Mencapai Keimanan dengan Logika



Yüklə 1,34 Mb.
səhifə4/14
tarix26.10.2017
ölçüsü1,34 Mb.
#14189
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   14

Berislam secara total

Ummat Islam diperintahkan untuk menggunakan dan menjalankan Islam secara keseluruhan dalam segala kehidupannya. "Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara total, dan janganlah kamu ikuti langkah syetan. Sesungguhnya syetan itu musuh yang nyata bagimu (QS 2:208)". Dengan demikian, seorang muslim yang sesungguhnya adalah yang menggunakan Islam sebagai dasar hidupnya, menggunakan Al-Qur'an dan As-Sunah sebagai referensi dari semua tindakan, pikirannya dan perasaannya. Dan semua aturan Allah itu diterapkan dalam semua segi kehidupannya, baik dalam mencari nafkah, bergaul dengan sesama manusia, termasuk juga cara berbusana dan gaya hidupnya. Seorang muslim yang benar-benar tunduk pada undang-undang Allah tidak hanya merasa dan menggunakan Islam di dalam masjid ketika sholat atau di saat pengajian saja. Sholat dan tadarus Al-Qur'an tidak hanya ketika bulan Ramadhan saja. Akan tetapi di manapun ia berada, kapanpun juga, ia selalu mematuhi aturan terbaik buatan Allah, dan tidak menentang aturan yang telah ditetapkan Allah.

Orang yang beriman pada Allah tiada pernah melalaikan sholat lima waktu, sebagai sarana komunikasi dengan Sang Pencipta, di tengah-tengah tugasnya sekalipun. Orang yang beriman juga tidak akan memakan barang yang haram atau menggunakan cara yang haram untuk mencari rejeki. Bila tiap hari ia tak pernah lupa membaca koran, ia sempatkan juga membaca, merenungi dan memahami ayat-ayat Allah, baik yang tertulis (Al-Qur'an) maupun yang tak tertulis (alam semesta). Bila ia selalu punya waktu untuk menikmati acara TV, setiap hari ia luangkan juga waktu untuk menambah pemahamannya tentang Islam. Bila ia punya waktu untuk memikirkan kepentingannya sendiri, ia juga berusaha untuk membantu saudaranya yang lain.

Singkatnya, seorang muslim yang sejati senantiasa berusaha mematuhi aturan Allah di mana saja, kapan saja dan dalam keadaan apapun juga. Ia mengisi hari-harinya dengan hal yang bermanfaat, sesuai apa yang diperintahkan Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah. Dan segala yang dikerjakannya tidak hanya untuk kepentingan hidup di dunia saja, namun juga untuk mencari bekal untuk kehidupan yang lebih kekal di akherat kelak.


Hakekat Syetan dan Jahiliyah
Wibawa Islam akan hancur sedikit demi sedikit

bila di kalangan Islam tumbuh orang-orang yang tidak mengetahui hakekat jahiliyah.

('Umar ibn Khattab)
Hakekat Syetan adalah Pembangkangan

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan pada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) ... (QS. 6:112)

Syetan adalah makhluk Allah dari golongan manusia dan jin yang membangkang perintah Allah. Syetan dari golongan jin disebut iblis. Iblislah yang pertama membangkang perintah Allah untuk menghormat Adam.



Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Rabbnya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. 18:50)

Hal ini dilakukan iblis karena harga dirinya yang berlebihan, yang menumbuhkan rasa sombong, sehingga tidak mau menerima kebenaran. Bukankah iblis mengetahui pasti keberadaan Tuhan, dan bahkan telah langsung berkomunikasi dengan-Nya? Jadi sebenarnya iblis mengetahui yang benar, namun egonya terlalu besar, dan ia telah menuruti hawa nafsunya itu.

Karena itu syetan dari golongan manusia, adalah manusia-manusia yang sebenarnya sudah tahu mana yang benar, tapi mereka tidak berbuat sesuai dengan pengetahuannya. Mereka tahu bahwa shalat itu wajib, tapi mereka membangkang tidak mau shalat. Padahal shalat adalah sujud kepada Allah. Bukankah iblis telah dilaknat hanya karena membangkang perintah sujud ke Adam?

Jelaslah kini, bahwa hakekat syetan bukanlah hantu-hantu yang menakut-nakuti orang di kuburan, tapi bagi kita terutama, adalah orang-orang yang membangkang perintah Allah, syari'at Allah, hukum-hukum Allah, sekalipun mereka mengetahuinya. Mereka mengajak manusia berbuat boros, membuat kondisi sehingga manusia terjerumus ke dalam zina, khamr, judi, permusuhan dan sebagainya.

Syetan-syetan inilah yang lebih berbahaya bagi aqidah kita, karena kita sering tidak menyadari kehadirannya, karena mereka sering berkedok penyair, bintang TV, pemimpin, bahkan ulama.
Hakekat Jahiliyah adalah Berbuat Irrasional

Aqidah Islam (keyakinan adanya Allah, Muhammad saw adalah utusan-Nya, dan Qur'an adalah wahyu Allah) dibangun dengan rasio dan logika. Setelah itu, maka semua yang berasal dari Nabi dan Qur'an harus diterima, meskipun pada suatu masa mungkin belum bisa difahami. Namun secara prinsip, alur kepercayaan ini logis.

Lain halnya dengan kepercayaan yang tidak memiliki dasar-dasar rasional. Pada zaman Nabi, sebenarnya orang-orang Mekkah juga percaya adanya Allah. Tapi mereka merancukannya dengan kepercayaan dan kebiasaan buruk lainnya, hanya dengan alasan memenuhi tradisi. Hal ini tidak sekedar dengan memuja berhala atau menggunakan jimat, namun yang paling fatal adalah solidaritas golongan, yang tidak memandang benar salahnya.

Akibatnya, di zaman itu, banyak timbul perang suku atau kabilah, yang disebabkan oleh persoalan sepele (biasanya masalah harga diri). Pada zaman itu berlaku slogan: "Dukunglah saudaramu, apakah ia penindas atau yang tertindas".

Maka tidaklah heran, bahwa salah satu hal yang ditanamkan Nabi setelah aqidah adalah ukhuwah Islamiyah - ukhuwah yang dibangun dengan dasar kebenaran, dan bukan dengan dasar golongan, baik itu mulai dari keluarga, suku, ras maupun bangsa!

"Barangsiapa menyerukan nasionalisme, dia bukan termasuk kita. Barangsiapa berperang atas dasar nasionalisme, dia bukan termasuk kita. Dan barangsiapa mati dalam nasionalisme, dia bukan termasuk kita" (HR Abu Dawud & Tirmidzi).

Karena itu, dalam masalah solidaritas, kita harus memperhatikan duduk permasalahannya. Kita harus menilai kebenaran lepas dari apakah pihak yang membawanya itu satu suku, satu agama, satu ras atau satu golongan dengan kita. Karena kebenaran tidak pandang bulu.

Pada zaman Nabi pernah terjadi, seorang Muslim bersengketa dengan seorang Yahudi, sementara si orang Yahudi ini sebenarnya di pihak yang benar. Si orang Muslim ini mengadu kepada Nabi, dengan harapan bahwa Nabi akan berpihak padanya, dan hampir saja Nabi berbuat demikian. Namun Allah kemudian menurunkan wahyu yang memberi tahu duduk permasalahannya, sehingga Nabi pun akhirnya memenangkan orang Yahudi itu.

Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, dan menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. 5:8)

Shalat Fondasi Utama
Bacakanlah apa yang diwahyukan dari kitab (Al Qur'an) kepadamu dan dirikanlah shalat

Sesungguhnya shalat itu mencegah orang berbuat keji dan munkar.

Dan mengingat Allah adalah yang paling penting (dalam kehidupan )

Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Al Ankabut:45
Shalat adalah salah satu bentuk ibadah dalam Islam. Shalat telah diperintahkan Allah kepada umat-Nya sejak jaman sebelum Muhammad saw diutus sebagai rasul. Umat-umat Nabi Ibrahim, Ismail, Ishak dan juga umat Isa telah diberi perintah shalat. Kita, umat Muhammad saw juga menerima perintah untuk menunaikan ibadah shalat.
Wahyu perintah Shalat langsung dari Allah

Berbeda dengan wahyu Allah yang lain yang disampaikan dengan perantaraan Malaikat Jibril, Rasulullah menerima perintah shalat langsung dari Allah. Beliau menerima perintah shalat ketika Allah memperjalankan beliau dari bumi ke Sidratul Muntaha, perjalanan yang kita kenal dengan peristiwa Isra' dan Mi'raj.


Shalat adalah doa yang caranya ditentukan

Menurut bahasa, shalat berarti doa. Sedang menurut istilah, shalat adalah suatu ibadah yang waktunya telah ditentukan, yang terdiri atas rangkaian gerakan yang diawali dengan takbiratul ikram dan diakhiri dengan salam. Shalat merupakan bentuk nyata penyerahan total dan ketundukan manusia kepada Sang Pencipta, perwujudan kesadaran insan akan kebesaran dan kekuasaan Ilahi.

Shalat wajib dikerjakan oleh semua muslim yang telah mukallaf (akil baligh) pada waktu yang telah ditentukan, sebagaimana disebutkan dalam surat An Nisa ayat 103: .....Sungguh shalat itu diwajibkan atas orang mukmin, pada waktu yang telah ditentukan. Kita wajib melaksanakan shalat setiap hari berdasarkan firman Allah dalam surat Al Isra' ayat 78 yang berbunyi sbb:

Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat Subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).

Berdasarkan hadits, kita ketahui bahwa dalam sehari semalam kita melaksanakan shalat wajib 5 kali: Shubuh, Dhuhur, Ashar, Maghrib dan Isya'.


Wajib Shalat dalam situasi apapun

Kewajiban melaksanakan shalat berlaku sepanjang masa, sejak usia akil baligh hingga ajal menjemput kita. Keharusan menegakkan shalat juga tidak terikat oleh keadaan dan suasana. Dalam keadaan perang pun kita tetap harus mengerjakan shalat, demikian pula ketika sedang sakit ataupun dalam perjalanan. Tentu saja pada kondisi-kondisi khusus tersebut pelaksananaan shalat berbeda dengan pada kondisi biasa. Allah telah memberikan aturan yang jelas dan kemudahan agar manusia tetap dapat menegakkan shalat dalam keadaan bagaimanapun juga, seperti firman-Nya dalam surat An Nisa' ayat 101-103 dan Al Baqarah ayat 238-239.


Ibadah tanpa Shalat tidak ada artinya

Bagi seorang muslim, shalat memiliki makna yang sangat penting. Shalat merupakan mi'rajnya seorang muslim. Dan shalat pulalah yang membedakan antara seorang muslim dengan orang yang kafir. Lebih dari itu, shalat merupakan bukti ibadahnya kepada Allah. Sa'id Hawwa mengatakan bahwa seseorang tidak dianggap menunaikan ibadah kepada Allah tanpa mendirikan shalat, karena shalat merupakan dasar praktis dan teoritis seluruh bagian ibadat. Dalam sebuah hadits ditegaskan "Shalat itu tiang agama. Barang siapa menjalankan shalat, berarti ia menegakkan agama. Dan barang siapa meninggalkan sholat, berarti ia merobohkan agama". Dan kelak di alam akherat, shalatlah amalan pertama yang akan ditanyakan sebelum ditanyakan amalan lainnya.

Orang-orang yang senantiasa memelihara shalatnya oleh Allah dimasukkan ke dalam golongan orang yang beruntung, dan baginya surga dan kemuliaan (Al-Mu'minun:1-2,9,11, Al-Ma'arij:34-35). Sementara orang yang melalaikan shalat akan dimasukkan ke dalam neraka Saqar seperti yang difirmankan Allah dalam surat Al Mudatstsir:42-43.
Shalat mengingatkan akan tanggung jawab

Ketika sorang muslim sedang menjalankan shalat maka ia sedang mengadakan dialog langsung dengan Khaliqnya. Ia sedang menjalin komunikasi dengan Penciptanya. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa saat sujud merupakan saat terdekat seorang hamba dengan Tuhannya. Shalat merupakan sarana untuk selalu mengingat Allah, seperti firman Allah dalam surat Thaha:14:



Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku.

Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku.
Dalam Al Ankabut :45 Allah menegaskan bahwa mengingat Allah adalah bagian yang terpenting dalam kehidupan. Dalam surat tersebut juga disebutkan bahwa shalat itu dapat mencegah seseorang dari mengerjakan perbuatan keji dan mungkar. Seseorang yang selalu menegakkan shalat akan sadar bahwa segalanya akan dimintai pertanggungjawaban, sehingga ia berusaha untuk selalu mengerjakan kebaikan.

"Menegakkan" tak sekedar "melaksanakan"

Bila kita perhatikan, semua perintah Allah tentang shalat tidak menggunakan kata-kata melaksanakan shalat, akan tetapi mendirikan atau menegakkan shalat. Mengapa? Karena yang diperintahkan kepada umat-Nya tidaklah sekedar mengerjakan shalat saja, akan tetapi juga diiringi dengan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari. Artinya kita tidak hanya tunduk dan sujud kepada Yang Maha Kuasa pada saat tiba waku shalat saja. Komunikasi yang kita jalin dengan Sang Pencipta tidak hanya saat adzan berkumandang. Ketaatan kita pada aturan Allah bukan pada saat sajadah tergelar di hadapan kita saja. Ingatan kepada Yang Maha Pengasih tidak hanya saat doa kita lantunkan dan tangan kita tadahkan.

Menegakkan shalat berarti setiap saat kita tunduk dan sujud kepada Allah , saat waktu shalat tiba maupun antara waktu shalat. Setiap menit kita ingat kepada Sang Maha Pencipta alam dan seisinya. Setiap detik kita senantiasa berdialog dengan Allah, melalui aktifitas-aktifitas kita yang sesuai dengan aturan Allah.
Bila Shalat dikerjakan dengan benar

Seorang muslim yang mendirikan shalat senantiasa berkata-kata yang baik dan bermanfaat, tiada pernah berucap dusta ataupun membuat fitnah. Senantiasa berbuat amal shalih dalam kehidupannya. Tali silaturahmi senantiasa dia jalin. Dijauhkannya dirinya dari barang yang haram. Ayunan langkahnya setiap saat menuju tempat yang diridhai Allah. Pemikirannya selalu bersih, dan pekerjaannya diselesaikan dengan sungguh-sungguh. Dia mencari rezki dari jalan halal dan dia belanjakan hartanya di jalan yang ditentukan Allah. Selalu bersyukur atas apa yang diberikan Allah kepadanya. Manjauhkan diri dari iri hati dan dengki. Ia tinggalkan berbuat kerusakan. Ia ajak manusia kepada kebenaran dan kebaikan, dan ia cegah kemungkaran.

Orang yang benar-benar mendirikan shalat akan terjauhkan dari perbuatan keji dan munkar. Mereka akan benar-benar memelihara hidupnya, sehingga akan kita dapati mereka sebagai sosok yang selalu menjalankan syari'at Allah. Orang-orang yang shalih yang selalu membawa manfaat bagi orang-orang di sekelilingnya.

Marilah kita tegakkan shalat. Marilah kita kerjakan shalat dengan sempurna, dengan seluruh jiwa raga benar-benar kita pusatkan pada-Nya, seperti perintah Allah dalam surat Al A'raf ayat 29: ...Dan luruskanlah dirimu disetiap sembahyangmu, dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya...

Mari kita laksanakan shalat dengan baik, dengan menghadirkan hati, dengan membangun kesadaran bahwa kita sedang menghadap Dzat yang menjadi tempat kita bergantung. Hati kita ikutkan ruku' dan sujud manakala badan kita tundukkan untuk ruku' dan sujud. Kita pahami apa yang kita ucapkan saat shalat. Hati turut memahami bacaan yang kita lantunkan. Ya, kita shalat dengan penuh kesadaran dan segenap jiwa raga, seluruh fisik dan batin kita, agar tidak sia-sia shalat yang kita kerjakan, agar kita tidak termasuk orang yang celaka karena melalaikan shalat, yakni orang-orang yang shalatnya tidak berhasil mewarnai kehidupannya. Dalam surat Al Ma'un ayat 4-5, Allah berfirman:

Maka celakalah orang-orang yang shalat, yaitu orang yang lalai dari shalatnya.

-oOo-

Tips: sholat di luar rumah bila tidak ada masjid
Carilah tempat yang bersih dari najis. Ingat, sekedar debu bukanlah najis. Jadi tidak usah malu untuk sholat di antara rak buku di perpustakaan sekolah, di pinggir lapangan tennis, atau di taman. Mengapa harus malu untuk shalat, sedangkan orang yang telanjang di taman saja tidak malu...
Kalau anda di kendaraaan, anda boleh sholat sambil duduk di kendaraan.
Pakaian yang dipakai cukup yang suci dari najis dan menutup aurat. Maka jaga, jangan sampai pakaian kena najis (misalnya jilatan anjing). Bagi muslimah, sebaiknya bila bepergian jangan lupa membawa (atau mengenakan sekalian) pakaian yang layak dipakai shalat - ini tidak harus mukena, asal sudah memakai celana/rok panjang, baju lengan panjang, kerudung dan kaos kaki, sudah sah.
Sebaiknya ketika berangkat anda sudah wudhu di rumah. Namun di perjalanan wudhu bisa dilakukan di mana saja ada air. Cukup yang wajib-wajib saja, bila air terbatas. Air satu gelas cukup untuk membasahi muka, lengan sampai siku, menyapu rambut, dan mengusap kaki. Bila anda memakai sepatu, anda cukup mengusap sepatu anda (jadi tidak usah melepas sepatu).
Arah kiblat bisa diduga dengan peta, kompas, jam ASR (yang ada petunjuk kiblatnya) atau dari matahari. Ingat, di Eropa, titik kulminasi matahari selalu ada di arah selatan. Namun kalau tidak ada alat bantu, menghadaplah ke mana saja. Bukan arahnya yang penting, tapi kesungguhan shalat kita yang dinilai.
Waktu shalat bisa diketahui dengan jam dan jadwal. Kalau tidak tahu, ya dikira-kira saja. Perlu diketahui, Dhuhr dan Ashar bisa dijamak qashar jadi 2+2 rokaat. Sedang Maghrib dan Isya' bisa jadi 3+2. Yang jelas, Dhuhur dan Ashar harus dikerjakan setelah tengah hari sebelum matahari terbenam.

Marhaban Ya Ramadhan
Hai orang-orang beriman,diwajibkan atasmu berpuasa,

sebagaimana telah diwajibkan atas orang-orang sebelummu,

agar kamu bertaqwa

Al Baqarah : 183

Ramadhan, bulan yang mulia, kembali hadir di tengah kita. Bulan yang penuh rahmat ini kembali mengunjungi kita. Bulan yang didalamnya membawa banyak kebaikan, menyediakan pahala dan ampunan. Setelah berpisah setahun lamanya, dengan hati penuh kerinduan menanti-nanti datangnya bulan yang penuh berkah ini, pertemuan kembali ini janganlah kita sia-siakan. Sudah selayaknyalah kita menyambut kedatangannya. Rasulullah saw senantiasa menyambut kedatangan bulan Ramadhan dengan suka cita. Bila Ramadhan tiba, beliau bersabda: "Ramadhan tiba, selamat datang bulan yang mensucikan. Ramadhan datang kepadamu, bulan yang penuh berkah. Allah melimpahkan rahmat kepadanya dan menghapus segala kesalahan serta mengabulkan doa. Maka carilah kebaikan dirimu dari Allah".


Ramadhan yang penuh berkah
Ramadhan adalah bulan kemuliaan.

Di dalamnya turunlah petunjuk Allah bagi manusia, yaitu Al Qur'an, sebagai aturan yang akan memandu manusia pada kehidupan yang benar dan selamat. Dalam surat Al Baqarah ayat 185:



.....(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia, dan bukti-bukti yang jelas tentang petunjuk itu, dan pembeda (antara yang haq dan yang batil).
Ramadhan adalah bulan pendidikan.

Di dalamnya ada perintah menjalankan ibadah puasa, agar manusia bertaqwa, seperti firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 183. Ramadhan merupakan kesempatan emas untuk menjadikan diri kita sebagai insan yang bertaqwa, untuk meraih predikat termulia di hadapan Allah, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Hujurat ayat 13: "Sesungguhnya orang yang paling mulia diantaramu di sisi Allah adalah orang yang bertaqwa". Ketaqwaanlah yang dinilai oleh Allah, bukan tingginya jabatan, banyaknya pengalaman, bertumpuknya kemewahan atau perhiasan.


Ramadhan adalah bulan latihan pengendalian diri. Orang berpuasa wajib menahan diri dari segala yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenam matahari. Selain mengendalikan nafsu perut, menahan diri dari makan dan minum, kita juga mengendalikan lisan kita, perbuatan kita dan juga nafsu syahwat kita. Hakekat berpuasa adalah melatih kebersihan dan kesucian jiwa. Puasa merupakan dasar ibadat dan teori aktivitas pengendalian nafsu dalam rangka melaksanakan perintah Allah dalam Islam.

Ketika manusia berpuasa, ia akan mudah menjaga dirinya dan dapat mengendalikan nafsunya. Selain lisan, kita juga harus menjaga perbuatan kita agar puasa kita sempurna. Kita juga harus mengendalikan nafsu syahwat, sebagaimana diperintahkan Allah dalam surat Al Baqarah:187.


Ramadhan adalah bulan kebaikan. Setiap amalan di bulan Ramadhan mempunyai keistimewaan tersendiri, terutama ibadah puasa Ramadhan. Diberitakan oleh Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah bersabda: "Firman Allah ta'ala: Semua amal anak Adam untuknya, kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku-lah yang akan membalasnya".
Ramadhan adalah bulan peningkatan produktivitas. Bulan yang mulia ini memberi energi ekstra untuk meningkatkan amal perbuatan. Ramadhan bukan bulan untuk bermalas-malasan, memperbanyak tidur atau mengurangi aktivitas kerja. Rasul Muhammad saw dan para sahabat melakukan perang besar, Perang Badar, pada bulan ini, dan mereka meraih kemenangan gemilang atas kaum kafir. Jelas bagi kita, Rasulullah tidak mengendorkan semangat juangnya. Tidak ada alasan bagi kita untuk mengurangi jam kerja saat Ramadhan.
Ramadhan adalah bulan peningkatan solidaritas sosial. Di bulan ini, kaum muslim diwajibkan mengeluarkan zakat fitrah, berbagi rejeki agar orang yang tidak mampu turut merasakan kegembiraan di akhir Ramadhan. Kita juga diperintahkan untuk menyuburkan infaq dan sedekah, membelanjakan harta sebagai tabungan di hari akhir.
Ya, Ramadhan adalah bulan sangat istimewa. Tak heran bila para sahabat Nabi menginginkan, kalau bisa, seluruh bulan dalam setahun itu dijadikan Ramadhan .... Tidak inginkah kita meraih keistimewaannya?

Puasa yang Sehat dan Bermakna
Alhamdulillah kita masih beruntung menjumpai kembali bulan yang sangat mulia ini. Bulan yang penuh keberkahan. Bulan yang di dalamnya satu ibadah sunnah bernilai setara dengan satu ibadah wajib di luar bulan Ramadhan, dan satu ibadah wajib berpahala 700 kali dari biasanya. Bulan yang di dalamnya terdapat malam kemuliaan. Barang siapa malam itu digunakannya untuk beribadah, insya Allah pahalanya setara dengan ibadah yang dilakukan selama 1000 bulan berturut-turut.
Pahala ibadah puasa itu tak lain adalah syurga, yang kenikmatan di dalamnya tak pernah terkilas di dalam hati dan tak pernah terbayangkan oleh mata manusia, yang di dalamnya telah dihapuskan segala rasa iri, dengki dan perasaan-perasaan rendah yang ada di dunia ini.

Namun saudara-saudaraku semua, ibadah puasa ini hanya akan diterima oleh Allah, dan hikmahnya juga akan kita rasakan di dunia, bila dijalankan dengan benar dan ikhlas -tidak tercampur motif-motif lainnya. Betapa baginda Nabi bersabda: "Barang siapa tidak meninggalkan ucapan dusta dan amal jahat, maka Allah tidak butuh darinya lapar dan hausnya" (HR Bukhari).


Hukum dan Waktu puasa

Puasa Ramadhan wajib hukumnya bagi semua muslim yang telah aqil baligh. Puasa yang dilakukan sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari ini berlangsung sebulan penuh, dan bagi yang meninggalkan puasa pada bulan Ramadhan wajib membayarnya pada hari yang lain, sebagaimana firman Allah: (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan, (lalu ia tidak berpuasa) maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu, pada hari-hari yang lain. Dan bagi orang-orang yang tidak mampu menjalankan puasa, (sebagai gantinya) wajib membayar fidyah, yaitu memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS. Al Baqarah:184)


Keringanan yang diberikan Allah

Allah memberi keringanan boleh meninggalkan puasa pada beberapa golongan tertentu yaitu orang yang sudah tua renta, wanita hamil atau menyusui, orang sakit, orang yang dalam perjalanan. Orang yang sedang dalam perjalanan boleh meninggalkan puasanya sebagaimana diriwayatkan sbb: Hamzah bin Umar al-Islami pernah berkata pada Nabi saw, "Apakah aku berpuasa dalam bepergian, sedang aku adalah orang yang banyak berpuasa?". Lalu Nabi bersabda: "Jika kamu suka, berpuasalah, dan jika suka berbukalah" (HR. Imam yang enam).


Bagi orang seperti yang tersebut di atas diwajibkan mengganti puasa pada hari lain, dan bagi orang yang sudah tak mampu mengganti berpuasa pada hari lain, wajib membayar fidyah. Tanpa alasan yang dibenarkan syari'at, kita tidak boleh meninggalkan puasa Ramadhan barang satu hari pun, karena kita tidak akan dapat menggantinya sampai kapan pun: Barang siapa berbuka satu hari pada siang Ramadhan bukan karena melaksanakan rukhshah dan tidak pula karena sakit, maka tidak dapat menggantinya puasa satu tahun seluruhnya meskipun ia puasa satu tahun (HR. Bukhari dll).
Yang membatalkan puasa

Hal-hal yang membatalkan puasa adalah makan minum dengan sengaja dan bercampur dengan istri/suami pada saat belum tiba waktu berbuka, seperti dalam Al Baqarah ayat 187. Namun makan minum yang dilakukan tanpa sengaja tidak membatalkan puasanya. " Jika kamu lupa sehingga makan atau minum, hendaklah meneruskan puasanya. Sesungguhnya Allah telah memberimu makan dan minum" (HR. Bukhari Muslim)



Yüklə 1,34 Mb.

Dostları ilə paylaş:
1   2   3   4   5   6   7   8   9   ...   14




Verilənlər bazası müəlliflik hüququ ilə müdafiə olunur ©muhaz.org 2024
rəhbərliyinə müraciət

gir | qeydiyyatdan keç
    Ana səhifə


yükləyin