau pelengkap,
contoh: Kucing itu menangkap anak burung merpati
Ayah mengatakan bahwa hari ini kakek akan datang.
Ruangan itu bermandikan cahaya.
-
kata kerja intransitif, yakni kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkap,
contoh: Ayah tertidur di ruang tamu.
Ibu sedang memasak di dapur.
-
Aktif-pasif
Dilihat dari makna yang dikandungnya, kata kerja dibedakan atas:
-
kata kerja aktif, contoh: membaca, memakan, menjualkan, mengairi, bernyanyi;
-
kata kerja pasif, contoh: diminum, dinaikkan, digarami, terdengar.
Kata kerja dapat dibentuk melalui proses pengimbuhan. Imbuhan-imbuhan yang berfungsi sebagai pembentuk kata kerja adalah sebagai berikut.
Urutan
|
Contoh
|
Prefiks
|
Sufiks
|
1
|
2
|
3
|
Me (N)-
di-
ter-
|
per-
ber-
|
-kan
-i
|
Membisu, perindah, tetapkan, tambahi, memberikan, membasahi, pertontonkan, pelajari, mempertanyakan
Ditanya, beruang, dihujamkan, dihujani, bermandikan, dipermainkan diberhentikan, diberkahi
Terjebak, termanfaatkan
|
Ke-
|
|
-an
|
Kehujanan, ketinggalan
|
-
Kata Benda
Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep, atau pengertian. Kata benda memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
-
Umumnya menduduki fungsi subjek, objek, atau pelengkap
Contohnya: Perhatiannya pada saya sangat baik
S P
Mereka menghadiahi kami buku pelajaran
S P O Pel.
-
Dapat didahului kata ingkar bukan dan tidak dengan kata tidak.
Contoh: Bukan nasi yang saya makan, melainkan jagung.
Yang duduk itu tidak ayah, melainkan paman (?).
-
Dapat diikuti kata sifat, baik secara langsung maupun dengan perantaraan kata yang.
Contoh: baju baru, pekerjaan yang mudah, ibu yang baik hati.
Kata benda terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni sebagai berikut.
-
Bentuk dasar dan bentuk turunan
-
Bentuk dasar, contoh: gambar, meja, tahun, hari, malam, Jumat, Bandung, Ahmad.
-
Bentuk turunan, contoh: pembeli, kemenangan, ayunan, hartawan, gerigi.
-
Konkret-abstrak
Ditinjau dari wujudnya, kata benda terbagi atas:
-
kata benda konkret, contoh: meja, lampu, pabrik-pabrik, ruang guru.
-
kata benda abstrak, contoh: permainan, keindahan, pemberontakan, anjuran.
Kata benda dapat dibentuk dengan menggunakan imbuhan-imbuhan berikut.
Jenis Imbuhan Contoh
a. ke-, ke-an kekasih, kehendak, kemalasan, kebakaran, kedutaan
b. pe(N)-, pe(N)-an, -an pembeli, pembicara, pelatihan, pemeriksaan, akhiran
c. per- dan per-an pertapa, pertanyaan, perikanan
d. -el-, -er-, -em- telunjuk, pelatuk, seruling, serabut, kemuning
e. -wan, -wati usahawan, rohaniawan, bangsawan, wartawati
f -at, -in muslimat, hadirat, hadirin
g. -isme, -isasi, -logi, -tas komunisme, kolonialisasi, biologi, kualitas
-
Kata Ganti
Kata ganti (pronominal) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang dibendakan. Menurut fungsinya, kata ganti dibedakan sebagai berikut.
-
Kata ganti orang, adalah kata ganti yang mengacu pada orang. Macam-macamnya dapat dilihat dalam tabel berikut.
Persona
|
Makna
|
Tunggal
|
Jamak
|
Pertama
|
Saya, aku, daku, ku-, -ku
|
Kami, kita
|
Kedua
|
Engkau, kamu, anda, dikau, -mu
|
Kalian, kamu (sekalian), anda (sekalian)
|
Ketiga
|
Ia, dia, beliau, -nya
|
Mereka, -nya
|
-
Kata penunjuk, meliputi:
-
petunjuk umum, contoh: ini, itu, anu;
-
petunjuk tempat, contoh: sini, situ, sana;
-
petunjuk ihwal, contoh: begini, begitu.
-
Kata penanya, adalah kata ganti yang dipakai untuk menandai suatu pertanyaan. Ditinjau dari segi pembentukannya, hanya ada dua unsur yang mendasari kata tanya, yakni apa dan mana. Dua unsur dasar itu dikembangkan menjadi bentuk lain dengan pola sebagai berikut.
Unsur pembentukan
|
Jenis
|
Fungsi
|
-
Si-
Meng-
Ken(a)-
k-n
(ke)ber
|
Apa
|
Apa
Siapa
Mengapa
Kenapa
Kapan
(ke)berapa
|
Menanyakan barang atau hal
Menanyakan orang
Menanyakan alasan,
sebab terjadinya sesuatu
Menanyakan waktu
Menanyakan jumlah
|
-
Di
Ke
Dari
Bagai-
Yang
|
Mana
|
Mana
Di mana
Ke mana
Dari mana
Bagaimana
Yang mana
|
Menanyakan pilihan
Menanyakan keberadaan
Menanyakan tempat tujuan
Menanyakan tempat asal
Menanyakan keadaan
Menanyakan pilihan
|
-
Kata Bilangan
Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya wujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep.
Berdasarkan bentuknya, kata bilangan terbagi ke dalam dua jenis, yakni:
-
bilangan pokok, contoh: nol, tujuh, sepuluh, saptamarga, dasadarma, banyak, beberapa;
-
bilangan tingkat, contoh: kedua, ketiga, keempat.
Berdasarkan tentu atau tidaknya, kata bilangan diklasifikasikan menjadi:
-
bilangan tentu, contoh: satu, tiga, delapan, sepersepuluh
-
bilangan tak tentu, contoh: beberapa, banyak, sedikit.
-
Kata Sifat
Kata sifat (ajektiva) adalah kata yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, atau binatang. Kata sifat mempunyai ciri-ciri sebagai berikut;
-
Dapat diberi keterangan pembanding, seperti lebih, kurang, dan paling.
Contoh: lebih besar, kurang baik, paling indah.
-
Dapat diberi keterangan penguat, seperti sangat, amat, benar, sekali, dan terlalu.
Contoh: sangat indah, amat tinggi, pandai benar, murah sekali, terlalu murah.
-
Dapat didahului dengan kata ingkar tidak.
Contoh: tidak salah, tidak mahal, tidak subur.
-
Dapat diulang dengan disertai imbuhan se-nya.
Contoh: setinggi-tingginya, semerah-merahnya, sejelas-jelasnya.
-
Dalam frase, kata sifat umumnya berfungsi sebagai keterangan bagi kata benda.
Contoh: baju baru, buku yang mahal, suaranya lemah lembut, gedung tinggi.
-
Kata sifat dapat dibentuk dengan imbuhan –er, -(w)I, -iah, -if, -al, dan –ik.
Contoh: honorer, duniawi, ilmiah, negatif, formal, dan elektronik
-
Kata Keterangan
Kata keterangan (adverbia) adalah kata yang memberi keterangan atau penjelasan pada kata lainnya. Keterangan sebagai jenis kata harus dibedakan dengan keterangan sebagai fungsi kalimat. Dalam kalimat sebaiknya engkau datang, kata sebaiknya merupakan jenis kata keterangan. Sementara itu, dalam kalimat Ia datang kemarin, kata kemarin berfungsi sebagai keterangan waktu. Kata keterangan terbagi ke dalam dua bentuk, yakni:
-
bentuk dasar, contoh: sangat, hanya, lebih, segera;
-
bentuk turunan, contoh: diam-diam, setinggi-tingginya, habis-habisan, sebaiknya.
Kata keterangan-turunan dapat dibentuk dengan cara-cara berikut
-
Dengan mengulang kata dasar, contoh: diam-diam, lekas-lekas, pelan-pelan.
-
Dengan mengulang kata dasar dan menyertainya dengan akhiran –an, contoh: habis-habisan, mati-matian, mudah-mudahan, gila-gilaan.
-
Dengan mengulang kata dasar dan menambahkan imbuhan se-nya, contoh: setinggi-tingginya, sedalam-dalamnya, seikhlas-ikhlasnya, sekuat-kuatnya.
-
Dengan menambahkan –nya pada kata dasar, contoh: agaknya, biasanya, rupanya, rasanya.
-
Kata Tugas
Berbeda dengan jenis-jenis kata sebelumnya, kata tugas hanya mempunyai arti gramatikal dan tidak memiliki arti leksikal. Maksudnya, jenis kata ini baru mengandung makna apabila telah digunakan dalam kalimat dan belumlah memiliki arti apabila kata itu berdiri sendiri. Ciri lainnya bahwa pada umumnya kata tugas tidak dapat diubah menjadi bentuk turunan, baik itu melalui pengimbuhan, pengulangan, maupun pemajemukan. Kalaupun ada, jumlahnya amat terbatas. Misalnya, kata menyebabkan, menyampaikan, memperoleh.
Berdasarkan peranannya dalam frase atau kalimat, kata tugas dibagi menjadi lima kelompok yakni kata depan, kata penggabung, kata seru, artikel, dan partikel.
-
Kata Depan
Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk frase preposisional. Bentuk dan fungsi-fungsi kata depan adalah sebagai berikut.
Bentuk
|
Contoh
|
Fungsi
|
1. Kata dasar
|
Bagi
Untuk
Buat
Guna
Dari
Dengan
Di
Karena
Sebab
Ke
Oleh
Pada
Tentang
Sejak
|
Menandai hubungan peruntukan
Menandai hubungan asal, arah dari suatu tempat atau milik
Menandai hubungan kesertaan atau cara
Menandai hubungan tempat berada
Menandai hubungan tempat sebab
Menandai hubungan arah menuju suatu tempat
Menandai hubungan pelaku
Menandai hubungan tempat atau waktu
Menandai hubungan ihwal atau peristiwa
Menandai hubungan waktu dari saat yang satu ke saat yang lain
|
2. Kata berimbuhan
|
Bersama
Beserta
Menjelang
Menuju
Menurut
Sekeliling
Selama
Sepanjang
Mengenai
Terhadap
Bagaikan
|
Menandai hubungan kesertaan
Menandai hubungan waktu sesaat sebelum
Menandai hubungan tujuan atau arah ke suatu tempat
Menandai hubungan sumber
Menandai hubungan ruang lingkup geografis
Menandai hubungan kurun waktu
Menandai hubungan kurun waktu atau bentang lokasi
Menandai hubungan sasaran atau objek
Menandai hubungan arah
Menandai hubungan pemiripan
|
3. Kata majemuk
|
Daripada
Kepada
Oleh karena
Oleh sebab
Sampai dengan
Selain itu
|
Menandai hubungan perbandingan
Menandai hubungan arah ke suatu tempat
Menandai hubungan batas waktu
Menandai hubungan batas waktu
Menandai hubungan perkecualian
|
-
Kata Penggabung
Kata penggabung (konjungsi) adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa, kalimat, atau paragraf. Konjungsi dibagi ke dalam lima kelompok.
-
Konjungsi koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua klausa yang memiliki kedudukan yang setara. Contohnya adalah:
-
Dan, menandai hubungan penambahan;
-
Atau, menandai hubungan pemilihan;
-
Tetapi, menandai hubungan perlawanan.
Penggunaan ketiga jenis konjungsi di atas menghasilkan kalimat majemuk setara.
-
Konjungsi subordinatif
Konjungsi subordinatif adalah konjungsi yang menggabungkan dua klausa atau lebih yang memiliki hubungan bertingkat. Penggunaan konjungsi subordinatif menghasilkan kalimat majemuk bertingkat. Berikut adalah jenis-jenis konjungsi subordinatif:
J e n i s
|
C o n t o h
| -
Hubungan waktu
-
Hubungan syarat
-
Hubungan pengandaian
-
Hubungan tujuan
-
Hubungan konsesif
-
Hubungan pemiripan
-
Hubungan penyebaban
-
Hubungan pengakibatan
-
Hubungan penjelasan
-
Hubungan cara
|
Sesudah, setelah, sebelum, sehabis, sejak, selesai, ketika, tatkala, sementara, sambil, seraya, selagi, selama, sehingga, sampai
Jika, kalau, jikalau, asal(kan), bila, manakala
Andaikan, seandainya, umpamanya, sekiranya
Agar, biar, supaya
Biarpun, meskipun, sekalipun, walau(pun), sungguhpun, kendati(pun)
Seakan-akan, seolah-olah, sebagaimana, seperti, sebagai, laksana
Sebab, karena, oleh karena
(se)hingga, sampai(-sampai), maka(-nya)
Bahwa
Dengan
|
-
Konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif, adalah konjungsi yang menghubungkan dua kata, frase, atau klausa; dan hubungan kedua unsur itu memiliki derajat yang sama. Penggunaan konjungsi korelatif menghasilkan kalimat korelatif. Kalimat korelatif umumnya berupa kalimat majemuk.
Contoh
|
Pemakaian
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Tidak hanya…, tetapi juga….
Tidak hanya…, bahkan….
Bukannya…, melainkan….
Makin…, makin….
Jangankan…, pun….
Baik…, maupun….
Demikian (rupa)…sehingga
Apa(kah)… atau….
Entah… entah….
|
Kita tidak hanya harus setuju, tetapi juga kita harus patuh.
Tidak hanya cuci muka, bahkan kami menyempatkan untuk bermandi-mandi di sungai itu
Bukannya bibi yang menanak nasi, melainkan ibu.
Makin besar, pohon itu makin rimbun.
Jangankan orang lain, orang tuanya pun tidak dihormati.
Baik disertai ayah, maupun disertai ibu, adik tetap tidak mau pergi.
Mobil itu larinya demikian cepatnya sehingga sangat sukar untuk dipotret.
Apa(kah) Anda setuju atau tidak, kami akan jalan terus
Entah disetujui entah tidak, dia tetap mengusulkan gagasan itu
|
Dostları ilə paylaş: |