Daftar isi kata pengantar I daftar isi II pendahuluan 1 I : memahami hakekat disiplin


Meyakini Disiplin Merupakan Bagian Dari Ibadah



Yüklə 0,58 Mb.
səhifə3/12
tarix15.01.2019
ölçüsü0,58 Mb.
#96944
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12

Meyakini Disiplin Merupakan Bagian Dari Ibadah

Disiplin mencerminkan ketaatan kepada Tuhan dan pada kehidupan. Orang yang taat kepada Tuhan akan selalu berusaha berbuat baik dan yang terbaik dalam hidupnya. Selalu berarti tidak pernah putus, hanya orang-orang yang punya komitmen tinggi yang selalu berbuat baik. Komitmen diperlukan untuk membangun disiplin, tanpa komitmen seseorang akan kehilangan gairah untuk berdisiplin. Karena itu disiplin itu sebenarnya beribadah juga, sebab dengan disiplin maka akan menjadi sempurnalah keyakinan kepada Allah dalam kehidupan di bumi ini.

Saya sangat terkesan ketika saya pertama kali tiba di Jayapura dan melihat laut jarak lebih dekat dan bertanya dalam hati setiap hari ada sungai-sungai besar yang mengalir ke arah laut lalu mengapa air laut tidak pernah bertambah volume di lautannya dan batas-batas lautnya pun tidak pernah berubah hari demi hari tetap saja pada batas-batasnya, ini membuat saya bertanya kepada penduduk yang telah menetap di pantai dan mereka memberikan jawaban pada saya hanya perbedaan pada adanya ombak dan laut tidak pernah melanggar perintah Allah dari kejadian sampai hari ini.

Disiplin adalah kondisi dimana seseorang melakukan sesuatu secara teratur dalam kehidupan sehari-hari sebelum keberja, sebelum tidur, setelah bangun pagi mendahului berdoa, pagi dan malam sebelum tidur selalu sikat gigi. Hal-hal ini mencerminkan kepada orang-orang yang rajin.

Manusia diciptakan Tuhan sebagai puncak kejadian, maka ia diperlengkapi potensi yang melebihi makhluk lainnya. Tuhan menciptakan rnanusia dengan mandat untuk memuliakan-Nya melalui hidup manusia itu sendiri. Dengan bahasa yang sedikit berbeda tetapi singkat, dapat dikatakan demikian: Tuhan berkehendak agar manusia memuliakan Tuhan, dengan hidup di dalam kehidupan manusia harus rnenruliakan Tuhan.

Mandat seperti itu, sebenarnya mengandung makna terdalam agar manusia di dalam hidupnya senantiasa mengingat Tuhan dan apa yang dimandatkan-Nya. Justru dengan mengingat Tuhan sebagai pencipta, dan mengingat perintah-perintah-Nya, maka manusia secara tak langsung mengadakan hubungan dengan Tuhan. Manusia dikehendaki Tuhan sebagai makhluk yang mampu berhubungan dengan-Nya, dan dengan berhubungan itulah manusia dikendalikan hidupnya oleh norma-norma religius.

Melalui hubungan dengan Tuhan dan dengan mengingat perintah-perintah-Nya, hubungan itu membawa akibat manusia terikat pada gaya hidup alamiah. Hal itu bisa dijelaskan demikian: siapa pun yang memiliki hubungan erat dengan sesuatu atau seseorang, maka ia terikat pikiran dan perasaannya serta tindakannya, agar dengan begitu ia tidak mengecewakan pihak lain. Katakanlah apabila manusia berhubungan erat dengan Tuhan, maka manusia juga terikat pikiran, perasaan dan tindakannya kepada apa yang Tuhan kehendaki. Paling sedikit, manusia akan senantiasa mempertimbangkan apakah perbuatannya itu tidak bertentangan dengan suruhan-suruhan Tuhan? Dan kalau ia kebetulan dalam posisi bertentangan dengan suruhan-Nya, ada rasa salah dan rasa dosa di dalam dirinya.

Justru keadaan seperti inilah yang sebenamya diharapkan terjadi di dalam kehidupan manusia. Hidup rnanusia seharusnya senantiasa bergema suara Tuhan dan kehendak Tuhan sebagai pedoman pikiran, perasaan dan tindakannya. Dengan demikian, maka manusia memiliki nilai-nilai tertentu yang pada dasarnya berdasar pada ketaatan akan perintah Tuhan. Apabila seseorang di dalam hidupnya mendasarkan diri pada perintah-perintah Tuhan, atau memiliki nilai-nilai yang asalnya dari Tuhan, niscaya orang itu akan menjadi bergaya hidup religius.

Kehidupan seperti ini mengharuskan seseorang untuk senantiasa mempertanyakan pikiran, perasaan dan tindakannya atas dasar ketaatan pada Tuhan. Inilah hidup manusia yang sebenarnya dikehendaki Tuhan, Sang Pencipta. Tuhan tidak menuntut banyak dari manusia. Tuhan cuma meminta agar Ia senantiasa diingat sebagai yang mencipta dan yang memerintah manusia dan alam semesta ini. Tuhan sudah cukup puas dengan hubungan seperti itu, yakni manusia menganggap hidupnya itu sesuai dengan yang Tuhan kehendaki.

Memuliakan Pencipta melalui hidupnya. Demikianlah tugas manusia. Tugas itu kini menjadi cukup jelas bagi kita yaitu agar melalui kehidupan kita, apa pun dan bagairnana pun yang kita pikirkan, kita rasakan dan kita lakukan ada di dalam kaitan ketaatan kepada Tuhan. Dengan begitu, maka tugas kita tak lain mentaati Tuhan dan perintah-Nya. Justru inilah sebenarnya yang dimaksud dengan memuliakan Tuhan. Melalui cara hidup atau gaya hidup yang demikian itulah, manusia memuliakan pencipta.

Ketaatan manusia kepada Tuhan dan perintah-Nya, tidak boleh digambarkan sebagai ketaatan buta. Kita tidak dituntut untuk tidak bisa lain. Kita tidak dipaksa untuk tak bisa lain. Ketaatan kita kepada Tuhan dan perintah-Nya selalu di dalam kebebasan cara mentaatinya. Kebebasan cara mentaati, berarti ada ruang gerak bagi manusia untuk membentuk ketaatannya itu sesuai dengan pilihan dan selera kita pribadi. Jadi, yang penting manusia mengakhiri keterikatannya dengan Tuhan dan mengingatnya selalu di dalam hidupnya sebagai prinsip hidupnya.

Mengakui Tuhan dan mengingat perintah-Nya sebagai prinsip hidup, berarti menempatkan Tuhan dan perintah-Nya di atas segala sesuatu. Pikiran dan perasaan kita, rencana dan tindakan kita, cita-cita dan realita yang kita terima, semua itu diserahkan dan dipasrahkan kepada prinsip tersebut. Itu berarti, seluruh usaha dan daya serta buahnya diawali dengan menundukkan diri kepada kehendak Tuhan dan diserahkan kepada Tuhan pula akhirnya.

Sebagai manusia, berpindah tempat atau meninggalkan tanah leluhur merupakan keputusan sosiorogis yang berat. Kalau dikatakan Abraham melakukannya karena faktor teologis atau karena menaati panggilan Allah, pasti. ini juga membingungkan masyaarakat setempat. Tetapi bagi Abraham yang saleh ini, kesungguhan untuk menaati panggilan Allah adalah suatu keputusan yang penting.

Dengan menaati panggilan Allah, jelaslah bahwa Abraham adalah seorang yang sungguh-sungguh ingin melakukan kehendak Allah, seorang yang ingin menyaksikan bahwa Allah itu hadir dan berkuasa. Memang keputusan untuk berpindah tempat bukanlah keputusan yang mudah, namun sebagai orang yang beriman, Abraham taat kepada Allah yang memanggilnya.

Keputusan Abraham ini menunjukkan bahwa ia bukanlah seorang yang mementingkan diri sendiri. Ia adalah seorang yang murah hati dan memikirkan kepentingan orang lain. Inilah wujud kasih yang terbesar yang diajarkan Tuhan Yesus beberapa abad kemudian.



  1. Menggerakkan Hati Untuk Bersikap Disiplin


Where is a while, there is a way. Di mana ada kemauan di situ ada jalan. Dimana ada niat disitu pasti ada semanqat. Orang yang tidak punya kemauan, maka jalan hidupnyu, seakan-akan buntu. Kemauan akan melahirkan kreativitas, semakin kuat kemauannya semakin besar kreativitasnya. Tanpa niat kehidupan seakan-akan berhenti sebelum waktunya.

Di dunia ini tidak ada yang gratis, semuanya harus diperjuangkan. Untuk bisa makan, seorang harus bekerja keras membanting tulang. Untuk meraih cita-cita seseorang harus berani berkorban. Ada tiga aspek bagi seorang yang ingin mencerahkan masa depannya yakni disiplin, kerja keras dan banyak belajar. Ketigatan-kegiatan menjadi syarat mutlak yang tak dapat ditawar-tawar lagi.

Memang bukan perkara mudah membangun disiplin, karena itu kita harus membangun sejumlah alasan positif agar kedisiplinan itu tumbuh dan berkembang di hati kita. Pertama kali yang kita lakukan adalah menggerakkan hati agar memberi tempat di salah satu biliknya untuk disiplin. Disiplin itu harus bersemayam di hati, barulah kemudian bisa diaplikasikan ke dalam perbuatan.

Hati adalah motor penggerak kehidupan, kita menunggu sinyal dari hati untuk beraktivitas. Hati adalah cermin kehidupan, konon katanya demikian. Dan cermin itu akan berfungsi maksimal jika belum terkotori oleh noda. Jika cermin sudah kotor, maka yang baik akan kelihatan buruk, apalagi yang buruk pasti tambah buruk lagi. Hati yang bersih akan memudahkan kita untuk mengenali mana yang baik dan mana yang buruk. Dengan hati yang bening kita akan memperoleh gambaran yang jelas tentang disiplin sehingga kita akan memilih kesan positif terhadapnya. Kita akan bisa melihat sejumlah manfaat di balik sebuah kedisiplinan.

Karena itu tidaklah terlalu salah jika membangun disiplin diri itu hakekatnya sama dengan membangun kesucian hati. Sebab, semakin suci dan bersih hati seseorang maka semakin nampaklah kebesaran Tuhan. Dan semakin bersemangatlah dirinya untuk mencapai kerinduannya dengan selalu melaksanakan perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.

Semakin bening hati seseorang semakin besarlah semangatnya untuk membangun disiplin. Sebab, bila hati masih kotor, maka sulit beribadah, karena rasanya malas. Hati yang kotor akan menutupi iman seseorang sehingga menghambat upayanya mengenal Tuhannya semakin dalam. Orang yang hatinya kotor tidak akan mengetahui manfaat doanya bagi dirinya sendiri.

Plato mengatakan bahwa sukses yang paling besar adalah sukses menaklukkan dirinya sendiri (hawa nafsu). Dan tiada kekalahan yang paling memalukan kecuali kalah melawan dirinya sendiri (hawa nafsu). Jika hati sudah dikuasai hawa nafsu, kehidupan akan kehilangan sisi positifnya.

Seseorang akan gagal dalam upayanya membangun disiplin jika ia melupakan hati sebagai aktor utamanya. Niatnya berdisiplin akan sia-sia jika ia tidak mau berkompromi atau minta ijin terlebih dulu kepada hatinya. Dan disiplin yang dibangun tanpa dilandasi dengan kebeningan hati akan seperti buih di laut. Mudah terombang-ambingkan oleh ombak atau seperti panas-panas tahi ayam, karena tidak ada komitmen di hatinya. Kadang disiplin kadang tidak lihat saja gereja-gereja masa kita dalam kebaktian selalu membangkit-bangkitkan emosi manusia dianggap bertobat lalu bagaimana dalam kehidupan sehari-hari hanya biasa-biasa saja tidak ada perubahan. Mungkin ini rahasia terbesar bagi kita agar sukses membangun disiplin diri. Komitmen harus kita bangun terlebih dulu di hati kita, sehingga kita memiliki landasan yang kuat untuk membangun disiplin diri. Sebab, disiplin itu mudah diucapkan, namun susah direalisasikan.

Kemudian Tuhan menampakkan diri kepada Salomo dalam mimpi. Ia berfirman agar Salomo memohonkan apa yang diinginkannya. Hanya satu hal yang dimintanya waktu itu, yakni "hati yang paham menimbang perkara untuk menghakimi umat-Mu dengan dapat membedakan antara yang baik dan yang jahat. Tuhan mengabulkan permintaannya ini.

Hal yang paling mengesankan dalam hidup Salomo adalah pada saat ia menabiskan Bait Allah. Ia memuji dan mengagungkan Tuhan karena akhimya pembangunan Bait Allah itu berhasil dilaksanakan. Ia mempersembahkan korban bakaran bagi nama Tuhan. Ketulusan hati Salomo ini ditanggapi Tuhan dengan mengaruniakan kepadanya kepandaian untuk memerintah dan hikmat untuk mengambil keputusan. Kebesaran Salomo pada masa itu benar-benar melebihi semua raja Israel dan bangsa-bangsa lain.

Dan karena ia memiliki kemampuan khusus, yaitu hati yang penuh hikmat dan pengertian, ia sangat disegani oleh para pemimpin (kolega-koleganya) dari negeri-negeri lain. Ia dilimpahi banyak kekayaan, sumber daya manusia, dan rakyatnya pun setia kepadanya. Penghasilannya setahun meliputi emas seberat 666 talenta, belum termasuk upeti dari berbagai negeri. Ia juga memiliki 200 perisai dari emas; ia membuat takhta besar dari gading yang disalut dengan emas tua (Amsal 10:14-20). Kekayaannya yang lain dicatat dalam pasal 10:21-29.



  1. Niat Merupakan Pemicu Untuk Berbuat Disiplin

Di pengantar bab ini penulis sudah menyinggung sedikit tentang niat sebagai pemicu kedisiplinan. Segala sesuatu tergantung pada niatnya. Tidak ada aktivitas tanpa niat. Niatlah yang menggerakkan manusia untuk berbuat sesuatu dan tidak berbuat sesuatu. Niat ibarat motor bagi kendaraan, secanggih apapun kendaraannya tetapi jika tidak dilengkapi dengan busi tidak akan berfungsi.

Begitu dalam kehidupan ini, semuanya dilator belakangi oleh niat. Kita berbuat atau tidak berbuat sesuatu karena kita punya niat. Kenapa kita mendukung Calon Presiden A dan tidak mendukung Calon Presiden B misalnya karena kita punya niat. Kita rajin berolahraga setiap pagi dan sore karena ada niat. Jika niat itu tidak tumbuh di hati kita, dibayar pun belum tentu mau.

Seorang anak berdisiplin menabung setiap hari karena ingin membeli sepeda mini baru. Baginya tiada hari tanpa menabung karena di pelupuk matanya sudah terbayang betapa gagahnya dirinya berada di atas sepeda baru. Karena itu ketika suatu hari uangnya habis untuk jajan ia menangis menyesali diri. Ia merasa impiannya untuk membeli sepeda baru akan semakin lama.

Ada kisah menarik yang membuktikan bahwa niat memang menjadi pemicu berbuat disiplin. Ada seorang karyawan sebuah perusahaan yang malas sekali. Padahal ia punya potensi yang tinggi dan tenaganya sangat dibutuhkan perusahaan. Pimpinan menyayangkan sikapnya, namun tidak tahu harus berbuat apa. Sedangkan untuk memecatnya ia merasa sayang sekali.

Tiba-tiba muncul gagasan di dalam benaknya, cepat-cepat karyawan tersebut dipanggil. Entah apa yang mereka bicarakan, yang jelas karyawan tersebut berubah total. Ia menjadi karyawan yang paling rajin dan memang benar potensinya sungguh luar biasa. perubahan sikapnya tersebut mampu meningkatkan kinerja perusahaan.

Seluruh pekerjaan yang diserahkan kepadanya mencapai sukses. Perusahaan merasa diuntungkan, tak heran jika tak lama kemudian ia diserahi tanggungjawab yang lebih besar. Hal ini membuat semangatnya menjadi-jadi, disiplinnya luar biasa. Datang ke kantor tepat waktu dan pulangnya pasti paling akhir. Kadang lembur sendirian walaupun karyawan lain sudah pada pulang.

Apa rahasianya? Selidik punya selidik ternyata pimpinannya ketika memanggilnya dulu menjanjikan apabila dirinya mampu memenuhi target yang telah ditetapkan ia akan diangkat menjadi wakilnya. Itulah yang memotivasi dirinya untuk memompa semangatnya sehingga memiliki disiplin baja dalam bekerja.

Pimpinannya kemudian menepati janjinya setelah ia bekerja keras dan berdisiplin tinggi selama lima tahun lamanya. Suatu ,prestasi yang spektakuler karena biasanya uniuk menduduki jabatan tersebut seorang karyawan membutuhkan waktu puluhan tahun lamanya. ltu adalah keputusan yang tepat karena ia memang karyawan yang selama ini dibutuhkan perusahaan.

Bayangkan jika pimpinannya tidak pernah menjanjikan apa-apa kepadanya tentu ceritanya akan lain. Mungkin saja ia tetap menjadi karyawan biasa yang pemalas dan tidak naik-naik pangkatnya. Janji tersebut telah mengubah hidupnya sehingga ia punya niat yang kuat untuk memenuhi harapan pimpinannya. Niat tersebut membuatnya menjadi pribadi yang berdisiplin tinggi.

Pelajaran yang kita ambil dari cerita di atas adalah hendaknya kita selalu memiliki niat dalam hidup ini. Niat itu harus kita miliki dan jika kita belum punya juga kita harus cepat-cepat mencarinya. Karena tidak akan ada yang dapat diubah tanpa niat. Hidup ini akan kehilangan warnanya jika kita tidak memiliki niat bahkan untuk hidup itu sendiri.

Ketika Elia memanggil Elisa untuk menggantikan dia, Elisa sedang membajak di ladang. Sebagai seorang petani, Elisa mengolah tanahnya dengan dua belas pasang lembu. Jelaslah kepada kita bahwa Elisa memang seorang pekerja keras dan mempunyai fisik yang kuat. Ia memiliki etos kerja yang baik dan juga mempergunakan waktu yang ada dengan baik. Mental Elisa yang kuat inilah yang telah membentuknya menjadi pribadi yang tangguh. Sekalipun ia seorang petani, namun ia telah dipakai Allah secara luar biasa.

Ketika Elisa dipanggil Elia untuk menggantikan dia, ia tidak mengucapkan sepatah kata pun. Untuk meyakinkannya, Elia hanya melemparkan jubahnya kepadanya. Elisa mengerti maksud pelemaran jubah tersebut. Mungkin cara seperti ini telah lazim pada waktu itu, bahkan lebih bermakna dari seribu kata yang diucapkan. Bagi Elisa sendiri hal itu merupakan tanda bahwa Allah berkenan dia menggantikan tugas kenabian Elia. Dengan spontan ia menyerahkan dirinya untuk menjalankan tugasnya sebagai nabi yang dipilih Allah.

Sebelum Elia naik ke surga dan menyerahkan tongkat kepemimpinannya, ia berkata kepada Elisa, "Mintalah apa yang hendak kulakukan kepadamu, sebelum aku terangkat dan padamu? Jawab Elisa,"Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu” (2 Raj 2: 9)





  1. Yakin Bahwa Disiplin Akan Membuahkan Kesuksesan

Sukses artinya disiplin secara ketat, Terdapat perbedaan yang amat mencolok antara orang yang terbiasa berdisiplin dengan yang terbiasa hidup semaunya sendiri. Kendatipun hampir setiap orang memahami bahwa sukses harus diperjuangkan, namun biasanya pemahaman tersebut hanya sebatas di bibir saja. Tidak sampai mengendap ke dalam hati dan diaplikasikan ke dalam perbuatan.

Sukses di mana-mana butuh pengorbanan, kerja keras dan keberanian menghadapi resiko. Di negeri manapun kita berada, sukses hanya satu kuncinya yakni kerja keras. Sekarang ada pertanyaan maha besar yang hinggap di otak kepala kita kenapa jumlah orang sukses di negara lain jauh lebih banyak daripada di negeri ini? Apa rahasianya? Tanpa harus memeras otak, kita segera tahu jawabnya disiplin.

Keterpurukan negeri ini banyak faktor penyebabnya, namun semuanya memiliki keterkaitan. Disiplin rendah, malas, kurang berani menghadapi resiko dan ujung-ujungnya berdampak pada etos kerja yang rendah. Sampai sekarang kita belum dapat menghindari tudingan sebagai bangsa yang pemalas. Kecuali malas, kita merupakan bangsa yang paling rajin melakukan korupsi. Kita korupsi waktu terus-menerus.

Jangan menengok ke Jepang atau Korea, dibanding dengan negeri jiran Malaysia tingkat kedisiplinan para pekerja kita masih kalah jauh. Disiplin menjadi persoalan krusial, anehnya kebanyakan dari kita menikmatinya. Ketidakdisiplinan menjadi fenomena umum di mana-mana dan kita seakan akan tak berdaya. Kita seolah-olah merasa semua itu sudah menjadi kebiasaan yang berurat akar sehingga susah untuk diatasi.

lnilah alasan pembenar yang sering kita kemukakan, sekedar sebagai jawaban normatif atas ketidakberdayaan kita. Ahlih-ahlih untuk mencoba mencari kiat mengatasi kebiasaan tidak berdisiplin, kita sendiri merasa malu karena diri kita sendiri sebenarnya belum berdisiplin. Sebagai manusia kita belum memenuhi kriteria sukses, bahkan untuk soal disiplin sekalipun. Tak heran kita belum pernah merasakan bagaimana nikmatnya menjadi orang yang benar-benar sukses.

Setelah kita memahami dan menghayati bahwa disiplin bukan sebuah siksaan, melainkan kebutuhan, toh belum dapat menjawab kenapa kita harus disiplin. lawabnya berpulang kembali kepada diri kita sendiri yang senantiasa mendambakan sukses. Sukses selalu merupakan bayang-bayang semu yang hadir di pelupuk mata kita. Sebagian besar dari kita, sukses merupakan persoalan yang teramat berat. Kita butuh kiat, taktik, dan strategi untuk mendulang sukses.

Karyawan memang tidak mudah diubah pola pikirnya. Tetapi dengan selalu mengedepankan sukses sebagai sebuah kebutuhan alami yang selalu mengusik hidupnya, disiplin akan lebih mudah ditanamkan. Sebab, semakin tinggi tingkat disiplin seorang karyawan semakin besar kemungkinannya untuk meraih sukses. Tak seorang pun karyawan yang memimpikan dirinya akan menemukan kegagalan, Jika disiplin diibaratkan koridor, maka sukses berada di ujungnya.

Disiplin telah memberi ancer-ancer di mana sukses itu berada, tetapi ketidaksiplinan akan membuat keberadaan sukses itu menjadi kabur. Tanpa kedisiplinan kita sukar untuk menentukan arah sebenarnya kita mau ke mana. Kalau arah saja kita masih bingung, apalagi untuk menentukan sukses. Singkatnya, disiplin adalah kebutuhan sekaligus syarat mutlak menuju sukses. Sukses adalah nilai lebih yang dimiliki seorang karyawan paling tidak bagi dirinya sendiri dan atasannya.

Tantangan hidup yang dihadapi Yakub di rumah mertuanya tidaklah mudah. Namun ia tetap setia melakukan pekerjaannya yang dapat menunjukkan betapa seriusnya Yakub bekerja, ''Aku dimakan panas hari waktu siang dan kedinginan di waktu malam, dan mataku jauh dari pada tertidur" (Kej. 31:40). Tidaklah heran kalau Yakub mendapat upah berupa keberhasilan dan kekayaan karena ia memang seorang pekerja yang tekun dan setia.. Bagi Yakub, waktu adalah pemberian Allah. Oleh karena itu, harus digunakan untuk tujuan yang benar.

Yakub bukan tipe orang yang mau melarikan diri dari tanggung jawab. Ia juga bukan tipe orang yang suka membantah atau mengeluh. Bekerja keras merupakan pengabdiannya kepada Tuhan. etos kerjanya patut dicontoh oleh siapa pun ingin sukses.



  1. Menjadikan Disiplin Sebagai Kebutuhan

Disiplin merupakan kebutuhan. Tak mudah memang menanamkan disiplin dalam kehidupan sehari-hari. Jangankan kepada orang lain, kepada diri sendiri pun susahnya minta ampun. Kita semua harus memaksakan diri secara terus menerus dan tak kenal menyerah sebelum ,merasakan nikmatnya disiplin. Setiap orang berbeda caranya untuk belajar mendisiplinkan dirinya. Dan prosesnya pun berbeda, ada yang butuh waktu bertahun-tahun tetapi ada juga yang hanya berbilang hari.

Banyak orang (baca :cara cerdas menggunakan waktu) yang belum dapat menjadikan disiplin sebagai kebutuhan. Karyawan yang demikian bencinya setengah mati terhadap segala bentuk kedisiplinan. Baginya lebih mudah melanggar aturan yang artinya tidak disiplin daripada mematuhinya. la cenderung membuat aturan sendiri yang sebenarnya tidak beraturan karena tidak pernah mengikuti dengan kedisiplinan. Kedisiplinan itu baginya adalah ketidakdisiplinan.

Memang susah mengatur karyawan yang membandel seperti itu. Peraturan saja dilanggar, apalagi yang tanpa aturan malah lebih tidak karu-karuan lagi. Sudah jelas karyawan yang enggan berdisiplin etos kerjanya rendah. Sebagai akibat rendahnya disiplin, semangatnya pun gampang loyo. Tidak memiliki gairah untuk meraih prestasi dan fokusnya semata-mata kerja adalah untuk mencari uang. Sudah menjadi kelemahan manusia yang cenderung memilih, gampang saja meskipun disadari bahwa yang gampang itu tidak selalu baik. Jalan pintas selalu menjadi rebutan, tak heran banyak orang yang menjadi korban penipuan dengan sms raih hadiah. Banyak orang doyan dengan makanan-makanan instant yang sebenarnya amat rentan terhadap kesehatan manusia. Banyak orang terburu nafsu menjadi kaya dengan mencandu togel.

Kita harus memiliki paradigma baru tentang disiplin, yakni sebagai kebutuhan. Alasannya banyak, salah satunya erat kaitannya dengan kinerja. Hal ini akan mengubah pola pikir kita yang selama ini kurang sehat. Kita harus memandang disiplin dengan adil dan obyektif, jangan dipandang dari sisi negatifnya saja. Memahami disiplin secara benar akan membantu kita menemukan alasan kenapa selama ini kita jarang berhasil.

Kebutuhan kita tentang disiplin sama besarnya dengan kebutuhan kita akan kehidupan ini. Seyogyanya kita memiliki rencana yang matang dalam hidup ini, sehingga kita menjadi manusia seperti yang kita idam-idamkan. Kita menjadi apa yang kita inginkan, bukan manusia yang ditentukan oleh keadaan. Misalnya, bila kita sukses rasanya dunia serasa milik kita sendiri.

Dan rencana akan berjalan dengan baik kalau kita melakukannya dengan penuh kedisiplinan. Rencana yang bagus tidak menjamin akan sukses jika tidak dilaksanakan dengan disiplin. Disiplin membuat rencana berjalan dengan baik dan dengan disiplin pula hidup ini akan bisa kita atur menurut apa yang kita inginkan.

Disiplin adalah kebutuhan. Kebutuhan bagi semuanya. Bukan hanya bagi atasan dan manajemen tetapi lebih penting lagi adalah bagi karyawan yang bersangkutan. Dengan disiplin yang tinggi semua persoalan akan lebih mudah diatasi. Ada ungkapan “trisna jalaran saka kulina”, artinya rasa cinta itu akan tumbuh dari kebiasaan. Dari kebiasaan menjadi kebutuhan dan dari kebutuhan kemudian berlanjut menjadi rasa cinta.

Kiranya tidak ada cara lain untuk menjadi diri kita sendiri, kecuali dengan menjadikan disiplin sebagai kebutuhan. Kita harus bisa membangkitkan rasa disiplin itu di dalam hati agar kita betul-betul merasakan betapa butuhnya kita terhadap disiplin. Kalau kita lapar kita butuh makan, begitulah hendaknya pandangan kita terhadap disiplin. Kita harus selalu merasa lapar terhadap hal-hal yang berkait dengan kedisiplinan.


  1. Yüklə 0,58 Mb.

    Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   12




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin