Masalah pemilihan sumberdaya energi
Energi diperlukan untuk mendukung pembangunan yaitu untuk menopang ekonomi, kesehatan dan kemakmuran masyarakat. Akibat dari kenyataan ini adalah bahwa data konsumsi energi kerap kali dipakai sebagai indeks kemajuan suatu negara. Dengan adanya krisis energi, maka hampir setiap negara harus mengembangkan semua sumber daya energi yang dimilikinya dan merencanakan dengan penggunaan sumberdaya-sumberdaya tersebut. Teknologi pemanfaatan beranekaragam sumberdaya tersebut belum sepenuhnya dikembangkan orang, seperti misalnya penemuan energi sinar surya dan energi nuklir fusi kini belum tersedia teknologi penemuannya.
Suatu kenyataan yang perlu diperhatikan oleh pengambilan kebijaksanaan tentang masalah energi ini adalah keinginan masyarakat yang menghendaki pelestarian lingkungan sehat dan peningkatan kesehatan umat manusia, sehingga acapkali bentrok dengan kegiatan sektor industri termasuk teknologi baru, antara lain juga menyangkut produksi dan penggunaan energi. Benarlah bahwa eksploitasi sumberdaya energi baru memerlukan penggunaan ilmu pengetahuan alam untuk menciptakan teknologi eksploitasinya, namun tidak kalah pentingnya adalah pengaruh terhadap lingkungan dan kesehatan manusia oleh zat-zat polusi fisik dan kimia yang dibebaskan ke alam sekitarnya oleh industri penghasil energi. Dari berbagai sumberdaya energi dapat dikemukakan resiko bahayanya sebagai “berikut:
Bahan bakar fosil: diperoleh dengan penambangan yang memberi resiko pekerjaan yang bersifat fatal, resiko penyakit dan kecelakaan. Bernapas udara tambang batubara yang mengandung debu tambang yang berisi Logam berat (timah hitam, seng, aresen, cadmium, air raksa dan sebagainya). Nuklida radioaktif dan zat-zat anorganik lain, meningkatkan resiko penyakit pernapasan termasuk kanker paru-paru. Tambang-tambang yang lokasinya dan kondisi kerjanya sukar, membahayakan pekerja-pekerja dan transpor bahan bakar fosil dari tambang ke pembangkit tenaga membahayakan pekerja pengangkut maupun masyarakat yang dilalui di perjalanan jika terjadi kecelakaan. Lingkungannyapun dapat rusak tercemar. Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan gas-gas yang mengandung zat-zat organik dan anorganik yang membahayakan. Seperti oksida-oksida belerang, nitrogen, hidro karbon aromatis polisiklik, karbon monoksida-dioksida. Zat-zat itu ada yang mencemari rantai makanan, ada yang berupa “hujan asam” yang dapat merupakan rawa, hutan maupun usaha pertanian. Larutan asam dapat pula melarutkan logam berat dari batu-batuan.
Bahan bakar nuklir: Penambahan uranium dan pengangkutannya ke pusat pembangkit nuklir, resikonya serupa dengan pengusahaan bahan bakar fosil. Para pekerja mendapat resiko terdepan terhadap sinaran ekstern maupun intern. Pembangkit tenaga nuklir dianggap bebas polusi dan pada dasarnya pembangkit tenaga tersebut dirancang sangat hati-hati dan cermat, sejak pertama kali eksploitasi sumberdaya ini.
Sumberdaya tenaga air: Yang merupakan sumberdaya dapat diperbarui dimanfaatkan dengan tenaga teknologi paling bersih dalam artian yang menyangkut polusi. Namun bahaya ada, misalnya yang menyangkut banjir, karena bendungan pecah dan kemungkinan timbulnya vektor-vektor penyakit dalam air yang membawa penyakit-penyakit parasit dengan konsekuensi terjadi epidemi wabah.
Sumberdaya energi baru lain: termasuk tenaga surya, tenaga angin panas geotemis, dan biogas. Dalam kategori ini dapat dimasukkan teknologi fusi nuklir. Karena kini masyarakat sadar akan bahaya polusi, maka diharapkan teknologi masa depan ini akan secara relatif bersih. Nampaknya teknologi masa datang ini memerlukan bah an baku alam yang lebih banyak dan penguasaan keterampilan yang lebih sukar yang dituntut dari para pekerjanya, maka perlu diperhitungkan resiko bersifat fatal dan kecelakaan yang berhubungan dengan produksi bekalan bahan baku maupun konstruksi dan pengelolaan pembangkit tenaga. Sebagai produk sampingan diperoleh zat-zat berbahaya seperti timah hitam dan asam dari batere listrik, produksi uap ikatan sulfur dan aresen pada limbah usaha geotermal. Energi yang diperoleh setempat: diambil dari sumber daya pedesaan seperti pembakaran kayu bakar, tinja hewan kering dan limbah pertanian lain (jerami misalnya). Dalam hal ini tak boleh diabaikan timbulnya zat-zat toxik dan karsinogen yang dapat menimbulkan penyakit tertentu dan kanker. Pencari kayu di hutan dapat digigit ular atau satwa liar lain.
Bahaya-bahaya yang disebutkan di atas perlu diperhatikan dan dinilai impaknya dalam pemanfaatan berbagai sumberdaya tersebut. Tidak boleh pula dilupakan kerugian yang berasal dari kenaikan suhu lingkungan, sebab pada akhirnya limbah penggunaan energi berhentuk panas. Pengendalian dari berbagai faktor yang merupakan bagian tersebut akan ikut menentukan kelangsungan hidup umat manusia. Pengendalian itu memerlukan aplikasi sains dan teknologi. Teknologi inseminasi buatan dan pemindahan mudigah (embrio transfer). Dengan melonjaknya jumlah penduduk di negara kita maupun di dunia secara keseluruhan, maka tantangan utama yang kita hadapi adalah masalah pengelolaan persoalan-persoalan yang serba besar yang menyangkut kehidupan manusia. Salah satu hal yang amat penting adalah masalah kecukupan pangan. Salah satu unsurnya adalah penyediaan protein hewan dan produksi ternak merupakan satu bagian penting. Dari sekian macam hewan ternak, hewan pemamah biak merupakan sumber pangan yang produksinya tidak berkompetisi dengan manusia dalam penggunaan bahan makanan karena ruminansia dapat mengubah bahan pangan yang tidak dapat digunakan untuk makanan manusia menjadi daging dan susu. Namun hewan ruminansia: sapi, kerbau, domba, kambing termasuk lambat tumbuhnya/perkembangan biakannya, sehingga pemuliaan ternak-ternak itu menjadi hewan unggul memerlukan waktu lama. Kini tingkat penguasaan ilmu pengetahuan telah sampai pada teknologi yang memungkinkan mempercepat siklus biologi itu sehingga bibit unggul dapat ber-kembang biak cepat. Di dalam dunia ternak dikenali inseminasi buatan yang memanfaatkan mani jantan yang jutaan jumlah aper-metozoidnya per ejakulasi, untuk membuahi puluhan/ratusan betina sehingga usaha pemuliaan ternak dapat sangat dipercepat. Seiring dengan itu, pada dasawarsa terakhir ini dikenal teknologi inovatif baru yang disebut pencangkokan (pemindahan) mudigah, yang dapat memanfaatkan sel-sel telur ternak unggul betina untuk dikembangkan pada rahim hewan-hewan betina penerima (recipient). Pencangkokan mudigah adalah teknik khusus dari pembiakan di mana seekor hewan betina dewasa (dengan sifat-sifat unggul) yang disebut donor, disuntik dengan hormon-hormon untuk menghasilkan lebih banyak sel telur dari keadaan biasa (multi-ovulation) yang kemudian dibuahi dalam tubuh atau di luar tubuh dengan cara inseminasi alam atau buatan, dikoleksi/ dipanen lebih dahulu sebelum telur-telur yang mulai berkembang menjadi mudigah ini dicangkokan/ditanam dalam rahim hewan betina penerima yang terlebih dahulu harus dipersiapkan untuk tugas perawatan mudigah tersebut. Keturunan yang diperoleh akan mempunyai sifat-sifat genetis ditentukan oleh donor, sedang-kan resipien hanyalah bertugas memberi makan saja. Teknik inovatif ini telah menyumbangkan dimensi baru terhadap reproduksi hewan, dan dengan menggunakan teknik ini dapatlah sekarang diperoleh keturunan sebanyak 30 atau lebih dari seekor betina donor dalam setahun (dengan pertolongan induk-induk tiri).
KEGIATAN BELAJAR 2.
UPAYA KONSERVASI ENERGI
Banyak kemungkinan menggunakan sumber daya yang lain selain minyak bumi ataupun air terjun yang konvensional itu. Namun dalam kegiatan belajar ini hanya akan dibahas empat hal saja yaitu: pertama, energi matahari yang pada masa sekarang ini menjadi sangat populer karena teknologi Ilmu Pengetahuan Alam telah mendekati taraf efisiensi penggunaannya. Kedua adalah energi panas bumi yaitu panas yang terdapat dalam magma seperti halnya magma dalam gunung api yang aktif. Ketiga adalah energi angin yang sebenarnya telah pernah digunakan oleh nenek moyang kita dan yang terakhir adalah energi biogas yaitu energi yang timbul dari pembakaran gas hasil penguraian sisa-sisa bahan organik dengan menggunakan bakteri pengurai.
Pemilihan sumber energi tersebut tentu saja dengan alasan yang kuat yaitu mempunyai harapan agar dapat digunakan dalam skala besar, karena dimaksudkan untuk dapat mengganti minyak bumi. Tentu saja sumber energi yang dipakai tidak boleh mengeluarkan polutan terlalu banyak, bahkan bilamana mungkin tidak mengeluarkan polutan sama sekali.
a. Energi Matahari
Matahari merupakan sumber energi yang tak habis-habisnya. Sebenarnya kita hidup di dunia ini hampir sepenuhnya berkat energi matahari karena apa yang kita makan itu sebenarnya energi matahari yang tersimpan dalam tumbuhan maupun hewan. Namun manusia membutuhkan energi tidak sekadar untuk makan tetapi untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lain, misalnya transportasi dan industri yang memproduksi sandang, pangan, papan, dan barang-barang kebutuhan hidup yang lain.
Apakah anda pernah menjemur pakaian ? Apakah anda pernah melihat orang menjemur padi, ikan, kedele, jagung, atau dendeng? Tentu kita semuanya pernah mengalaminya. Hal ini berarti bahwa kita sebenarnya sudah menggunakan energi matahari. Tetapi ma-salah yang kita hadapi ialah mencari energi pengganti minyak bumi. Maka yang harus kita pikirkan adalah bagaimana memanfaatkan energi matahari itu sedemikian rupa hingga dapat menggerakkan mesin di pabrik-pabrik, menggerakkan kereta api, mobil dan sebagainya. Untuk itu pilihan kita adalah mencari teknik meng-ubah energi cahaya (matahari) itu menjadi energi listrik atau energi panas.
Listrik dari Cahaya Matahari
Dalam bab di atas telah kita terangkan bahwa atom itu terdiri dari inti atom dan kulit atom. Inti atom terdiri dari proton yang bermuatan listrik positif dan netron yang tak bermuatan, sedangkan kulit atom terdiri dari elektron yang bermuatan listrik negatif dan bergerak mengelilingi inti atom itu. Perlu dilanjutkan teori atom itu menjadi sebagai berikut: Jumlah elektron dalam sebuah atom, sama dengan jumlah protonnya, sehingga atom itu muatan listriknya netral. Dalam keadaan demikian, atom itu stabil. Namun bila ada energi tambahan maka akan terganggu kestabilan-nya, karena elektron-elektronnya menjadi kelebihan energi. Dalam keadaan kurang stabil dan ada kecenderungan atom untuk mengeluarkan elektron sehingga jumlah muatan negatifnya berkurang, maka ia menjadi bermuatan positif. Tetapi banyak juga atom yang justru cenderung untuk menangkap elektron lebih banyak sehingga ia bermuatan negatif. Bila kedua unsur yang cenderung positif (A) dan cenderung negatif (B) ini kita dekatkan kemudian dipanaskan maka akan terjadi aliran elektron dari unsur A ke B. Aliran elektron itu dinamakan listrikr Prinsip inilah yang digunakan untuk membuat fotosel atau sel pembangkit listrik dengan bersumber dari foto atau cahaya. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa unsur silikon ternyata sangat efektif untuk digunakan sebagai lempengan fotosel. Silikon yang merupakan unsur utama pembuat gelas/kaca untuk dijadikan sebagai lempengan fotosel harus dibuat dalam bentuk kristal yang murni, kemudian dipotong-potong dan digosok sehingga tipis (± 0,3 mm); kemudian pada kedua sisinya dilapis dengan unsur Boron pada satu sisi dan Arsen pada sisi yang lain. Boron bersifat cenderung untuk menerima elektron lebih banyak.
Adapun Silikonnya bersifat sebagi semi konduktor, artinya hanya dapat menghantarkan arus listrik ke satu arah saja. Jadi sekeping Silikon berlapis Boron dan Arsen itu merupakan sebuah fotosel yang bila kena cahaya akan mengyebakan terjadinya aliran elektron dari Boron mengarah ke Arsen. Sebuah fotosel tentu saja hanya dapat menghasilkan aliran listrik yang sangat kecil. Untuk memperbesar voltasenya (tegangannya), fotosel itu harus dirangkai secara seri. Bila ada n buah fotosel dihubungkan secara seri maka akan menghasilkan voltase n kali pula.
Gambar berikut ini menunjukkan 3 buah fotosel dihubungkan secara seri.
Gambar : Hubungan seri; voltase menjadi n kali lipat
Gambar : Hubungan paralel.
Untuk mendapatkan arus listrik yang lebih besar (ampere), fotosel itu harus dihubungkan secara paralel. Gambar di atas menunjukkan tiga buah fotosel yang dihubungkan secara paralel. Bila ada n buah fotosel dihubungkan secara paralel, maka akan dihasilkan kuat arus n kali pula.
Untuk mendapatkan arus listrik yang besar maka beribu-ribu fotosel harus dihubungkan secara seri maupun paralel.
b. Energi Panas Bumi
Energi geotermal atau energi panas bumi adalah energi yang berasal dari inti Bumi. Inti bumi merupakan bahan yang terdiri atas berbagai jenis logam dan batu yang berbentuk cair, yang memiliki suhu tinggi. Dengan menggunakan Ilmu Alamiah energi geotermal dapat digunakan untuk kesejahteraan manusia.
Energi geotermal yang dapat kita manfaatkan saat ini ialah panas bumi yang berasal dari magma. Magma adalah batuan cair atau panas yang terdapat dalam kerak bumi. Pada saat bumi men-dingin, kulitnya mengalami pengerasan tidak merata, masih ada bagian-bagian batuan bumi cair yang terkurung oleh batuan yang menjadi beku dalam kantong-kantong berupa batuan panas atau cairan yang disebut magma. Magma bervariasi ada yang besar ada yang kecil. Magma yang kecil lama kelamaan menjadi padat juga tanpa ada pengaruhnya yang berarti; tetapi magma yang besar dapat merembes ke permukaan karena pengaruh pergeseran kulit bumi atau karena tekanan. Bila magma sampai ke permukaan bumi, maka disebut lava. Lava inilah yang membentuk gunung-gunung di permukaan bumi. Gunung-gunung itu dibedakan gunung yang aktif dan gunung yang tidak aktif. Gunung yang aktif disebut gunung berapi, yaitu gunung yang mulutnya berhubungan dengan magma. Hal ini ditandai dengan adanya asap atau semburan-semburan gas yang mengandung mineral, uap air atau belerang, lava, bahkan sering juga mengadakan letusan yang mengeluarkan massa yang dapat menutupi puncak gunung, itu. Gunung api merupakan tanda bahwa di dalam gunung itu terdapat magma, meskipun kita tidak dapat langsung mengambil energi dari magma. Energi yang kita ambil adalah melalui air atau uap air yang terkena magma tadi.
Pada dataran tinggi yang mempunyai gunung berapi biasanya terdapat sumber-sumber air panas atau semburan-semburan ke atas permukaan bumi yang disebut geyser. Ini menunjukkan bahwa di dalam gunung api itu terdapat kubangan air yang terkena panas. Kubangan air di dalam tanah itu mempunyai titik didih yang tinggi. Pemboran pada daratan tinggi yang memiliki kubangan air yang mempunyai tekanan lebih dari 1 atmosfer akan timbul semburan yang kuat sekali. Apa yang keluar dari pemboran itu dapat berupa gas atau uap air panas, atau air panas tergantung dari letaknya.
Bila yang menyembur keluar itu uap air panas, adalah sangat menguntungkan karena dapat langsung dimanfaatkan untuk me-mutar turbin uap. Turbin ini dikaitkan dengan generator pembangkit listrik. Dengan jalan itu kita akan memperoleh energi listrik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Tetapi bila yang keluar adalah air panas, maka penggunaan untuk pembangkit listrik tidak dapat secara langsung. Air panas itu baru dapat digunakan untuk menguapkan amoniak, yang se-lanjutnya dapat digunakan untuk memutar turbin. Kemudian zat amoniak itu dapat diperoleh kembali dengan jalan kompresi dan proses pendinginan. Air panas itu dapat juga dimanfaatkan untuk keperluan lain.
c. Energi Angin
Udara yang bergerak disebut angin, dapat terjadi karena perbedaan tekanan di suatu tempat dengan tempat yang lain. Perbedaan tekanan timbul disebabkan adanya perbedaan suhu. Perbedaan suhu terjadi karena perbedaan daya serap panas dari permukaan bumi, yaitu daratan dan laut. Selama terjadi perbedaan suhu di permukaan bumi, maka akan terjadi angin. Pemanfaatan angin merupakan salah satu cara menghemat energi yang berasal dari minyak bumi.
Orang dahulu sebenarnya telah menggunakan energi angin itu, misalnya untuk menggerakkan perahu layar sehingga terjadilah penjelajahan laut dari satu negara ke negara lain. Bangsa Belanda dahulu terkenal dengan penggunaan kincir-kincir angin untuk menggiling gandum. Pada saat ini di Jakarta pun telah dimulai pemanfaatan energi angin untuk menggerakkan pompa-pompa air guna mendapatkan air bersih di beberapa kampung.
Energi angin dapat dimanfaatkan untuk diubah menjadi energi listrik yang prinsipnya sangat sederhana, yaitu angin “ditangkap” oleh baling-baling atau katakanlah rotor bersayap. Energi putaran (energi mekanis) diteruskan untuk memutar generator pembangkit listrik. Ukuran generator yang dipasang tentu saja harus disesuaikan dengan kapasitas angin dan rotornya. Pengubahan energi angin menjadi energi listrik ini sangat menguntungkan untuk tempat-tempat yang memang terdapat angin banyak. Memang tidak semua tempat menguntungkan untuk dibangun PLTA, tapi sumber energi itu tersedia secara bebas; dan angin akan tetap bertiup sepanjang zaman, maka angin juga merupakan salah satu energi alternatif pengganti minyak bumi.
d. Energi Pasang Surut
Salah satu bentuk energi alami yang terdapat di bumi yang tidak bersumber dari cahaya matahari adalah energi pasang surut. Energi pasang surut ini bersumber dari tenaga yang ditimbulkan oleh daya tarik antara bumi dengan bulan. Karena adanya gaya tarik menarik tersebut maka bagian bumi yang berhadapan dengan bulan akan tertarik. Hal ini akan terasa akibatnya pada air laut yang menjadi pasang. Karena bumi mengadakan rotasi selama 24 jam sekali putar maka waktu pasang itu datangnya juga 24 jam sekali.
Bagaimana memanfaatkan pasang surut ini untuk memperoleh energi dapat diterangkan sebagai berikut. Di daerah pasang surut yaitu daerah pantai, dipasang semacam dam atau bendungan air. Air laut yang pasang akan masuk ke dalam danau buatan itu melalui pintu-pintu air yang dapat diatur pembukaannya. Demikian pula pada saat air surut; air dari danau buatan itu mengalir kembali ke laut melalui pintu-pintu itu lagi. Pada pintu-pintu air itulah dipasang turbin air untuk menggerakkan generator pembangkit listrik. Jadi baik pada saat pasang maupun pada saat surut arus air itu dimanfaatkan untuk menggerakkan generator listrik. Jelas energi pasang surut tidak ada batasnya, selama bulan masih setia menjadi satelit bumi.
e. Energi Biogas
Yang dimaksud dengan biogas di sini adalah gas yang dihasilkan dari sisa-sisa jasad hidup yang diuraikan oleh bakteri pengurai melalui proses pembusukan penguraian. Sebagai bahan dasar proses pembusukan atau penguraian adalah sisa-sisa jasad hidup misal-nya sampah pertanian seperti batang pohon jagung, jerami, sisa ampas kelapa atau dapat juga tumbuhan yang cepat tumbuhnya seperti enceng gondok, akasia, dan sebagainya. Sebagai bahan yang mengandung bakteri pengurai digunakan kotoran kerbau atau sapi. Kemudian kedua bahan itu diaduk bersama air. Supaya proses penguraian itu berjalan cepat maka sampah organik itu dapat dicacah-cacah terlebih dahulu. Proses penguraian berjalan optimal pada temperatur 35-37°C. Adonan itu tidak boleh terlalu asam sifatnya, tetapi harus netral. Prosesnya harus dilakukan dalam keadaan tertutup rapat, tak boleh kemasukan udara, karena bakteri itu sangat peka terhadap oksigen. Lagi pula bila terbuka dan kena cahaya matahari bakteri itu akan mati, sehingga proses tidak berjalan.
Adonan tadi ditaruh dalam suatu bejana dan diletakkan dalam tanah. Dapat juga terbuat dari beton atau drum. Gas yang timbul dari hasil penguraian itu sebagaian besar adalah methan (CH4) yang sangat mudah terbakar. Gas lainnya adalah karbondioksida (C02) yang merupakan kira-kira seperempat bagian. Gas lain yang ditimbulkan jumlahnya sangat sedikit, antara lain karbon-monoksida (CO) yang mudah terbakar dan bersifat racun, Nitrogen, yang sama sekali tidak berbahaya tetapi tidak berguna karena tidak dapat dibakar dengan udara, dan gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang juga dapat dibakar dan berbau seperti telor busuk.
Untuk menghilangkan bau gas dan untuk menaikkan mutu gas, maka biogas dicuci dengan jalan mengalirkannya melalui air yang dibubuhi sedikit kapur. Dengan pencucian ini bau gas yang tak enak menjadi hilang, dan gas CO2 yang tak berguna untuk bahan bakar terserap oleh air sehingga biogas yang diperoleh akhirnya dapat dibakar dengan hasil panas yang tinggi. Biogas kemudian ditampung dalam tangki penampung gas dan dapat dialirkan ke rumah untuk memasak, untuk pabrik tahu atau untuk keperluan lain. Teknik pembuatan maupun penggunaan biogas ini masih dalam taraf penelitian.
f. Energi Biomassa
Biomassa adalah segala jasad hidup yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi bila dibakar, yaitu berupa sampah-sampah organik sebagai sisa-sisa produksi pertanian. Biomassa yang berupa sampah atau sisa-sisa yang tak berharga dapat digunakan sebagai sumber energi karena ia masih menyimpan energi matahari. Biomassa yang dapat dipakai sebagai bahan bakar itu tidak selalu berupa sampah, kadang-kadang berupa tanaman yang cepat tumbuh seperti angsana, akasia, dan sebagainya dapat digunakan sebagai bahan bakar secara ekonomis, atau sebagai sumber energi yang murah.
Pengambilan energi dari biomassa prinsipnya adalah membakar biomassa itu dalam tungku pembakar. Panas yang timbul digunakan untuk mendidihkan air, dari air mendidih itu timbul uap air yang dapat digunakan untuk menggerakkan turbin uap. Selanjutnya turbin uap ini dapat menggerakkan generator listrik. Energi listrik dapat didistribusikan untuk berbagai macam keperluan.
Usaha Manusia Untuk Melestarikan Hidupnya
Usaha manusia untuk mencari energi pengganti minyak bumi seperti yang baru saja diuraikan di atas hanyalah merupakan salah satu alternatif saja bagi manusia untuk dapat mempertahankan eksistensinya di muka Bumi, kita mengetahui bahwa minyak bumi merupakan sumberdaya yang sangat penting bagi kehidupan kita sehari-hari. Tetapi kita mengetahui juga bahwa sumberdaya alam itu tak dapat diperbarui dan jumlahnya pun terbatas, sehingga manusia perlu berusaha mencari sumber energi yang lain bila ingin tetap mempertahankan eksistensinya di masa yang akan datang.
Masalah lain sangat vital adalah masalah penggunaan teknologi maju yang baru saja dibahas dalam bab di muka yaitu penggunaan energi nuklir yang maha dahsyat. Kemungkinan keuntungannya sangat besar, tetapi bahaya nuklir terutama dari bom atom mau-pun bom hidrogen yang dapat memusnahkan manusia beserta isi permukaan bumi ini bukannya dihapuskan tetapi justru terjadi perlombaan. Roket berkepala nuklir saat ini makin menyebar di berbagai negara, maka bila terjadi perang nuklir, kita semua musnah, tidak eksis lagi di muka bumi ini.
Sebaliknya dengan teknologi maju, orang juga terus berusaha mengadakan eksplorasi ke antariksa, mencari kemungkinan dapat melakukan migrasi ke planet ini. Tetapi sepanjang penyelidikan yang ada, kemungkinan itu sangat kecil bila dibandingkan dengan dugaan-dugaan semula. Planet Mars yang semula orang menduga ada kehidupan ternyata data yang diperoleh melalui satelit Marinir IV sungguh berlainan. Perkiraan adanya air dan salju yang tebal ternyata keliru, karena yang ada hanyalah selapis tipis butiran salju, yang tak ada artinya bagi kehidupan di bumi. Demikian juga kadar oksigen di Mars jauh lebih sedikit dari dugaan semula, bah-kan ada data yang menunjukkan bahwa tak ada sama sekali oksigen. Maka hanya bumi kita inilah satu-satunya, harapan hidup anak cucu kita di masa mendatang. Oleh karena itu, semua manusia di muka bumi ini bertanggung jawab atas pelestariannya yang berarti eksistensi manusia ditentukan oleh manusia sendiri.
Masalah kependudukan merupakan masalah yang vital dalam hubungan eksistensi atau kelestarian manusia. Bila jumlah pen-duduk makin lama makin besar, sedang lahan pertanian makin terbatas, maka pada suatu saat tertentu batas toleransi sumberdaya alam atau daya dukung alam (carrying capacity) yang mendukung kelestarian kehidupan di tempat itu akan terlampaui maka eksistensi manusia terancam. Pada suatu saat dunia ini tak akan ada lagi kemampuan untuk dapat menampung penduduk dunia yang makin padat itu, sedangkan untuk bertransmigrasi ke planet lain nampaknya belum mungkin atau bahkan tidak mungkin. Salah satu jalan keluar yaitu kita harus dapat hidup di dasar samudera. Katakanlah hal itu dapat dilaksanakan; tetapi, kalau pertumbuhan penduduk terus melaju, pada suatu saat akan sampai juga kepada titik mati. Di saat itu mungkin terjadi kanibalisme atau yang lain; yang jelas, kehidupan yang layak bagi manusia hilang, selanjutnya eksistensi manusia musnah. Salah satu cara yang paling ampuh adalah membatasi laju pertumbuhan penduduk. Keikutsertaan kita semua dalam program KB merupakan iuran kita semua untuk kelestarian manusia di muka bumi yang hanya satu ini.
Beberapa ahli memandang masalah lingkungan hidup ini sebenarnya termasuk kependudukan dan sebaliknya. Lingkungan hidup itu termasuk hubungan antara manusia dengan lingkungan-nya, baik biotik maupun abiotik. Jadi termasuk hubungan antar manusia itu sendiri. Kunci pokok untuk memahami permasalahan lingkungan hidup adalah pernahaman akan konsep-konsep ekosistem. Dalam bab itu telah diterangkan adanya hukum timbal-balik dalam ekosistem yaitu: Bila kita berperilaku baik terhadap lingkungan, maka lingkungan itu akan membalas dengan kebaikan pula. Sebaliknya, bila kita berperilaku buruk terhadap lingkungan, maka lingkungan akan membalas juga dalam hubungan antara manusia dengan masyarakat lingkungannya. Berdasar hukum tersebut, manusia di seluruh dunia ini dan lingkungan fisiknya adalah bumi kita ini, maka semuanya tergantung kepada perilaku manusia itu sendiri, baik terhadap lingkungan fisiknya maupun lingkungan masyarakat atau bangsa-bangsa di dunia. Sebaiknya kita memandang bumi ini bukan dari segi kepentingan manusia, tapi dari segi keseimbangan alam, agar eksistensi manusia terjamin.
Keunggulan Ilmu Alamiah dan teknologi dalam bidang komunikasi sebenarnya tergantung pada manusia itu sendiri yang berada atau yang menguasai alat itu. Bila dengan satelit buatan itu orang dapat menyalahgunakan untuk maksud-maksud jahat, maka orang menempatkan alat-alat pengindera jarak jauh itu se-hingga orang dapat melongok dalam rumah tangga negara lain. Yang dapat dilihat tidak hanya segala sesuatu yang berada diatas bumi, misalnya pabrik-pabrik senjata, reaktor-reaktor nuklir, sampai kendaraan-kendaraan yang bergerak di muka bumi dapat dilihat dari seberang lautan lewat satelit ini, tetapi dapat jauh lagi. Dengan alat pengindera jarak jauh dapat dilihat segala sesuatu yang berada di dalam perut bumi, misalnya adanya cadangan minyak uranium dan sebagainya.
Dari uraian di atas yang penting adalah moral manusia, karena moral itu menentukan langkah-langkah manusia ke arah yang baik atau buruk.
Dostları ilə paylaş: |