Dasar Dasar Perencanaan Dakwah



Yüklə 0,87 Mb.
səhifə14/17
tarix26.07.2018
ölçüsü0,87 Mb.
#59540
1   ...   9   10   11   12   13   14   15   16   17

Mentor Ideal


Ustadz Satria Hadi Lubis banyak menulis tentang karakter mentor yang ideal yang secara umum akan saya coba rangkumkan dalam empat poin berikut:

  1. Mentor sebagai seorang kakak/saudara

Dalam berdiskusi dan menceritakan isi hati atau masalah yang mungkin dihadapi, seorang mentor idealnya mampu berperan sebagai seorang kakak atau saudara bagi peserta mentoring. Oleh karena itu seorang mentor perlu memiliki karakter empatik dengan harapan dapat menyentuh hati binaannya sehingga terjadi keterbukaan, dan terbentuk nuansa kekeluargaan dalam kelompok tersebut.

  1. Mentor sebagai seorang pelatih

Pelatih adalah sosok yang memberikan arahan, mengajarkan cara melakukan sesuatu, mencontohkan, mengawasi peserta latihan melakukan sesuatu, memotivasi ketika gagal, memberi selamat ketika berhasil, dan setia mendampingi. Untuk itu diperlukan karakter pengkader yang ulung bagi seorang mentor karena ialah yang akan senantiasa berinteraksi dengan para peserta mentoring.

  1. Mentor sebagai pemberi petunjuk jalan

Seorang mentor diharapkan dapat menjadi pembimbing bagi para peserta mentoring untuk menapaki masa depannya. Dalam hal ini seorang mentor perlu memahami potensi binaannya dan member mereka alternatif pilihan untuk masa depannya. Sebagai contoh kecil, dalam hal memilih sub-jurusan pada sebuah program studi seorang mentor dituntut untuk bisa memberikan gambaran yang jelas mengenai pilihan-pilihan yang ada dan memberikan rekomendasi kepada adik-adik binaannya. Oleh karena itu seorang mentor diharapkan dapat memiliki karakter pemimpin yang bisa mengarahkan binaannya.

  1. Mentor sebagai pembentuk mentor baru

Karena kebutuhan dakwah kampus akan mentor yang senantiasa bertambah, maka seorang mentor diharapkan dapat membentuk binaannya menjadi mentor baru di masa yang akan datang.
  • Seleksi Mentor


Kualitas seorang mentor sangat menentukan kualitas peserta mentoring. Seleksi ketat mengenai siapa saja yang berhak menjadi mentor perlu dilaksanakan dalam rangka mencapai tujuan tersebut.

Pada bagian sebelumnya saya sudah memaparkan mengenai karakter mentor ideal. Tetapi ada satu hal yang perlu dimiliki oleh semua mentor dan menjadi syarat mutlak, yakni integritas. Integritas di sini tidak sekedar kejujuran, akan tetapi juga bentuk komitmen seseorang untuk melakukan sesuatu dan mengerjakan apa yang telah ia katakan. Kebutuhan integritas bagi seorang mentor sangat diperlukan untuk menunjang optimalisasi kinerja pengelolaan permentoringan.

Mengenai seleksi terkait kelayakan mentor ini akan saya paparkan dengan uraian proses transformasi seorang peserta mentoring menjadi seorang mentor.

Pertama, seorang mentor mengidentifikasi kondisi binaannya yang akan diikutkan pembinaan calon mentor yang akrab saya sebut dengan istilah sekolah mentor. Syarat pertama yang diperlukan adalah ia harus sehat keberjalanan permentoringannya, alias rajin mengikuti mentoring.

Kedua, ia pun harus mengikuti dengan seksama dan memiliki tingkat kehadiran yang tinggi dalam sekolah mentor.

Ketiga, mengikuti tes atau seleksi formal yang diadakan oleh tim pengelolaan mentoring. Seleksi ini meliputi tes kapasitas pribadi seorang calon mentor (seperti kualitas dan kuantitas amalan ibadah harian), kemampuan pemahaman materi, dan seleksi lainnya yang diperlukan untuk menjadi seorang mentor.

Keempat, seorang calon mentor diharapkan dapat mengikuti proses magang atau belajar menjadi mentor, proses ini diharapkan dapat mengasah sense seorang mentor.

Kelima, jika secara kapasitas seseorang telah memilki kecapakan sebagai seorang mentor, ia diharapkan dapat mengisi lembar perjanjian komitmen diri sebagai seorang mentor. Adanya kontrak sosial ini diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawab mentor dalam menjalankan amanahnya. Kontrak sosial ini berisikan hal-hal yang menunjang agenda permentoringan, seperti siap meluangkan waktu untuk mengisi mentoring setiap pekannya, siap untuk mengikuti pembinaan mentor, dan siap melaporkan data keberjalanan mentoring secara rutin.




Mekanisme Pengelolaan Data

Salah satu parameter yang bisa dinilai untuk mengevaluasi keberjalanan permentoringan adalah pendataan yang baik, yakni bagaimana data yang berasal dari mentor dapat sampai kepada pengelola mentoring secara berkala dan tepat waktu. Saya akan memaparkan sedikit mengenai sistem pengelolaan data ini agar pengelolaan data permentoringan dapat berjalan dengan baik. Pemaparan akan saya bagi menjadi tiga sub-bagian, yakni sistem jaringan pengumpul data, pola pengumpulan data, dan database terpusat.
  • Jaringan Pengumpul Data


Pada kondisi dimana jumlah mentor semakin banyak dan tersebar di seluruh penjuru kampus, sistem jaringan pengumpul data diperlukan untuk mempermudah arus tersampainya informasi. Konsep dari sistem ini adalah mengestafetkan data dari mentor ke pengelola mentoring dengan perantara pengelola mentoring di tingkat tertentu. Dengan adanya jaringan ini diharapkan dapat terbentuk hirarki data dan informasi. Data yang dimaksud adalah data yang terkait presensi keberjalanan mentoring, atau rekomendasi tertentu. Jika digambarkan dalam bentuk bagan, akan tampak seperti gambar berikut:

Alur Data dan Informasi

Dalam Tim Pengelolaan Data Mentoring
  • Pola Pengumpulan Data


Pola pengumpulan data adalah metode untuk melaporkan data keberjalanan mentoring. Banyak sekali cara yang dapat kita gunakan untuk mengumpulkan data ini. Namun untuk memudahkan mentor, sekiranya pengelola mentoring diharapkan dapat memberikan variasi pilihan kepada para mentor untuk mengumpulkan data. Bentuk variasi pengumpulan data antara lain:

  • Via sms, pengumpulan data keberjalanan via sms ini sebetulnya merupakan cara yang paling mudah, yakni hanya dengan SMS ke nomor tertentu saja dengan ketentuan yang disepakati.

Contoh:

Ketik: “Nama mentor tanggal mentoring materi Izin: nama-1, nama-2, nama-3, dst Sakit: nama-1, nama-2, nama-3, dst Alpha: nama-1, nama-2, nama-3, dst ....”

Kemudian kirim ke nomor hotline mentoring


  • Via e-mail, cukup dengan membuat template yang harus diisi dan dikirimkan melalui e-mail setelah menjalankan agenda permentoringan

  • Via data box, pihak pengelola menyediakan kotak data khusus di sekretariat LDK, dan pihak mentor cukup mengisi kertas ber-template khusus yang sudah tersedia dan memasukkannya ke dalam kotak

  • Via database online, pada tahap yang lebih advance, LDK bisa menyediakan perangkat IT pendukung, sehingga mentor cukup mengakses situs tertentu dan mengisi form yang telah tersedia di layar komputer.
1   ...   9   10   11   12   13   14   15   16   17




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin