Sistem database terpusat adalah bentuk one-sheet database yang berisikan data keberjalanan mentoring dalam jangka waktu tertentu. Bentuk dari database ini bisa dalam bentuk microsoft excel atau lainnya. Akan tetapi hal terpenting dalam database ini adalah kesanggupan data ini untuk diakses oleh seluruh pemegang kebijakan dakwah kampus yang juga berhak melihat data untuk menentukan sebuah kebijakan tertentu.
Membuat Kurikulum
Mentor biasanya akan menyampaikan materi berdasarkan kurikulum yang tersedia. Kurikulum dalam proses pendidikan adalah hal yang penting karena selain akan berfungsi sebagai manhaj dalam menyampaikan materi, kurikulum biasanya juga dibuat dengan marhalah (tahapan) yang menyesuaikan dengan kondisi peserta mentoring. Untuk itu diperlukan adanya penyusunan kurikulum yang sesuai dengan kondisi kekinian dan kesinian.
Kurikulum untuk permentoringan tahap awal perlu menekankan pada tiga hal, yakni aqidah, akhlak, dan ibadah. Penekanan pada tiga hal ini bukan tanpa alasan, memang tiga hal inilah yang diyakini sebagai fondasi awal seorang kader dakwah bahkan fondasi seorang muslim.
Berikutnya pada tahap yang lebih lanjut barulah peserta diberikan penekanan pada hal yang bersifat fiqih dan dakwah. Adanya penyesuaian ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap keberterimaan materi oleh peserta mentoring.
Saya akan memberi beberapa contoh tema materi untuk mentoring tahap awal. Sebetulnya ini bukanlah materi yang baru, namun agar lebih menarik dibutuhkan adanya pengemasan seperti: Thank You Allah, Muhammad is The Real Idol, Insan Akademis, Ungkapan Cinta untuk Ayah dan Bunda, Life Excellent; The Miracles of Holy Qur’an, Hidupku Ibadahku, dan Gue Bangga Menjadi Seorang Muslim.
Buku-buku mengenai materi mentoring saat ini sudah bisa kita dapatkan di berbagai tempat. Yang terpenting bagi pengelola mentoring adalah bagaimana merangkai materi yang ada agar terbentuk suatu tahapan pembelajaran yang tepat dan bisa dipahami oleh mentor dan diterima oleh binaanya.
Sekolah Mentor
Aspek kelima yang harus disiapkan adalah sekolah mentor. Sekolah mentor adalah sebuah sarana yang digunakan oleh pengelola LDK untuk membentuk calon-calon mentor di masa yang akan datang. Sekolah mentor ini diharapkan dapat berjalan rutin sepanjang tahun, sehingga proses regenerasi dapat senantiasa berjalan.
Sekolah mentor diikuti oleh peserta mentoring yang aktif hadir dan direkomendasikan oleh mentor yang membinanya. Walau memang, seharusnya semua peserta mentoring mengikuti sekolah mentor, akan tetapi adanya rekomendasi dapat memberikan jaminan komitmen dari peserta untuk mengikuti sekolah mentor ini.
Secara umum ada tiga konten yang perlu disampaikan dalam sekolah mentor seputar segala hal yang diperlukan agar seseorang siap menjadi seorang mentor, yakni:
-
Pemahaman dakwah dan kaderisasi, yang terkait dasar-dasar pemahaman dakwah yang diperlukan, sehingga mentor melakukan aktivitas mengisi mentoring dengan berfondasikan paradigma dakwah yang kokoh
-
Penguasaan materi dasar, yang ini akan menjadi bekal awal dalam menyampaikan materi di awal-awal mengisi mentoring
-
Kemampuan komunikasi dan penguasaan peserta mentoring, kemampuan mendinamisasikan kelompok, serta cara menyampaikan materi yang tepat agar menarik untuk didengar dan dipahami peserta.
Selain itu, diperlukan pula adanya latihan mengisi mentoring dalam bentuk simulasi dengan sesama peserta, agar peserta bisa mulai belajar untuk menjadi mentor yang baik. Pemberian tips dan trick khusus dari para pementor senior pun perlu diberikan, agar peserta sekolah mentor bisa memahami medan mentoring dengan baik.
Materi pendukung lainnya di sekolah mentor adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas amalan ibadah harian peserta. Perlu kita pahami bahwa seorang mentor memerlukan kekuatan maknawiyah yang kuat agar dapat memberikan materi secara optimal, karena kekuatan rabbaniyah-lah yang akan bisa menopang aktivitas dakwah seorang kader. Peningkatan amalan ibadah harian ini bisa dilakukan dengan memberi motivasi dan mengecek secara rutin ibadah harian calon mentor pada setiap pertemuan sekolah mentor.
Perangkat Pembinaan Pendukung
Mentoring memang merupakan tulang punggung pembinaan bagi lembaga dakwah kampus karena merupakan metode pembinaan yang efektif dan andal. Mentoring memberikan kesempatan bagi seorang pengkader untuk bisa memberikan nilai secara rutin dan berkala terhadap jumlah objek kaderisasi yang kecil (5-10 orang per kelompok). Akan tetapi pada perjalanannya ternyata mentoring saja dinilai tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pembinaan kader.
Mengapa hal ini bisa terjadi? Bagaimanapun mentoring memiliki keterbatasan, salah satunya adalah kapasitas dari mentor yang tidak merata, serta kompetensi mentor yang berbeda-beda. Bagi mentor yang memiliki kompetensi di bidang Al Qur’an, maka pola ia membina tentu akan banyak menekankan pada pengenalan dan pemahaman Al Qur’an. Ada pula mentor yang memiliki kecenderungan aktif beramal, maka binaannya akan diarahkan untuk terus beramal. Sedangkan mentor yang study oriented bisa jadi akan cenderung mengarahkan binaannya untuk menjadi asisten atau koordinator praktikum sebagai sarana untuk berdakwah.
Oleh karena itu diperlukan adanya perangkat pembinaan tambahan yang dikelola secara terpusat dengan sasaran seluruh peserta mentoring (seluruh kader). Tujuannya adalah untuk memberikan kompetensi dan kesamaan pemahaman kader dakwah. Perangkat pembinaan ini dapat menjadi additional tools bagi kader, dan diadakan secara eksidental dalam keberjalanan pembinaannya. Perangkat pembinaan tambahan ini biasanya menjadi back up untuk meningkatkan pemahaman dan kompetensi terkait:
-
Tsaqofah Islamiah lanjut
-
Manajemen dakwah
-
Latihan fisik
-
Wawasan umum dan kompetensi khusus
-
Ruh dakwah
Kelima hal di atas terkadang tidak bisa diberikan oleh mentor di mentoring, sehingga LDK perlu menyerahkan kepada ahlinya agar dapat menyampaikan materi ini kepada binaan dengan baik.
Berikut adalah alternatif perangkat pembinaan yang bisa kita selenggarakan untuk mendukung kegiatan permentoringan.
Diklat merupakan pola pembinaan berbentuk rangkaian pelatihan dan simulasi dalam satu jangka waktu tertentu (biasanya 3-5 hari). Dalam diklat peserta diharuskan menginap dengan harapan bisa fokus pada materi yang akan diberikan. Keunggulan dari diklat adalah peserta terkondisikan dan memungkinkan bagi penyelenggaranya untuk mengadakan variasi metode dalam satu diklat, seperti training, outbound, muhasabah, qiyamulail berjamaah, simulasi, workshop, dan lain sebagainya.
Diklat sebaiknya diadakan di tempat yang jauh dari lingkungan kampus, dengan tujuan ada nuansa dan lingkungan baru yang membuat peserta lebih nyaman dan siap untuk menerima materi. Diklat biasanya dibuat dalam satu tema seperti diklat calon pengurus, diklat inisasi struktur, diklat Al Qur’an, diklat manajemen dakwah kampus, diklat kepemimpinan, dan lain sebagainya. Dengan membawa satu tema besar, maka materi yang diberikan akan membahas seputar tema tersebut. Varian yang akan diberikan pun dapat lebih menunjang.
Contoh:
Diklat Manajemen Dakwah Kampus
Materi : Sistem Kaderisasi, Pengelolaan Syiar dan Pelayanan Kampus, Pemasaran Dakwah Kampus, Be a Strong Leader, Fiqih Prioritas Kader Dakwah Kampus, Rekayasa Sosial
Varian metode : Training, workshop, bedah buku, membuat tulisan, focus group discussion, dan team building.
Merupakan metode pembinaan yang bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui metode mengenal alam. Kebanyakan dari kita mengenal tafakur alam hanya sebatas pergi ke tempat alam bebas dan mencoba memaknainya dengan kemegahan ciptaan Allah yang ada di muka bumi. Akan tetapi tafakur alam sebetulnya merupakan media yang sangat sains jika kita bisa mengembangkannya dengan variasi kegiatan seperti berikut:
-
Meneropong bintang, melihat kemegahan galaksi bimasakti. Kita bisa melihat keagungan Allah dengan melihat ciptaannya di angkasa.
-
Kunjungan ke suku pedalaman yang memberikan kesempatan pada kita untuk mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan serta menumbuhkan empati.
-
Olahraga ekstrem seperti bungee jumping¸ paralayang, terjun parasut dan arum jeram. Media ini memungkinkan kita mendekatkan diri pada Allah dengan mencoba merasakan bagaimana rasanya ketika nyawa terancam.
-
Scuba diving, mencoba mengenal ciptaan Allah yang Mahakaya dan unik di dalam laut. Biasanya ketika manusia sudah melihat “kerumitan” ciptaan Allah, maka ia akan semakin yakin bahwa Allah memang Maha Agung.
Mengunjungi tokoh atau tempat tertentu memberikan kita banyak ilmu dan hikmah. Kunjungan bisa bertujuan untuk mengambil ilmu langsung dari ahlinya, sebutlah untuk belajar tentang ilmu tasawuf ke ulama di pesantren tertentu, belajar tentang entrepreneurship ke pengusaha, atau belajar dasar politik ke pejabat politik. Biasanya setiap tokoh punya pengalaman yang “hanya” dia yang memiliki. Oleh karena itu sebagai seorang kader yang haus ilmu, sangat diharapkan dapat mendapat ilmu dan pengalaman berharga dari orang-orang yang telah sukses secara langsung.
Dalam konteks kelembagaan, kunjungan juga bisa dilakukan ke lembaga dakwah di kampus lain, dengan tujuan studi banding ke LDK (yang lebih berpengalaman) atau berbagi ilmu untuk menambah feel dakwah skala nasional dengan mengunjungi LDK lain (khususnya ke LDK yang muda).
-
Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit)
Mabit merupakan perangkat pembinaan yang berfokus pada peningkatan kekuatan ruhiyah dan maknawiyah kader. Mabit yang baik biasanya diisi dengan metode yang mendekatkan diri kepada Al Qur’an seperti menghafalkannya, qiyamulail berjamaah, dan ceramah tentang Al Qur’an. Selain itu mabit juga bisa berfungsi sebagai sarana konsolidasi LDK yang mungkin sedang memiliki masalah besar yang perlu diselesaikan bersama. Mabit juga berperan sebagai media perekat ukhuwah karena kader memperoleh kesempatan untuk mengenal lebih dalam sesama rekan dakwahnya dengan bermalam bersama. Pada kegiatan ini akan tampak sifat asli kader, dan dengan inilah kader akan mencoba memahami satu sama lain dengan baik.
Untuk membina fisik dan kesehatan (terkadang mental juga) dari seorang kader dapat dilakukan pembinaan melalui kegiatan outbound dan kemah. Varian outbound sangat banyak, mulai dari yang bersifat “aman”, alias diadakan pada tempat khusus outbound dengan alat-alat pendukung seperti tracking, flying fox, paint ball dan lain-lain, hingga outbound yang lebih menantang seperti survival di hutan atau berkemah alias camping. Bagaimanapun bentuk outbound dan kemah yang diadakan tentu harus menyesuaikan dengan kondisi peserta, apakah peserta lebih nyaman dengan kondisi tempat yang menantang atau yang “pasti-pasti saja”.
Selain itu outbound dan kemah bisa bermanfaat juga untuk melatih nyali kader dan melatih untuk berani melawan ketakutan terhadap tantangan dunia. Terkadang media seperti ini butuh diadakan sesekali karena bermanfaat pula untuk memicu ruhul istijabah (baca: kesigapan dan ketaatan) dari kader yang mungkin melemah karena berbagai sebab.
Tempo yang tinggi biasanya diterapkan dalam outbound dan kemah, sehingga nilai disiplin bisa menjadi titik tekan kejaran dari media pembinaan ini. Agenda ini biasanya memakan waktu lebih dari satu hari sehingga dapat memberikan kesempatan kepada sesama kader untuk saling mengenal dan berlatih saling tolong menolong.
Latihan olahraga secara rutin bertujuan untuk melatih kesehatan fisik kader yang bisa jadi terjebak dalam rutinitas dakwah dan akademik yang membuat tubuh tidak banyak bergerak. Kader biasanya sering meninggalkan olahraga karena menilai bahwa olahraga tidak penting. Padahal kesehatan kader yang bermasalah akan berdampak pada dakwah itu sendiri. Sakitnya seorang da’i tidak hanya berpengaruh pada dirinya, tetapi juga pada umat sekitarnya. Oleh karena itu, membiasakan kader berolahraga rutin bisa menjadi solusi. Mulailah dengan hal yang sederhana seperti jogging, latihan sepak bola rutin, renang atau olahraga aerob lainnya. Bagi kader yang berlebih kemampuan finansialnya, fitness bisa dijadikan olahraga pilihan. Tim kaderisasi lembaga dakwah bisa pula memberikan kebijakan khusus untuk mewajibkan kader berolahraga minimal 30 menit setiap harinya.
Malam agitasi adalah sebuah metode dakwah yang selama saya di GAMAIS baru dua kali di lakukan. Sebuah malam dinamisasi dan agitasi kepada kader jika para pemimpin dakwah menilai kondisi kader dari segi militansi dan soliditas sedang bermasalah. Pembinaan malam ini biasanya diadakan secara mendadak dan diinformasikan kepada kader hanya beberapa saat sebelum diadakan dengan pesan yang membuat kader tergugah untuk menghadirinya.
Pada kegiatan ini, kader akan diminta hadir di suatu tempat tertentu. Pilihlah tempat yang mempunyai makna terhadap kader atau dakwah kampus Anda. Setelah itu barulah dimulai malam agitasi yang berisikan pembinaan semi-militer dengan tempo yang sangat keras. Berbagai dinamisasi dan agitasi bisa dilakukan. Malam ini berlanjut dengan muhasabah sebagai bagian dari introspeksi diri kader, dan diharapkan kader dapat mengorientasikan kembali niatnya dalam berdakwah dan membangun kembali kekuatan ukhuwahnya dengan sesama kader.
Pelatihan atau sering dikenal dengan training ini merupakan media pembinaan yang cukup sering dilakukan. Pelatihan biasanya memiliki berbagai macam tema seperti diniyah, manajemen dakwah, dan Qur’aniyah. Beri kesempatan kepada pemateri yang berpengalaman dan inspiratif untuk menjelaskan dengan baik nilai dan ilmu tertentu agar kader mudah menerimanya. Saat ini pelatihan juga telah memiliki banyak varian. Salah satunya dengan pengadaan simulasi.
Media pembinaan dapat pula dengan memberikan penugasan langsung kepada kader. Contohnya dengan meminta kader membaca buku tertentu, membuat resume, membuat tulisan tentang sesuatu, kunjungan ke suatu tempat, belajar langsung dari seorang pakar, atau tugas lainnya. Selain dapat menambah ilmu dan pemahaman akan suatu hal, penugasan ini juga melatih ketaatan dan kesetiaan kader.
Latihan beramal merupakan pola pembinaan yang memberikan kesempatan kepada kader untuk memahami langsung cara berdakwah dengan baik dan benar. Pembelajaran paling berbekas adalah dari pengalaman. Pembinaan jenis ini memberikan kesempatan kader untuk beramal, baik dengan menjadi mentor, pembicara, mengisi pelatihan, maupun terlibat dalam proyek atau kepanitiaan dakwah. Biasanya seorang kader akan mendapat banyak hal dengan belajar dari pengalaman. Semakin kader berpengalaman dalam agenda dakwah, maka akan semakin dewasalah dirinya dalam berdakwah dan berjamaah.
Kaderisasi merupakan bagian penting dalam kegiatan LDK. Dengan kaderisasi dakwah akan berkembang dengan baik karena didukung oleh kader yang memiliki kapasitas yang baik dalam segala aspek. Sejatinya memang kader disiapkan tidak hanya dengan kapasitas yang bersifat spiritual saja, perlu pula disiapkan kapasitas akademik dan softskill untuk mendukung ekspansi dakwah kampus kedepannya.
Berbagai perangkat kaderisasi perlu di formulasikan dengan baik dengan menyesuaikan dengan kapasitas kader pada umumnya di sebuah kampus. Salah satu cara untuk membuat kaderisasi bisa diterima adalah dengan penjenjangan kader agar kader mendapatkan materi yang sesuai dengan kemampuan dirinya untuk menerima materi serta memudahkan LDK khususnya sektor kaderisasi untuk membuat kelompok pembinaan
Mentoring merupakan cara yang paling tepat untuk memantau kader dan memberikan materi kaderisasi yang sesuai. Untuk itu penguatan pengelolaan mentoring perlu menjadi prioritas bagi LDK. Para alumni LDK selalu mengatakan bahwa mentoring adalah tulang punggung dakwah. Bukan hal berlebihan jika mereka mengatakan seperti itu karena memang dengan adanya mentoring gerak dakwah ini bisa berjalan bertahap dan terarah
Pada akhirnya dengan adanya kaderisasi, nilai-nilai dan pembelajaran yang didapatkan oleh para pendahulu dapat disampaikan dengan baik kepada generasi selanjutnya. Dengan kaderisasi yang kuat, sebuah LDK akan dapat melakukan pengembangan berkelanjutan terhadap dakwah di sebuah kampus.
BAB 19
MEMBANGUN
RASA KEKELUARGAAN
DAN PIKIRAN POSITIF
Karena kita keluarga. Buat kami di GAMAIS tiga rangkaian kata ini memiliki makna yang mendalam. Lebih dari itu tiga kata ini adalah sebuah kekuatan yang menjadi landasan kami membangun organisasi dakwah ini. Bukan organisasi sepertinya, akan tetapi kami lebih memilih menyebutnya sebagai keluarga dakwah yang Allah berikan kepada kami. Allah mempertemukan kami di GAMAIS untuk berkeluarga dan merajut sebuah cita-cita dakwah yang mulia. Kekeluargaan menjadi sebuah hal yang sangat berharga dalam sebuah organisasi dakwah. Mengingat bahwa organisasi bersifat non-profit dan mungkin bisa dianggap non-benefit dunia juga untuk beberapa orang.
Peran kekeluargaan ini sangat diharapkan dapat menyatukan hati para kader dakwah. Perlu diingat dengan semakin berkembangnya sebuah LDK, kader yang tergabung dalam barisan ini semakin variatif. Pada awalnya bisa jadi yang masuk ke LDK adalah seseorang yang telah terbina dan mampu membina dengan baik. Akan tetapi kemudian di kala era semakin terbuka, kader yang masih jauh pemahamannya dari Islam pun semakin banyak yang masuk ke LDK. Contohnya kami masih memiliki kader yang belum berjilbab, masih merokok, dan banyak melakukan maksiat.
Namun ini bukanlah hal yang harus diperdebatkan. Justru inilah hal yang harus kita syukuri. Kenapa? Karena ini menunjukkan dua hal. Pertama, LDK kita telah terbuka dan tidak tampak eksklusif sehingga semakin banyak orang yang bersedia belajar di LDK kita. Kedua, kita masih harus bersyukur bahwa Allah masih membukakan hati mahasiswa di kampus kita untuk bergabung di LDK. Perlu diingat kembali bahwa LDK bukan tempat orang yang sudah sholeh, akan tetapi LDK adalah tempat orang yang ingin belajar supaya lebih dekat kepada Allah.
Membentuk nuansa keluarga. Itulah sebuah langkah awal untuk membuat kader nyaman berada di LDK. Jika kader telah merasa nyaman, mereka akan menjadikan LDK sebagai rumah tempat ia berhimpun, tempat bersantai, tempat kembali, tempat mengadu, tempat tertawa dan tempat berjuang bersama. Ketika nuansa nyaman ini bisa dibentuk, peningkatan produktivitas kader pun akan menyusul. Nuansa keluarga bisa dibentuk dari hal yang sangat sederhana, atau lebih tepatnya, membentuk nuansa keluarga memang harus menggunakan cara yang sederhana.
GAMAIS ITB memulai itu semua dari nama LDK kami, Keluarga Mahasiswa Islam. Juga dengan sebutan pemimpin di LDK, yakni kepala GAMAIS. Keluarga dengan seorang kepala, sehingga perasaan bersahabat muncul sejak awal pada semua kader kita. Proses kekeluargaan di sini terus berlanjut dengan berbagai cara seperti senantiasa menyebut nama panggilan atau bahkan panggilan akrab kepada sesama kader. Seperti saya punya banyak nama panggilan, ada yang memanggil saya Yusuf, Ridwan, Uchup, bahkan sampai Cuppy, buat saya hal ini menunjukan sebuah kedekatan emosional antara kader dakwah. Dalam kondisi dimana usia pemimpin dan kader yang hanya terpaut satu sampai dua tahun, maka cara kharismatik sulit dilakukan, cara yang paling tepat untuk menyentuh hati kader adalah dengan keakraban dan kedekatan emosional.
Terkadang—atau mungkin sering—saya memanggil rekan dakwah saya dengan sebutan “my bro”, atau “my lovely BPH” atau “my man” atau “BPH-ku tercinta”. Mungkin Anda akan tertawa mendengarnya, akan tetapi dari hal inilah rasa kekeluargaan itu bisa terbentuk.
Cara sederhana lainnya adalah dengan saling mengucapkan dan mendo’akan saat milad salah seorang kader. Di sekre LDK kami, dipasang jadwal milad kader setiap bulan. Ketika hari-H milad, kami saling memberitahukan bahwa salah seorang kader kita milad. Akhirnya banyak kader kami yang mengirimkan sms, menelepon atau mengucapkan langsung do’a maupun pesan selamat kepada kader yang milad di hari tersebut. Hal ini membuat beliau merasa senang dan dihargai karena banyak yang memberikan perhatian.
Biasanya di LDK ada departemen rumah tangga dan kekeluargaan. Bisa jadi departemen ini melakukan banyak manuver untuk mendekatkan sesama kader. Dalam hal ini, saya berpesan kepada kepala departemen rumah tangga dan kekeluargaan GAMAIS, “Tugas kamu cuma satu, yakni memastikan bahwa semua kader kita bahagia”.
Ingat bahwa LDK adalah lembaga non-profit. Yang bisa kita berikan adalah memberikan sebanyak-sebanyaknya penghargaan, mulai dari hal sederhana hingga yang besar kepada kader agar ia senantiasa merasa nyaman dalam berdakwah.
Cara selanjutnya, makan bersama. Cara ini adalah cara yang paling sering kami lakukan. Biasanya kami shalat maghrib bersama di Masjid Salman ITB, kemudian kami pergi makan bersama ke tempat makan yang unik dan enak. Bisa dikatakan setiap hari kami makan bersama setelah maghrib. Jika keadaan tidak memungkinkan untuk mencari tempat makan yang jauh, kami biasanya makan di tempat makan dekat Masjid Salman ITB.
Memang jika dilihat, ini merupakan cara yang sangat sederhana. Tetapi ketika kegiatan makan bersama ini berlangsung, kita jadi bisa saling mengenal satu sama lain, memahami sifat masing-masing, bahkan saling memberikan kepercayaan dengan meminjamkan uang untuk membayar makan—maklum mahasiswa, kadang sedang tidak ada uang di dompet—Dalam beberapa momen, proses makan bersama ini juga bisa menjadi momen untuk membuat ide-ide dahsyat untuk strategi dakwah.
Dalam kesempatan lain, aktivitas kelompok seperti olahraga bersama seringkali kami lakukan untuk meningkatkan kegembiraan dan rasa kekeluargaan. Selain itu pada pekan lalu, kami di BPH GAMAIS mencoba meningkatkan rasa kekeluargaan ini dengan jalan-jalan ke kawah putih, Ciwidey. Perjalanan ini memang hanya untuk BPH (maklum kami menjabat 1,5 tahun, jadi butuh di-charge ulang). Perjalanan ini direncanakan secara mendadak. Kami memang tidak membuat agenda tertentu di sana. Kami hanya berniat jalan-jalan, tertawa bersama dan bersenang-senang bersama.
Alhasil, perjalanan ini sangat berkesan. Dimulai dari saat berangkat, kami harus menunggu angkot hingga 2 jam sehingga kami belajar untuk saling bertoleransi. Selama perjalanan kami saling bercerita tentang diri masing masing. Ada yang melawak, ada yang curhat tentang kuliah, ada juga yang hanya sekedar “nyampah”. Kami sama sekali tidak membahas tentang GAMAIS. Sesampainya disana, rasa kekeluargaan ini semakin terasa ketika kami menghabiskan waktu dengan makan bersama, berfoto-foto di tengah kawah putih, sehingga kami pulang dalam keadaan sangat bahagia. Apa yang kami lakukan ini membuat BPH ini semakin dekat dan dekat. Kami berharap kami bisa menjadi lebih produktif dalam beramal.
Proses saling mengenal satu sama lain perlu dilakukan untuk menciptakan rasa kekeluargaan. Tidak hanya dengan saling mengetahui nama dan nomor telepon, tetapi juga melakukan perkenalan yang lebih mendalam. Saya terbiasa mengawali pembicaraan di sebuah tim dengan perkenalan yang lebih mendalam, yakni dengan mengetahui asal kota, tanggal lahir, kisah dibalik nama atau makna nama, ukuran sepatu, makanan kesukaan, pengalaman unik di masa lalu, dan hal-hal pribadi seseorang yang sekiranya bisa disampaikan. Dengan mengenal siapa rekan dakwah kita, perasaan dan prasangka yang ada akan selalu positif karena kita sangat memahami pola pikir saudara kita itu. Akhirnya akan terbentuklah chemistry antara sesama kader dakwah.
Masih banyak lagi sebetulnya cara-cara sederhana untuk membentuk rasa kekeluargaan di LDK kita. Bisa dengan mengirim sms untuk membangunkan shalat tahajud, sms berisikan nasihat, atau mungkin sms yang hanya sekedar menanyakan keadaan seperti apakah kawan kita sudah makan siang? Sangat sederhana sekali. Apa pun hal yang kita lakukan, tentunya dilakukan untuk mencapai sebuah tujuan, yakni memberikan kenyamanan bagi kader untuk beramal.
Hasil dari eratnya ikatan kekeluargaan adalah perasaan bahagia dari kader di LDK. Perasaan bahagia dalam menjalankan amanah dakwah adalah bekal yang sangat penting dalam beramal karena ini bisa menjadi sebuah kekuatan yang akan membuat dakwah kader penuh semangat dan bertahan lama di LDK. Pendekatan dengan cara kekeluargaan saya nilai sangat efektif untuk kader dakwah yang baru mulai melakukan amalan dakwah karena cara ini lebih manusiawi dan tidak abstrak. Terkadang pemimpin LDK mencoba mengembalikan semangat kader dengan nasihat dan ceramah dari seorang ustadz. Memang bagus, tapi biasanya berhasil hanya untuk kalangan kader yang sudah sangat paham akan dakwah. Bagi kader awal, ceramah dari ustadz justru akan membuatnya jenuh.
Selanjutnya setelah nuansa kekeluargaan ini terbentuk, kita perlu membangun sebuah perasaan positif dari kader dakwah. Terinspirasi oleh buku “Quantum Ikhlas”, menurut saya kader dakwah perlu memiliki keyakinan yang mendalam akan sebuah cita-cita dakwah agar terbentuk sebuah perasaan positif. Perasaan positif merupakan sebuah perasaan bahagia dari diri ini ketika memikirkan atau menjalankan sesuatu. Berbeda dengan berpikir positif yang hanya berkutat di pikiran, namun belum tentu sesuai dengan perasaan kita.
Manusia diciptakan dengan perasaan, manusia juga diciptakan dengan default setting yang sama, dan manusia selalu melangkah tergantung pada apa yang hatinya katakan atau yang ia fokuskan. Sebagai contoh dalam buku “Quantum Ikhlas”, seseorang yang sedang melaksanakan program diet senantiasa berpikiran bagaimana ia bisa langsing, bagaimana ia bisa melakukan diet dengan teratur. Padahal sebetulnya hatinya sedang berfokus pada kenyataan bahwa ia adalah seorang yang gemuk. Menurut buku tersebut, hal ini justru tidak akan membuatnya kurus karena yang difokuskan oleh pikirannya adalah kata “gemuk”.
Kita perlu menata pikiran dan hati kader kita dengan kata-kata: “LDK kita sudah baik, dan kita ingin LDK kita jadi lebih baik”. Maksudnya hati kita berkata dan bersyukur bahwa LDK sudah baik, dan kita juga menginginkan LDK kita menjadi lebih baik lagi. Dengan demikian terjadilah sinkronisasi antara hati dan otak, atau istilahnya connection between mind and soul. Hal inilah yang akan membuat sebuah LDK menjadi besar. Keyakinan bahwa LDK kita baik akan membuat LDK baik. Keyakinan bahwa LDK kita buruk akan membuat LDK kita menjadi buruk. Hal terakhir inilah yang mungkin terjadi pada dunia ke-LDK-an di Indonesia kini. Kader pada LDK yang masih mula senantiasa mengatakan bahwa LDK-nya masih kacau, sehingga ia akan fokus pada kata “kacau”. Akibatnya LDK-nya sulit mengalami perkembangan. Sedangkan kader pada LDK yang sudah mapan senantiasa mengatakan bahwa LDK-nya sudah “baik”, sehingga hati mereka akan tergerak untuk menjadikan LDK-nya lebih baik lagi. Anda adalah apa yang Anda pikirkan tentang diri Anda. LDK Anda adalah apa yang Anda pikirkan tentang LDK Anda.
Sedikit bercerita, ketika awal menjadi kepala GAMAIS, LDK kami memang sudah baik, akan tetapi kontribusi ke nasional masih jauh dari harapan. Ketika saya memimpin, saya punya pikiran bahwa GAMAIS adalah LDK yang akan menjadi pionir pergerakan LDK nasional, dan GAMAIS akan menjadi kiblat LDK nasional. Perlu diingat bahwa saat itu kami belum ada apa-apanya di dunia FSLDK. Akan tetapi keyakinan ini senantiasa saya pegang dan saya sampaikan ke kader lainnya bahwa GAMAIS adalah LDK nasional. Alhasil, saat ini kader kami punya tanggung jawab lebih untuk berkontribusi secara nasional. Dalam waktu sekitar 6 bulan setelah saya memimpin, GAMAIS ITB juga telah menjadi rujukan untuk pengelolaan LDK se-Indonesia. Semua hasil ini dimulai hanya dari sebuah keyakinan serta perasaan positif dan bahagia ketika memikirkannya.
Kader dakwah perlu ditata dan diajak untuk berpikir dan berperasaan positif. Ketika kader dakwah kita bisa memiliki keyakinan yang mendalam bahwa ia mampu melakukan perubahan, bahwa LDK kita mampu berkarya, niscaya akan ada dorongan dari dalam berupa kekuatan dari hati dan bantuan dari Allah untuk memajukan dakwah ini. Karena orang besar dimulai dari pikiran dan jiwa yang besar. LDK besar juga dimulai dari kader yang senantiasa berpikir dan berjiwa besar.
Glosarium
A:
-
Aqidah: keyakinan pada Islam
D:
M:
-
Mahad: pesantren/pemusatan
-
Maknawiyah: kedekatan pada Allah
-
Manhaj: pedoman
-
Marhalah: tahapan
-
Milad: syukuran hari lahir
-
Muhasabah: kontemplasi/evaluasi diri
Q:
-
Qiyamul lail: Sholat malam
R:
-
Rabbaniyah: jiwa penghamba Allah
-
Ruhiyah: kedekatan dengan Allah
-
Ruhul istijabah: kesigapan
S:
-
Syiar: menyampaikan ajaran Islam
-
Syura: rapat
T:
-
Ta'aruf: perkenalan
-
Ta'lim: ceramah Islam
-
Ta'rif: perkenalan (lingkup sedang)
-
Tabligh: ceramah Islam (lingkup besar)
-
Tadhribul amal: latihan beramal
-
Tafakur alam: menghayati ayat Allah di alam
-
Tahfidz: program menghafal Qur’an
-
Tahsin: program membaca Qur’an dengan baik
-
Talaqqi: diskusi Islam
-
Tanfidzh: tahap eksekusi
-
Tajwid: tata cara membaca Qur’an
-
Takwin: tahap pembentukan
-
Tandzhim: tahap penataan
-
Tasawuf: ahli sufi
-
Tausiyah: nasehat
Menginspirasi Kampus dengan Syiar dan Pelayanan
BAB 20
STRATEGI SYIAR
Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu
Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu
Al Kitab dan Al Hikmah, serta mengajarkan kepadakamu
apa yang belum kamu ketahui
Al Baqarah: 151
Dalam skematik dakwah masyarakat, syiar atau proses penyampaian nilai Islam menjadi bagian yang sangat penting karena berperan besar dalam memberikan gagasan tentang Islam kepada masyarakat. Dengan syiar, masyarakat yang belum mengenal Islam dengan baik, dapat menjadi masyarakat yang ber-semi-afiliasi terhadap dakwah Islam. Tentu, jika melihat urgensinya maka syiar itu sendiri menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam gerakan dakwah di kampus.
Pertanyaannya, agar dakwah kita efisien dan efektif, apakah syiar kita sudah memenuhi kaidah manajemen yang baik?
Pada dasarnya dalam menentukan arah gerak syiar, sebaiknya kita berpedoman pada sirah nabawiyah dengan melihat dan memahami bagaimana langkah Rasul melakukan manuver dakwah hingga Islam bisa berada di seluruh pelosok dunia seperti sekarang ini.
Seringkali kita melihat dakwah hanya sebatas sesuatu yang sudah terbakukan dalam Al Qur’an dan Sunnah, yang akan disampaikan kepada banyak orang. Namun saya memaknai dakwah sebagai marketing karena pada dasarnya dakwah ini adalah menjual, mempromosikan, dan memperkenalkan produk berupa nilai Islam yang kita yakini kebenarannya kepada orang lain.
Jika melihat dalam kacamata umum, seseorang tidak mungkin mau melihat sesuatu dengan lebih mendalam ketika ia tidak merasa tertarik dengan tampilan luarnya. Apalagi bila melihat karakter masyarakat kini yang semakin venus, sebagaimana yang dikemukakan oleh pakar marketing Indonesia, Hermawan Kertajaya, dalam bukunya “Marketing in Venus”. Artinya manusia sangat memperhatikan apa yang dilihat dan apa yang dirasakannya pertama kali.
Oleh karena itu dalam memasarkan LDK dan nilai Islam, kita perlu memperhatikan beberapa hal, antara lain:
-
Isi dari dari dakwah
-
Sasaran/segmentasi objek dakwah
-
Pengemasan
-
Pemasaran/promosi
-
Closing/transaksi/kesepakatan
Pemasaran LDK terkait kepada value yang akan disampaikan. Kita perlu memahami kebutuhan objek dakwah, kemudian menyesuaikan isi yang akan disampaikan dengan daya keberterimaan mereka.
Jika kita sebagai da’i adalah siswa SMU dan objek dakwah adalah siswa SMP, maka akan lebih mudah mana, siswa SMU menggunakan bahasa siswa SMP, atau sebaliknya? Sesuaikan dengan tepat isi dari pesan dakwah yang akan disampaikan dengan kondisi objek dakwah.
Yakni target market yang menjadi penerima agenda dakwah kita. Objek dakwah haruslah terklasifikasi dan tersegmentasi agar tepat sasaran.
Contohnya, agenda tabligh diselenggarakan untuk semua mahasiswa, agenda tasyakuran akbar untuk mahasiswa tingkat satu, agenda diklat mahasiswa muslim untuk mahasiswa tingkat dua, agenda survival untuk mahasiswa tingkat tiga dan career sharing untuk mahasiswa tingkat empat.
Pengemasan terkait bagaimana pencitraan yang akan timbul kepada masyarakat kampus.
GAMAIS ITB mencoba mencitrakan LDK yang ramah dan lembut. Hal ini diimplementasikan dalam berbagai bentuk, salah satunya melalui publikasi kami yang selalu tampak lucu. Selain itu penamaan kegiatan yang tampak “ramah di mata dan telinga” seperti Metamorphosis, Look Inside My Environment, GAMAIS PEDULI, A-Day, BBQ, dan lain-lain.
Pemasaran paling efektif adalah penjualan yang dilakukan oleh kader LDK itu sendiri karena dialah yang paling memahami LDK-nya. Pembelajaran agar seorang kader mampu berkomunikasi dan menjual agenda dakwah inilah yang menjadi sebuah tadhrib amal tersendiri bagi dirinya. Ia akan belajar menjadi da’i dalam arti sesungguhnya, yakni sebagai seorang penyeru dan pengajak.
Selain itu pemasaran bisa di optimalkan pula dengan desain dari publikasi yang ditampilkan. Coba sesuaikan gaya publikasi dengan karakter objek dakwah yang menjadi segmentasi dakwah.
Closing dilakukan saat telah adanya kesamaan pemahaman antara da’i dan mad’u atau objek dakwah yang telah bersedia menerima nilai yang kita sampaikan. Dalam konteks kegiatan LDK, hal ini berarti seorang mad’u sepakat untuk mengikuti acara yang kita rencanakan.
Pendekatan akhir dari tahap pemasaran ini adalah bagaimana objek dakwah bersedia mengikuti pembinaan rutin yang dijalankan oleh LDK. Mentoring menjadi metode yang seringkali digunakan pada tahap ini. Para da’i kampus diharapkan nantinya mampu mengajak objek dakwah untuk bisa mengikuti kegiatan mentoring.
Komunikasi dalam Dakwah
Karena kader adalah salesman dakwah kita di kampus, maka penanaman jiwa marketing pada semua kader sangat diperlukan. Dengan memperhatikan pola berpikir seorang salesman, saya mencoba mengajak seluruh kader dakwah untuk menganggap bahwa berdakwah adalah sama dengan ”berjualan”. Dengan demikian diharapkan akan ada perubahan tampilan dakwah dengan menggunakan cara berpikir “content samawi, pengemasan ardhi” atau “isi dari Allah, namun penyampaiannya dengan bahasa manusia”.
Oleh karena itu, kunci dalam dakwah adalah komunikasi. Allah mengajarkan kepada kita untuk berdakwah dengan hikmah dan dengan cara yang baik supaya bisa diterima oleh masyarakat.
Gambar di atas mencoba memberikan gambaran bagaimana proses dakwah berjalan, dan bagaimana cara yang baik yang dapat dilakukan dalam setiap tahap proses yang ada.
-
Pesan yang akan disampaikan
Seorang pengirim pesan perlu memahami isi pesan yang akan disampaikan. Pemahaman yang baik akan berdampak pada penjiwaan dalam bergerak dan efektivitas tingkat ketersampaian pesan.
Coba betul-betul selektif dalam menentukan pesan apa yang akan disampaikan kepada objek dakwah. Seringkali aktivis dakwah memberikan konten atau pesan dakwah yang terlalu tinggi atau tidak cocok dengan kebutuhan objek dakwah saat ini. Penyesuaian pesan haruslah benar-benar tepat. Penggunaan survei atau kuesioner sederhana untuk melihat bagaimana kebutuhan dari objek dakwah bisa digunakan sebagai landasan untuk menentukan tema atau isi pesan yang akan di sampaikan.
Apakah media dakwah yang akan digunakan berupa sms, selebaran, pamflet, baliho, poster, pemanfaatan jejaring sosial, ta’lim, outbound, survival, travelling, permainan, ataukah media lainnya? Kita harus pandai memilih metode dakwah. Salah memilih akan berdampak besar pada keberlanjutan gerak dakwah kita. Media yang tepat dan penataan isi yang baik akan sangat menentukan keberterimaan pesan dakwah kepada objek dakwah. Coba gunakan cara pandang seorang seller atau marketer yang mampu berpikir sesuai dengan kebutuhan buyer (dalam hal ini pembelinya adalah objek dakwah). Berikan apa yang objek dakwah butuhkan, bukan apa yang kita—sebagai subjek dakwah—inginkan.
Perhatikan pemahaman serta kondisi objek dakwah sebelum kita melaksanakan agenda dakwah. Pastikan mereka berada dalam keadaan siap menerima pesan. Jika mereka sedang tidak ingin diganggu atau tidak siap untuk menerima pesan Islam, bisa jadi tindakan kita justru akan menimbulkan masalah. Sebutlah, kita memaksa mengadakan ta’lim sebelum waktu ujian, atau mengadakan diklat panjang di waktu perkuliahan. Saat-saat seperti ini tentunya tidak tepat dimanfaatkan untuk melakukan agenda dakwah. Terkadang bisa juga kita memanfaatkan momen seperti Ramadhan sebagai penunjang pembentuk suasana dakwah.
Sebagai seorang penyampai pesan, seorang aktivis dakwah perlu menunjukkan i’tikad dan niatan yang tulus dalam berdakwah. Merujuk kembali ke buku “Bagaimana Menyentuh Hati”, cara yang paling baik agar seorang aktivis dakwah juga bisa menjalan peran dakwah adalah dengan memastikan bahwa ia memiliki kebersihan hati. Dengan kebersihan hati, maka seseorang akan lebih mudah berkomunikasi dengan hati objek dakwah. Di situlah pintu hidayah akan lebih mudah dibuka.
Bila berbicara tentang metode dakwah yang paling baik di sebuah kampus, maka orang yang paling tepat menjawabnya adalah Anda sendiri sebagai pelaku dakwah di kampus Anda sendiri. Membandingkan dengan dakwah kampus lain bukanlah untuk mengikuti seutuhnya, tetapi untuk mengambil bagian yang bisa diadaptasi lalu dikembangkan sesuai dengan keunikan gerak dakwah di kampus masing-masing.
Pada akhirnya dakwah akan bisa berkembang bila kita sebagai seorang da’i menggunakan bahasa kaum tempat kita berdakwah. Atau dalam bahasa lain, bagaimana cara kita bisa memformulasikan metode dakwah yang paling sesuai dengan objek dakwah di kampus.
BAB 21
PROPAGANDA DAN
CORONG OPINI
Syiar Islam mempunyai peran dalam menyampaikan, menyebarluaskan, serta menginternalisasikan nilai-nilai Islam kepada masyarakat. Sebagai sebuah instansi dakwah, LDK harus bisa berperan lebih dengan memberikan sebuah informasi yang valid dan atraktif kepada masyarakat kampus sehingga dapat membimbing mereka ke arah yang lebih baik.
Salah satu peran LDK adalah sebagai corong opini, yakni menjadi pusat informasi yang akan dijadikan sebuah kesepakatan bersama bagi masyarakat kampus. Permainan corong opini ini menjadi sebuah poin unik tersendiri, karena perang pemikiran akan sangat mungkin terjadi di sini.
Trendsetter atau pembuat trend di kampus. Jika LDK melakukan suatu hal, maka massa kampus akan mengikutinya. Mungkin inilah istilah yang tepat untuk merepresentasikan keberhasilan propaganda yang dilakukan oleh LDK. Sebagai contoh, dengan kader LDK yang banyak, dan banyak pula yang ikut mentoring, LDK bisa menciptakan sebuah sugesti publik: “Kalau tidak ikut mentoring berarti belum mahasiswa”. Tentunya dengan demikian massa kampus akan tergerak untuk segera bergabung dalam kegiatan mentoring. Dalam hal inilah LDK dapat berperan sebagai penebar pemikiran di kampus.
Dalam menggerakan roda mesin propaganda, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Memang kita tidak bisa hanya sekedar menyampaikan dakwah melalui media yang biasa-biasa saja untuk mempermainkan sugesti dan justifikasi publik. Oleh karena itu kita butuh sedikit rekayasa sehingga dakwah ini tampak berseni.
Indikator Keberhasilan
Ada indikator yang mempengaruhi keberhasilan sebuah rekayasa opini, yakni konten yang di bawa dan bagaimana pengemasan yang diberikan terhadap konten yang ada. Kedua hal ini sangat penting untuk diperhatikan secara seimbang. Karena, jika satu saja tidak diperhatikan akan berdampak pada kurang optimalnya rekasaya opini yang dilakukan oleh LDK.
Adalah isi dari pesan yang akan dibawa. Tentu kita akan membawa sesuatu yang ada dalam kandungan Al Qur’an yang tidak pernah akan basi hingga hari kiamat. Akan tetapi, kita juga perlu memperhatikan tema apa yang tepat untuk waktu tertentu ,sehingga pesan yang disampaikan bisa tersampaikan dengan baik. Konten dari pesan perlu dikaji secara mendalam dengan menyesuaikan dengan kondisi masyarakat di kampus. LDK tidak bisa menyampaikan sesuatu yang terlalu berat untuk masyarakat kampus karena akan kontraproduktif terhadap propaganda yang akan dilakukan.
Sebagai contoh, saat pekan ujian akhir, LDK membuat opini untuk UAS jujur dengan berbagai media yang ada, seperti baliho besar bertuliskan pesan-pesan yang mengajak untuk tidak mencontek (contoh: “Tuhan ada dimana-mana”, “Cheating is stealing, stealing is criminality”, atau “Hargai hak paten jawaban ujian teman Anda!”) dan ditambah pula dengan gambar-gambar yang menarik. Bisa juga dengan membuat buletin berisikan artikel atau komik kecil yang menyampaikan pesan yang sama.
Dengan menaruh semua propaganda ini di seluruh pelosok kampus, maka masyarakat kampus akan selalu teringat akan isi pesan ini. Tugas kita sebagai kader LDK adalah memastikan pesan kita tersampaikan dengan baik ke dalam gagasan massa kampus. Ketika gagasan itu sudah ada, maka keinginan untuk menjalankannya akan lebih mudah untuk dilakukan.
Contoh Pamflet untuk Mengajak Berjilbab
Untuk menentukan konten, kita bisa memperhatikan dua hal. Pertama, preventif, yakni menyampaikan sebuah pesan sebelum sebuah momen ada, atau sebelum muncul isu yang berlawanan dengan isu yang akan kita bawa. Sebagai contoh, propaganda “Ramadhan penuh ibadah”, atau “UAS jujur”. Kedua, reaktif, yakni menyampaikan sebuah pesan ketika sebuah isu lain merebak. Sebutlah di sebuah kampus muncul isu bahwa seks bebas itu boleh-boleh saja asal aman. Maka LDK wajib memberikan isu baru untuk meng-counter isu yang ada. Melawan isu negatif dengan cara membuat isu positifnya. Untuk isu seks bebas ini kita bisa bermain dengan isu “Jaga dirimu hingga malam pertama”, atau “Jomblo itu mulia” dan sebagainya dengan harapan masyarakat bisa menjauhkan diri dari seks bebas tersebut.
Penentuan isu yang akan dibawa perlu diperhatikan dengan matang. Sekali saja salah langkah dalam menentukan isu yang akan digagas, bisa berdampak besar pada beberapa hal, seperti menciptakan citra negatif pada LDK, kontraproduktif terhadap agenda syiar, atau bahkan hilangnya kepercayaan objek dakwah terhadap LDK. Oleh karena itu dibutuhkan penentuan topik yang tepat dan sesuai kebutuhan agar isu yang diangkat lebih kena sasaran.
Manusia menilai dari apa yang dilihatnya. Mata adalah pintu masuk informasi terbanyak bagi manusia. Ketika mata mengatakan “oke” pada suatu hal, biasanya hati pun juga akan berkata demikian. Inilah yang menjadi poin penting dalam memasarkan sebuah hal. Banyak sekali contoh-contoh yang menunjukkan pentingnya pengemasan. Pengemasan yang baik akan memberikan added value pada hal yang akan disampaikan.
Pada konteks propaganda dan opini, maksud dari pengemasan ini terkait pada permainan kata-kata dan media visual. Setiap kata yang keluar dalam penyampaian opini perlu diseleksi sedemikian rupa agar memberikan dampak yang sesuai dengan harapan. Jangan sampai kita mengeluarkan kata-kata yang tidak sesuai dengan kondisi objek dakwah atau “terlalu tinggi” untuk dicerna oleh mereka.
Sebagai contoh, “Semangat ukhuwah dalam Islam”, atau “Menata bangsa dengan menata fikroh”, atau kalimat panjang nan berbobot seperti, “Pemuda masa depan bangsa yang ber-izzah dan memilki kafaah Islam yang syumul”. Beberapa contoh propaganda ini sering kali muncul baik dalam bentuk spanduk, poster, atau ceramah yang ditujukan untuk masyarak luas. Berdakwahlah dengan bahasa kaumnya. Ini adalah sebuah konsep marketing yang sangat sederhana. Maksudnya kita bukanlah hanya sekedar menyesuaikan bahasa saja, tetapi juga pemilihan kata serta cara penyampaian yang tepat.
Contoh Pin GAMAIS ITB
Ada contoh cukup menarik dari beberapa propaganda di Indonesia, yang ternyata berdampak sangat baik terhadap para sasarannya. Mungkin Anda semua pernah mendengar “Yang muda yang tidak dipercaya”. Sejatinya dampak dari tulsan ini adalah memicu para kaum muda untuk lebih berkarya dan lebih bertanggung jawab. Atau contoh lainnya, “Connecting people”, jargon sebuah produsen telepon seluler ini menggambarkan betapa pentingnya komunikasi dengan sesama manusia.
Propaganda juga bisa dilakukan dengan membuat urban spread, yakni penyebarluasan isu melalui “mouth to mouth”, mulut ke mulut. Ini bisa menjadi metode yang mulai dikenal keefektifannya karena memanfaatkan karakter dasar manusia yang ingin selalu berkomunikasi. Penyebaran pesan dengan cara ini juga sangat cepat. Kita bisa memulainya dari mengadakan diskusi kecil dengan simpul-simpul massa. Selanjutnya, isu yang kita bawa akan tersebar secara alamiah melalui orang-orang yang telah kita ajak berdiskusi.
Peran strategis lembaga dakwah adalah sebagai corong opini ketinggian Islam di kampus. Dengan strategi dan taktik dakwah yang sistematis dan berkelanjutan, cepat atau lambat nilai Islam akan tersebar di kampus. Dengan tersebarnya nilai Islam ini diharapkan dapat menjadi gagasan pikiran dalam setiap individu muslim di kampus sehingga pendekatan dakwah personal lebih mudah dilakukan oleh para kader dakwah.
Berbagai metode dakwah untuk corong opini ini hanya akan berbuah kegagalan bila tidak didukung semangat para kader dakwah sebagai corong opini itu sendiri. Lembaga dakwah kampus adalah organisasi berbasis kader sehingga para kaderlah yang menghidupkan nuansa dakwah di kampus itu sendiri.
Perkembangan dakwah di masa datang sangat membutuhkan kekuatan dari rekayasa corong opini ini. Dengan tantangan arus informasi yang semakin tak terkendali, konten Islam tidak boleh tenggelam dalam informasi kemaksiatan atau kebathilan. Tugas para pelaku dakwahlah untuk memastikan bahwa opini Islam terus berkembang dan mengisi hati para muslim khususnya di dalam lingkungan kampus.
BAB 22
DAKWAH
DI DUNIA MAYA
Dunia maya kini bukan lagi sekedar media untuk mencari informasi, tetapi telah berkembang menjadi sebuah komunitas besar tanpa batas. Seseorang dapat mengenal orang lain lintas batas negara, geografis, suku, agama dan sebagainya. Dunia maya telah tumbuh menjadi dunia yang membuat seseorang lebih banyak menghabiskan waktu di dalamnya ketimbang hidup di dunia nyata.
Berbicara tentang dunia maya tentu tidak hanya berbicara tentang internet saja, melainkan mobile phone dan MP3/iPod. Ulama berpendapat bahwa teknologi ini bagaikan dua mata pedang, dimana dapat menjadi baik bila digunakan oleh seorang yang baik dan dapat menjadi buruk jika digunakan untuk hal yang tidak baik. Perkembangan teknologi yang berpacu setiap harinya memberikan sebuah kesempatan inovasi dakwah bagi para pelaku dakwah di dunia.
Jika Anda melakukan pencarian situs di internet, bisa dilihat bahwa situs yang negatif lebih banyak ketimbang situs Islami. Google bahkan mengeluarkan data bahwa kata kunci yang paling sering digunakan di Indonesia adalah kata “porno atau sex”. Data ini tentu menyedihkan bagi diri kita, para pelaku dakwah kampus, yang memiliki tanggung jawab untuk membuat perubahan di masyarakat.
Cara untuk melawan fenomena ini bukanlah hanya dengan menuntut pemerintah untuk memblokir situs yang berbau pornografi, akan tetapi juga dengan menambah situs yang berisikan nilai Islam. Kuncinya adalah menjadikan pengetahuan dan informasi sebagai kekuatan. Pelaku dakwah masa kini perlu mengadaptasi teknologi dunia maya untuk keperluan dakwah Islam. Dengan demikian internet atau dunia maya akan semakin bersih dari kontaminasi situs buruk dan tercerahkan oleh cahaya Islam.
Dakwah di dunia maya memiliki banyak keunggulan yang bisa melengkapi dakwah kita di dunia nyata. Keunggulan-keunggulan tersebut antara lain:
-
Hemat biaya
-
Optimasi desain pada publikasi
-
Pendekatan masif
-
Mudah digunakan
-
Penyebaran cepat dan bersifat personal
-
Menyentuh objek dakwah yang apatis (malas menghadiri acara dakwah)
Keunggulan ini seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh LDK untuk mengembangkan area dakwahnya di kampus dan mengajak lebih banyak lagi mahasiswa untuk bergabung dalam pembinaan yang telah disiapkan.
Meski demikian bukan berarti dakwah di dunia maya tidak memiliki kekurangan yang perlu diantisipasi oleh para pelaku dakwah. Dakwah di dunia maya tidak memungkinkan adanya tatap muka yang membuat kita tidak bisa mengetahui dengan persis ekspresi dari objek dakwah. Terkadang juga ada spam atau hacker yang membuat citra dakwah yang kita lakukan rusak. Namun demikian segala kekurangan ini bisa diselesaikan jika telah kita antisipasi sejak awal.
Keuntungan besar dari dakwah di dunia maya adalah hampir semua fasilitas media yang ada bersifat gratis, sehingga daripada media tersebut digunakan untuk hal yang tidak bermanfaat, maka lebih baik digunakan untuk kebutuhan dakwah. Berikut akan saya paparkan beberapa metode yang bisa dilakukan oleh para aktivis dakwah kampus untuk mengembangkan dakwahnya di dunia maya.
Jejaring sosial di dunia maya semakin pesat perkembangannya. Pada akhir bulan Juni 2010 bahkan situs jejaring sosial terbesar facebook telah mengklaim bahwa ia memiliki 500 juta pengguna yang tersebar di seluruh penjuru dunia. Selain itu masih ada pula twitter, plurk atau situs jejaring sosial lama seperti friendster.
Ada empat langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk memanfaatkan jejaring sosial ini untuk berdakwah, yakni:
-
Memperkuat identitas diri
-
Memperbanyak teman/pengikut
-
Membangun komunitas
-
Menyebarkan nilai Islam
Tahapan ini berlaku untuk semua jenis jejaring sosial yang ada. Dengan cara sederhana ini seorang aktivis dakwah bisa berdakwah di depan komputer di rumah masing-masing. Metode dakwah ini juga bisa memberikan kesempatan berdakwah yang besar bagi para aktivis dakwah yang cenderung introvert atau pemalu karena dakwah di dunia maya tidak menuntut seseorang untuk bertatap muka.
Contoh: Implementasi dengan menggunakan facebook.
Langkah pertama adalah dengan memperkuat identitas diri. Meski di dunia maya Anda bisa menjadi siapapun yang Anda inginkan bahkan dengan karakter yang bertentangan dengan diri, tetapi untuk menjalankan kegiatan dakwah di dunia maya, Anda perlu menjadi sosok dengan karakter yang Islami. Dengan itu teman-teman dunia maya Anda akan mengenali Anda dengan karakter tersebut. Memperkuat identitas diri ini akan sangat menentukan tipe teman-teman yang mendominasi jaringan pertemanan kita di jejaring sosial.
Bentuk penguatan identitas diri dapat dilakukan dengan penyesuaian foto profil, kata-kata yang terucap di jejaring sosial, serta rekaman kegiatan yang dilakukan. Sebutlah anda menamakan diri anda Aktivis Dakwah Facebook dengan foto profil Al Qur’an, dan memiliki interest dalam membaca Qur’an, mentoring, dan sebagainya.
Langkah kedua adalah memperbanyak teman. Teman pun alangkah baiknya jika dipilih dengan baik agar yang menjadi teman Anda dalam situs jejaring sosial adalah mereka yang memang tepat untuk menjadi objek dakwah di dunia maya. Karena Anda memiliki kesempatan untuk memilih teman, maka gunakan kesempatan ini agar dakwah Anda lebih optimal. Pastikan pula bahwa teman anda adalah orang yang anda kenal untuk memudahkan tindak lanjut. Namun bila tujuan dari dakwah dunia maya yang Anda lakukan adalah untuk hal yang bersifat masif, maka tidak masalah jika teman Anda di jejaring sosial tidak Anda kenal secara pribadi di dunia nyata.
Langkah ketiga adalah dengan membuat komunitas dalam bentuk groups, atau fanpage. Dengan fasilitas ini Anda bisa membuat komunitas yang akan menjadi tempat menyampaikan syiar Islam dengan terfokus pada teman yang sudah bersedia untuk didakwahi. Contoh-contoh grup yang telah ada antara lain: “1 Juz 1 Hari”, “Ayo Mengaji”, atau “Perjalanan Qur’an”. LDK sebagai sebuah lembaga juga bisa membuat grup sendiri agar memudahkan syiar yang dilakukan.
Langkah keempat adalah menebar nilai Islam itu sendiri dengan berbagai cara, dari cara sederhana seperti mengubah status dengan kalimat yang baik, menyebar tausiyah panjang melalui pesan yang dikirim secara personal ke setiap teman, maupun dengan men-tag catatan dan foto yang memiliki nilai Islami kepada teman-teman Anda.
Dakwah dengan jejaring sosial merupakan sebuah trend baru dalam dunia dakwah kampus. Dengan cara ini pula setiap kader dapat melakukan dakwah secara mandiri di depan komputer masing-masing. Selain itu dakwah dengan jejaring sosial ini juga memberikan kesempatan kepada para aktivis dakwah untuk belajar menulis dan menginspirasi dengan kata.
Blog dan website memiliki keunggulan lain ketimbang jejaring sosial yaitu kemampuannya untuk bisa masuk dalam search engine sehingga tulisan kita dapat dinikmati tidak hanya dalam waktu pendek akan tetapi dalam jangka waktu yang lebih lama. Dakwah di blog/website bersifat lebih masif walau cenderung tidak personal.
Dakwah dengan blog/website membutuhkan keahlian khusus di bidang desain dan menulis. Dari blog/website ini seseorang atau suatu kelompok aktivis dakwah kampus dapat menuliskan segala hal dengan bebas dan menjadi bagian dari kontributor opini Islam dalam persaingan mesin pencarian google, yahoo! atau bing. Pengguna internet bisa mengakses situs yang Anda buat hanya dengan mengetk kata kunci tertentu seperti: dakwah, Islam dan sebagainya.
Dakwah dengan blog/website juga memberikan kesempatan untuk menerbitkan sebuah buku. Pengalaman saya menulis buku selalu bermula dari kumpulan tulisan di blog yang nantinya dikumpulkan dan diedit sesuai kebutuhan kemudian dicetak menjadi sebuah buku. Meski demikian, salah satu syarat yang perlu anda pahami bahwa dengan menulis di blog/website, semua tulisan yang anda telah sampaikan telah menjadi milik bersama yang bisa disebar luaskan dan dikembangkan oleh siapapun.
Dakwah dengan email dan mailing list yang juga sering disebut milis ini merupakan sebuah cara dakwah di dunia maya yang sederhana dan sangat personal. Anda hanya perlu menyiapkan konten dan menyebarkannya melalui email pribadi atau melalui portal mailing list yang memungkinan disebar kepada kelompok yang lebih besar.
Perhatian yang perlu diberikan adalah menindaklanjuti tulisan balasan dari orang yang merespon tulisan Anda. Tindak lanjut bisa dilakukan secara personal melalui diskusi singkat atau mengajak untuk menghadiri acara keislaman di dunia nyata. Selain itu perhatikan juga ritme atau tempo pengiriman pesan agar tidak jenuh dan bosan. Kebanyakan aktivis dakwah terlalu bernafsu untuk menyebar tulisan hingga justru membuat tulisannya dihapus bahkan sebelum dibaca oleh objek dakwah.
Dengan persaingan operator yang semakin menghangat, tarif untuk melakukan SMS menjadi sangat murah. Sebagai seorang aktivis dakwah kita bisa memanfaatkan hal ini dengan seksama melalui pengiriman SMS secara personal kepada banyak orang. Jaringan SMS tausiyah, jaringan SMS tahajud wake up call, jaringan SMS inspirasi, dan sebagainya bisa dikembangkan dengan pesat. Meski demikian ada tata cara serta etika yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah memastikan bahwa orang yang Anda SMS adalah mereka yang sudah menyatakan diri siap menerima SMS. Jika tidak, maka Anda hanya akan menganggu kenyamanan seseorang dan justru kontraproduktif terhadap dakwah.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penyebaran SMS untuk syiar ini antara lain:
-
Buat mekanisme pendaftaran yang sederhana seperti:
sms_nama_nomor HP dan dikirim ke nomor tertentu,
-
Tentukan nomor khusus untuk menyebar SMS syiar ini,
-
Tentukan waktu rutin untuk pengiriman, jangan terlalu sering,
-
Variasikan isi SMS seperti ayat Al Qur’an, hadis, atau kata-kata bijak,
-
Isi SMS jangan terlalu panjang, maksimal 2 halaman SMS.
Dengan memperhatikan hal-hal di atas, diharapkan layanan SMS ini dapat nyaman diterima oleh objek dakwah dan diresapi isinya dengan baik..
Sebagai seorang aktivis dakwah kampus, tentunya penggunaan media dunia maya ini bukanlah hal yang asing. Justru menjadi sebuah tanggung jawab bagi seorang aktivis dakwah kampus untuk bisa menyediakan waktunya berkontribusi di dakwah dunia maya. LDK bisa saja mengeluarkan kebijakan kepada para kadernya untuk mewajibkan menyediakan waktu untuk berdakwah di dunia maya. Dengan demikian dakwah Islam akan kian terasa di dunia nyata dan dunia maya.
BAB 23
PARAMETER
KEBERHASILAN SYIAR
Alur Komunikasi Dakwah
Menganalogikan da’i sebagai penjual dan objek dakwah sebagai pembeli merupakan analogi yang tepat. Ketika produk dakwah kita tidak diterima oleh kalangan objek dakwah, maka janganlah menyalahkan mereka. Justru ini adalah kesempatan bagi kita untuk mengevaluasi dan memperbaiki produk dan pengemasan dakwah kita. Pada bab ini saya akan menyampaikan 5 parameter yang bisa digunakan dalam menilai apakah syiar kita sudah efektif, efisien serta handal.
Dalam melakukan perencanaan keuangan pada agenda syiar, LDK harus berpedoman pada nilai balance cashflow atau bahkan surplus cashflow. Dakwah butuh jihad, dan jihad butuh dana. Pendanaan yang baik akan membuat syiar kita optimal dan tidak terkesan dipaksakan. Syiar yang baik tidak harus mahal, namun haruslah cocok dan sesuai dengan kebutuhan objek dakwah. Pada situasi inilah LDK harus mempertimbangkan masalah dana, jangan sampai dana yang dibutuhkan terlalu besar, karena hanya akan menjadi beban yang membuat inovasi syiar menjadi terbatas
Sepatutnya sebuah LDK bisa menghasilkan sendiri uang dalam jumlah besar karena kebebasan finansial membuat LDK bisa mandiri serta independen dari pihak luar.
Apresiasi ini adalah tanggapan atau respon dari semua stakeholder yang berkaitan dengan agenda yang diadakan. Apresiasi pertama tentu dilihat dari peserta agenda. Apakah mereka puas dan senang dengan agenda yang diselenggarakan. Sebab, tujuan syiar adalah mentransformasi objek dakwah yang masih belum tahu menjadi tahu. Penilaian termudah dalam menilai apresiasi adalah dengan melihat respon mahasiswa lain yang sering mengikuti kegiatan syiar. Dalam hal ini peran data sangat penting untuk digunakan dalam mengevaluasi agenda dakwah.
Apresiasi lainnya dilihat dari stakeholder lain seperti pengisi acara, pihak yang diajak kerjasama, dana, donatur, dan lain sebagainya. Apresiasi dari mereka sangat penting karena tanpa mereka agenda dakwah ini tidak akan dapat berjalan dengan lancar.
|